Mohon tunggu...
nadalfizahra
nadalfizahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Karena kamu butuh banyak pengetahuan baru untuk dipelajari, jadi mari belajar bersama!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Bawah Guyuran Kaki Bromo

10 Agustus 2022   09:12 Diperbarui: 14 Agustus 2022   20:06 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Nja, ada yang sakit? Ada yang luka kah?” Tanyanya penuh ke khawatiran. 

Senja  yang terjatuh akhirnya menerima uluran tangan membantunya untuk berdiri. Senja terjatuh akibat ketidakseimbangannya. Untung tidak ada kotor yang terlalu parah pada pakaiannya. “Aku baik-baik aja kok. Makasi ya,” jawab Senja sambil tersenyum. Ada desiran hebat kala kalimat itu dilontarkan. Ada rasa hangat menggenggam rasa. Meski pertanyaan sederhana, biasa, dan tak mengandung unsur berlebih. Nyatanya, kesederhanaan yang menciptakan kebahagiaan tersendiri. 

Setelah melewati berbagai drama, akhirnya puncak Gunung Bromo menjadi nyata. Bukan sekadar harapan belaka. Perjalanan singkat penuh makna. Mengajarkan arti kebersamaan, kehangatan, menurunkan ego, mencoba berdamai dengan kenyataan, dan berbagai perjanalan yang akan terkenang di hari kemudian. Singkat. Tepi penuh makna. Rasa yang mulai menjalar namun tak memiliki arah  yang sama. Mungkin tidak untuk saat ini. Tapi, tak ada yang tau kemungkinan-kemungkinan semesta selanjutnya.

Senja menutup hari dengan senyum mengembang. Menatap langit-langit kamar yang menjadi saksi pertama rasa padanya perlahan tumbuh. Semoga kesempatan itu masih ada.

Teruntuk kamu,

Lelaki jaket hitam

        Dua lembar kertas putih ini adalah ungkapan rasa yang tak sampai pada pemiliknya. Kenang telah terlewati. Bayang senantiasa mengitari. Rasa yang hanya sebatas ilusi. Sedang apa kamu disana? Apakah sedang menatap rembulan seperti yang aku lakukan saat ini? Jika memang iya, bolehkah aku berharap harimu secerah sinar yang menghiasi diantara gugusan bintang di langit malam?

        Si jaket hitam. Lelaki pertama yang membawaku pergi bersama. Lelaki yang tak pernah ku kenal secara personal, hanya sebatas mengetahui Namanya saja. Permainan takdir yang mengantarkan ku pada sebuah jebakan semesta untuk mengenalmu secara tidak sengaja. Meski tak banyak yang aku tau tentang kehidupan yang sedang kamu jalani. Tapi bolehkah aku berharap ada suatu hari dimana lisanmu akan dengan senantiasa berbagi kisah indah itu? 

        Si jaket hitam. Kenangan di bawah guyuran kaki bromo adalah selembar jejak dalam kenangan yang tak akan terlupa. Menerobos pekatnya malam, meringkuk di balik kain melawan angin, berlindung di bawah rintik hujan, hingga menggenggam medan berat untuk sampai pada tujuan. Love language kita yang membuatku jatuh pada pesonamu. Bolehkah aku berharap bahwa kamu adalah 0,1% lelaki langka di zaman ini?

        Si jaket hitam. Mungkin rasa menyukai belum sepenuhnya pantas untuk menggema. Rasa itu ada. Perasaan itu nyata. Tapi, apakah ia hanya semu atau sebatas tamu yang datang lalu Kembali pulang? Waktu dengan pasti penggenggam jawaban terbaik. 

        Si jaket hitam. Terima kasih telah mau mengukir sejarah di kaki bromo bersama. Meski taka da rasa yang tertaut, meski pertemanan masih menjadi budak diantara kita, meski senyum simpul manis itu masih menjadi milik bersama, rasanya cukup bagiku untuk mengenang serpihan kebersamaan ini. 

        Sekian kisah ini, Terima kasih. 

Dari aku,

Partner Bromo Mu 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun