Mohon tunggu...
Pendidikan

Strategi Membangun Karakter Siap Menghadapi Era Digital

5 Desember 2018   22:30 Diperbarui: 5 Desember 2018   22:31 1103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kebebasan informasi dan teknologi media semakin terbuka. Media komunikasi yang kini bermetamorfosis menjadi media digital perkembangannya semakin beragam, dapat dilihat dari perkembangan smartphone yang ada saat ini. Penyalahgunaan teknologi masa kini, dapat berakibat buruk bagi kehidupan pribadi dan sosial.

Di era digital sekarang, informasi tidak hanya tersedia di perpustakaan atau pusat informasi saja. Informasi dan berbagai pengetahuan lainnya saat ini semakin mudah diakses melalui berbagai media digital yang ada. Dapat dikatakan, dahulu orang mencari informasi, namun berbanding terbalik saat ini orang "malah" selalu dikejar informasi terlepas apakah itu informasi yang nyata adanya atau informasi palsu yang sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi keuntungan pihaknya sendiri.

Dunia digital dapat memberi manfaat jika digunakan untuk menebar kebaikan, namun banyak juga yang mrtabat nya hancur dikarenakan kesalahannya dalam menggunakan media digital yang ada. Tidak sedikit orang yang saat ini tertahan di dalam bui penjara, akibat tindakannya menjelek-jelekan seorang tokoh di sosial media.Menyebarluaskan kejelekan pihak lain adalah tindakan yang tidak terpuji. Atau yang sedang marak dan selalu tersebar bebas dari tahun ke tahun adalah kasus prostitusi online, dimana yang menikmati situs-situs seks online tersebut bukan hanya orang dewasa saja. Ironis nya, banyak dari kalangan anak-anak yang masih dibawah umur pun menjadi penikmat situs ini. Jadi, meski telah menguasai baca tulis namun pengguna Indonesia belum sepenuhnya memiliki kemampuan literasi digital.

Lemahnya budaya literasi saat ini menyebabkan manusia sulit untuk bernalar. Kesulitan bernalar inilah yang membuat masyarakat saat ini susah untuk berpikir jernih dan dan kritis menghadapi suatu persoalan yang ada. Alhasil, begitu mudah nya mereka termakan isu-isu provokatif dan hasutan yang datangnya dari berita-berita hoax yang saat ini sangat mudah diterima dan disebarluaskan. Kemampuan kita dalam bernalar, merupakan bekal utama dalam menghadapi era digital yang selalu dibanjiri oleh informasi masa kini. Nalar yang sehat akan membantu kita berpikir kritis dan menilai berita yang beredar saat ini secara obyektif .

Jika kita menemukan hujatan dan kata-kata kasar di media sosial, bisa dikatakan kita sedang melihat dialog antar orang-orang yang belum bisa menggunakan nalarnya. Kembali lagi, persoalan saat ini adalah bagaimana cara mendidik masyarakat agar menjadi lebih kritis. Jadi, selain penegakan hukum terhadap pembuat dan penyebar berita palsu (hoax) tersebut, kita juga perlu mengatasinya dari hulu; yaitu dengan edukasi dan literasi media digital di masyarakat.

Dari kenyataan ini, semakin ada tuntutan bahwa pribadi harus mampu memilah dan memilih informasi yang ada. Kemampuan memilah dan memilih media yang benar inilah disebut denga Media Literacy, atau Literasi Media (LM). Jenis media ini semakin berperan mendampingi kegiatan Literasi Informasi (Information Literacy). Perpaduan dua literasi ini oleh Unesco disebut Media and Information Literacy (MIL).

Maka dari itu pembelajaran literasi media digital dalam masyarakat diperlukan. Sekolah dan lingkungan masyarakat menjadi tempat yang tepat untuk memberikan edukasi literasi digital. Misalnya, pihak sekolah mengajak siswa dan siswi nya untuk menjadi pengguna media sosial yang crdas, yang mampu memilah dan memilih berita yang tersebar di internet apakah itu berita bohong atau berita benar. Selain itu, harus ada pemberitahuan mengenai alamat-alamat situs mana saja  yang tidak pantas untuk dikunjungi. Para siswa dan siswi tersebut harus memahami kebebasan informasi di satu sisi dan pelanggaran privasi di sisi lain. Kedua sisi harus dipahami agar terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Dalam masyarakat, literasi media digital bertujuan mengakses, memilah dan memahami berbagai jenis informasi yang berkaitan dengan cara meningkatkan kualitas hidup. Selain itu, mereka juga dapat menyampaikan berbagai aspirasi mereka melalui berbagai macam web yang telah ditentukan.

Pemerintah juga harus berupaya untuk mengurangi penyebaran berita palsu dengan cara menyusun undang-undang yang dapat menjerat para pelaku penebar hoax dan mengatur sanksi yang akan diberikan kepada siapa saja yang menyebarkan konten negatif. Kementrian Komunikasi dan Informatika semakin gencar mengedukasi masyarakat untuk meningkatkan literasi digital, salah satunya melalui Mudamudigital.Mudamudigital merupakan wadah bagi para generasi muda berbagi ilmu dengan para pakar digital di Indonesia. Para peserta juga diberikan fasilitas untuk "curhat" kepada para pakar tentang apa saja yang mereka hadapi di dunia digital zaman now.Tujuan utama dari Mudamudigital adalah membentuk generasi muda agar mempunyai kecerdasan literasi digital yang tinggi. Dengan cara itulah para generasi muda ini tidak dapat terpengaruh oleh berita-berita hoax yang dapat melunturkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Tak dapat dipungkiri, meningkatnya perkembangan pengguna internet di Indonesia memiliki dapat positif diantaranya meningkatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia. Tujuan ekonomi pun dapat terwujudkan melalui literasi digital dengan memberikan pemahaman mengenai transaksi online. Menyadari bahwa saat ini era e-commerce sedang bertumbuh, disarankan agar sebelum membeli sesuatu dari internet, sebaiknya kita memilih online shop yang terverifikasi dan dapat dipercaya. Walaupun harga yang ditawarkan dapat dikategorikan murah, tapi reputasi belum teruji, sebaiknya perlu diwaspadai. Tips  ini  diberikan untuk meminimalisir jumlah korban penipuan transaksi melalu internet. Bagi pengguna internet yang sudah terlanjur menjadi korban penipuan, agar sesegera mungkin membuat laporan kepada kepolisian. Bebekal bukti laporan dari kepolisian, korban bisa meminta agar bank membekukan sementara rekening sang pelaku penipuan.

Tindakan apa saja yang dapat kita lakukan agar tidak ikutan menyebarkan hoax? Berikut tips nya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun