Mohon tunggu...
Nadhifa ItsnaMaulida
Nadhifa ItsnaMaulida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya seorang mahasiswa yang kini tengah mengambil jurusan Psikologi

We are never so defenseless against suffering as when we love - Sigmund Freud

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bermain Kreatif untuk Anak Usia Dini di Masa Pandemi Covid-19

25 Juli 2021   21:41 Diperbarui: 25 Juli 2021   22:25 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masa pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak 2020 menyita seluruh aktivitas semua orang tak terkeculai anak-anak. Kegiatan belajar mengajar dan bermain secara out door pun ditiadakan sementara untuk mencegah penularan virus Covid-19 tersebut. Alhasil, anak-anak yang semula dengan bebas dapat beraktivitas dan bermain di luar rumah, kini terpaksa harus beraktivitas di dalam rumah saja. Hal ini membuat para orang tua perlu memutar otak agar anak-anak tetap dapat bermain dengan lepas. Namun, seiring dengan sibuknya kegiatan orang tua, fenomena yang dapat dilihat adalah orang tua memberikan akses bermain gawai pada anak-anak secara bebas. Hal ini terjadi karena orang tua tidak selalu sempat untuk menemani anak bermain, sebagian menganggap gawai adalah benda yang cukup canggih dan praktis untuk bisa menemani anak-anak bermain. Padahal, penggunaan gawai juga cukup berbahaya apabila tidak diawasi secara ketat oleh orang tua.

Menjamurnya game online, membuat anak-anak semakin enggan untuk bermain secara offline di tengah pandemi seperti ini. Anak-anak menghabiskan banyak waktunya dengan screen time dan lebih sedikit minat untuk bermain sepak bola misalnya, dan jika ini tidak dikendalikan dengan baik oleh orang tua, kemungkinan besar anak dapat kecanduan bermain gawai. Banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan orang dewasa yang ada di rumah mendampingi anak-anak dapat saja mengganti permainan berbasis online dengan menciptakan mainan sendiri atau memberi kegiatan positif pada anak agar anak tidak terus menghabiskan seluruh waktunya dengan bermain gawai.

Bermain menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi anak-anak, terlebih di masa pandemi seperti ini. Namun, tentu orang tua dapat membuat permainan unik dan kreatif agar anak tidak mudah merasa bosan. Bermain kreatif dapat menggunakan benda-benda yang berasal dari rumah atau kita mengenal istilahnya dengan DIY, melibatkan anak secara langsung dan aktif untuk memilih, menentukan, membuat, dan memainkan alat permainan yang dibuat. Orang dewasa juga dapat mengajak anak bermain peran sesekali sehingga anak-anak tidak mudah bosan dan memiliki banyak permainan yang variatif di masa pandemi Covid-19 ini.

Hakikat Bermain Kreatif dan Manfaatnya untuk Anak Usia Dini 

Hurlock (1978, dalam Putro, 2016) menjelaskan bahwa kegiatan bermain kreatif merupakan kegiatan yang memberikan kesenangan serta kepuasan pada anak melalui aktifitas yang mereka lakukan sendiri. Masa pandemi Covid-19 yang melanda sejak 2020 membuat orang dewasa termasuk orang tua memilih untuk meminta anak-anak mereka bermain di dalam rumah, tak terkecuali bagi anak usia dini. Lalu, anak usia dini sendiri merupakan anak-anak yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik (Fadlillah, 2014, dalam Nurmawati, 2020). Harlock (1980, dalam Priyanto, 2014) menjelaskan bahwa anak usia dini dimulai setelah bayi yang penuh ketergantungan, yakni mulai usia 2 tahun sampai anak matang secara seksual. Sedangkan NAEYC (National Association Education for Young Children) mengemukakan bahwa anak usia dini adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia 0 -- 8 tahun (Priyanto, 2014).

Melihat maraknya orang dewasa lebih mudah memberikan gawai dan memberikan waktu screen time lebih banyak untuk buah hati, tentu ini dapat memberikan dampak negatif bagi anak. Tidak ada yang salah dengan memberikan watu untuk anak bermain gawai, tetapi ada baiknya orang dewasa melakukan pengawasan terhadap aktivitas bermain anak terlebih jika menggunakan gawai. Faktor utama dibalik orang dewasa memberikan anak-anak mereka bermain gawai adalah kondisi anak-anak yang tidak dapat bermain di luar rumah dan orang dewasa yang kesulitan mengajak bermain anak, sehingga gawai dapat dianggap menjadi media bermain paling praktis di masa pandemi ini. Namun, orang dewasa sebenarnya tetap memiliki pilihan agar anak-anak dapat bermain secara kreatif meskipun tidak dapat bermain di luar rumah. Orang dewasa dapat memanfaatkan alat-alat yang ada di rumah. Misalnya saja, ibu baru saja menyimpan sisa kardus tidak terpakai, dirigen tidak terpakai, botol, dan lain sebagainya. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh orang dewasa dalam menciptakan permainan kreatif untuk anak. Selain anak mendapatkan kesenangan dalam bermain, secara tidak langsung kemampuan berpikir serta motorik anak juga terasah.

Pada umumnya, anak-anak usia dini menyukai permainan yang bersifat ekploratif. Usianya yang masih belia dan masa-masa golden age, orang dewasa dapat memanfaatkan berbagai kesempatan dan media untuk menciptakan permainan sekreatif mungkin untuk anak. Hal kecil dapat dilakukan oleh Ayah maupun Ibu jika anak merasa bosan bermain, misalnya mengajak anak untuk bermain peran bersama atau menjadi tokoh kesukaan anak. Ayah atau Ibu juga dapat memasang papan tulis yang cukup besar dan membiarkan anak-anak mencorat-coret di papan tulis tersebut, atau juga Ayah dapat mengajak anak untuk membuat mobil-mobilan dari kardus tidak terpakai. Langkah paling awal adalah dengan melihat potensi dan memanfaatkan barang-barang yang ada dan tidak terpakai. Bermain ini tentu dapat memberikan banyak manfaat bagi anak (Achroni 2012, dalam Ardiyanto, 2017), yaitu:

  • Mendapatkan kegembiraan sera hiburan
  • Kegembiraan atau emosi yang bersifat positif dapat memberikan manfaat yang positif untuk anak dan berdampak baik untuk tumbuh kembangnya. Kebahagiaan serta hiburan yang didapatkan mampu menghindari munculnya stres pada anak dan bermanfaat juga untuk kesehatan fisik dan mental anak.
  • Mengembangkan kecerdasan intelektual
  • Aktivitas bermain membuat anak lebih banyak mengeksplorasi lingkungan sekitar sehingga anak akan banyak mempelajari tentang warna, suara, tekstur, fenomena alam, dunia flora dan fauna, dan lain sebagainya. Terlebih, bermain secara keratif akan membuat anak terbiasa untuk mengasah otaknya, belajar memecahkan masalah, dan semakin terlatih untuk mencari solusi kedepannya.
  • Mengembangkan kemampuan motorik halus anak
  • Kemampuan motorik halus merupakan kemampuan yang ada kaitannya dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil serta koordinasi mata dan tangan, seperti halnya menggunting, meanarik garis, melipat, menggambar, dan kegiatan lainnya. Hal ini sangat bagus untuk perkembangan motorik anak kedepannya. Misalnya saja, jika orang dewasa mengajak anak-anak untuk membuat permainan monopoli dari kardus bekas di rumah, maka anak akan lebih banyak melakukan aktivitas seperti menggunting, menggambar, mewarnai, dan ini sangat bagus untuk perkembangan motorik halusnya.
  • Mengembangkan kemampuan motorik kasar anak
  • Selain motorik halus, bermain juga dapat mengembangkan motorik kasar anak. Motorik kasar ini membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antara anggota tubuh, lebih berpusat pada otot-otot tubuh yang digunakan. Contohnya seperti berlari, berjalan, melompat, dan lain sebagainya.
  • Meningkatkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi
  • Kemampuan konsentrasi juga ada kaitannya dengan kemampuan kognitif anak. Beberapa permainan membutuhkan konsentrasi anak dan dengan ini, anak-anak akan banyak belajar dan memudahkan dalam penyelesaian-penyelesaian tugasnya.
  • Meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah
  • Kemampuan anak dalam memecahkan masalah sangat diperlukan dan penting agar ketika anak menemukan masalah atau kesulitan dalam hidupnya ia dapat mencari solusi untuk memecahkan masalah. Dengan bermain secara kreatif, anak akan dilibatkan untuk terus berpikir dan mencari tahu hal apa yang dapat dimanfaatkan untuk dapat dimainkan oleh mereka.
  • Mendorong spontanitas pada anak

Aktivitas bermain mendorong anak-ank untuk bermain secara spontan dan dituntut untuk berpikir dan bertindak cukup cepat pada permainan tertentu terutama permainan yang sifatnya kompetisi.

  • Mengembangkan kemampuan sosial anak
  • Bermain juga dapat mengembangkan kemampuan sosial anak, anak-anak bermain dengan teman sepermainannya. Tetapi, dalam kondisi pandemi seperti ini anak kesulitan untuk berinteraksi dengan teman sebayanya. Namun, orang dewasa tetap dapat membantu anak terkoneksi melalui daring dengan teman sebayanya lalu bermain berasama, bertanding bermain congklak misalnya dapat menjadi alternatif.
  • Meningkatkan kesehatan anak
  • Bermain juga mampu meningkatkan kesehatan anak. Anak-anak dalam bermain tentu lebih banyak aktivitas fisik yang dilakukan, seperti berlari, melukis, menggambar, dan lainnya yang menggerakkan anggota tubuh anak sehingga anak terhindar dari risiko penyakit seperti obsitas sejak dini dan penyakit berbahaya lainnya.

Selain itu Menurut Sujiani dan Bambang Sudjiono (dalam Setyawati, 2015), tujuan dari bermain kreatif ini adalah untuk memelihara perkembangan dan pertumbuhan optimal anak usia dini melalui permainan bermain kreatif, interaktif, serta terintegrasi dengan linkungan bermain anak. Kemudian, Lopes (dalam Setyawati, 2015) menjelaskan bahwa permainan kreatif diklasifikasikan sebagai berikut:

  • Kreasi terhadap objek berupa kegiatan bermain di mana anak melakukan permainan tertentu terhadap objek, seperti menggabungkan beberapa potongan benda menjadi mobil-mobilan.
  • Cerita bersambung berupa kegiatan bermain dimana guru memulai awal sebuah cerita kemudain anak menambahkan cerita selanjutnya seperti cerita dengan menggunakan buku besar.
  • Permainan drama kreatif berupa permainan dimana anak dapat mengekspresikan diri melalui peniruan terhadap tingkah laku orang, hewan, atau tanaman.
  • Gerakan kreatif berupa kegiatan bermain yang lebih menggunakan otot-otot besar seperti permainan aku seorang pemimpin dimana anak akan melakukan gerakan tertentu dana anak lain mengikutinya atau kegiatan membangun dengan pasir, lumpur, dan atau tanah liat.
  • Pertanyaan kreatif yang berhubungan dengan pertanyaan terbuka, menjawab pertanyaan dengan sentuhan panca indera, pertanyaan tentang perubahan, pertanyaan yang membutuhkan beragam jawaban, dan pertanyaan yang berhubungan dengan suatu proses atau kejadian.

Permainan Kreatif untuk Anak Usia Dini

Orang dewasa biasanya lebih banyak memiliki ide yang lebih kreatif daripada anak-anak. Untuk dapat memulai bermain kreatif apa yang dapat dilakukan dengan anak usia dini, orang dewasa dapat meninjau kembali barang-barang apa yang dapat digunakan untuk digunakan sebagai bahan pembuatan permainan. Misalnya terdapat kaleng, kardus,  botol atau mungkin teradapat benda seperti batang, dedaunan, biji-bijian dan hasil alam lainnya yang dapat dimanfaatkan dan dikreasikan bersama anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun