Mohon tunggu...
Nadia Basri
Nadia Basri Mohon Tunggu... -

Pembelajar, Economicholic, Love My Country Indonesia. (Study at The Business School, Bournemouth University, UK)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rupiah Melemah, Bukan Berarti Kita Kalah

3 September 2018   19:12 Diperbarui: 3 September 2018   19:33 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini (9/3) sama dengan hampir seluruh mata uang negara di seluruh dunia, rupiah melemah Rp14.745 di hadapan dolar AS Pemerintah jadi sasaran utama yang dianggap sebagai biang keladi melemahnya nilai rupiah tersebut. Padahal, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bukan semata-mata kegagalan Pemerintah.

Telah banyak pengamat yang mengatakan bahwa pelemahan rupiah akibat krisis global yang melanda Turki dan negara-negara di Amerika Latin. Selain itu, kebijakan Pemerintah AS untuk menaikkan suku bunga juga menjadi pemicu melemahnya rupiah.

Lagi pula, dampak ketidakstabilan ekonomi global ini tidak hanya dirasakan Indonesia. Negara-negara lain juga merasakan dampaknya, bahkan ada yang lebih parah dari kita. Mengacu Bloomberg (28/6), mata uang negara lain yang lebih parah dari Indonesia adalah Peso Argentina (33,71%), Lira Turki (17,15%), Real Brasil (14,3%), Rand Afrika Selatan (10,08%), Rupe India (7,15%), dan Peso Filipina (6,74%). Sementara itu, Rupiah HANYA terdepresiasi 5,71%.

Meski rupiah melemah, hal itu tidak berdampak signifikan di masyarakat. Harga kebutuhan pokok masih stabil karena Pemerintah berhasil menjaga tingkat inflasi.

Rilis BPS terbaru malah menunjukkan tingkat deflasi 0,05% sepanjang Agustus 2018. Ini berarti harga berbagai komoditas justru turun. Secara umum, inflasi Januari-Agustus 2018 sebesar 2,13%.

Di tahun politik seperti ini, apa pun akan jadi bahan "gorengan" bagi tim sukses, termasuk nilai tukar rupiah. Lalu, jika harga komoditas justru turun meski rupiah melemah, siapa yang dirugikan? Jika kita menengok ke media sosial, maka mereka yang mempermasalahkan nilai rupiah turun adalah para politisi atau buzzer yang sesungguhnya tidak merasakan imbas apa pun dari kondisi saat ini. Atau, mereka memang terpengaruh karena terbiasa membeli barang-barang impor dan vakansi ke luar negeri. Wallahualam.

Sebagai rakyat Indonesia, tidak pada tempatnya kita sibuk merongrong Pemerintah karena melemahnya nilai rupiah akibat krisis ekonomi global. Yang harus kita lakukan justru mendukung Pemerintah menyelesaikan persoalan ini. Toh Pemerintah tidak diam saja dan selalu terbuka atas apa yang terjadi dan langkah apa yang dilakukan.

Sebagai rakyat Indonesia, kita seharusnya mendukung Pemerintah dengan berbagai cara. Salah satunya adalah mengalihkan belanja kita dari barang-barang impor ke barang-barang produksi dalam negeri. Presiden kita telah menunjukkan contoh nyata dengan menggunakan baju dan sepatu produksi anak bangsa.

Kita juga harus optimis sehingga tidak memperburuk situasi politik Indonesia karena situasi politik yang buruk akan memengaruhi pasar.

Rupiah memang melemah, tapi kita tidak boleh kalah. Karena semakin pesimis kita, rupiah secara psikologis akan semakin melemah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun