Mohon tunggu...
Nadaa Haniyyah
Nadaa Haniyyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Makhluk bumi

The pursuit of success, live fully without compromise

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siapa Bilang Wanita Tak Harus Pintar?

11 Juni 2021   22:30 Diperbarui: 11 Juni 2021   22:31 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekarang ini masih banyak orang yang berpendapat bahwa perempuan tidak perlu berpendidikan tinggi. "Nantinya juga wanita hanya akan berperan sebagai ibu rumah tangga. Maka jika hanya berdiam diri di rumah, untuk apa berpendidikan sampai S2". Begitu kata sebagian masyarakat yang masih berpikir seolah peran sebagai ibu tidak perlu memiliki latar belakang pendidikan tinggi.

Pertama, dalam islam sendiri ibu disebutkan sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya. Seorang 'guru' yang akan menjadi pengajar sejak seorang anak berada di dalam kandungan. Tentu saja sebagai seorang 'pengajar', ibu perlu berpengetahuan tinggi dan berwawasan luas. Malah dengan menjadi ibu perempuan dituntut harus memiliki banyak ilmu yang kelak akan diajarkan kepada anak-anaknya.

Kedua, menuntut ilmu dan menjadi manusia yang berpendidikan adalah hak setiap orang, termasuk perempuan. Perempuan berhak mengembangkan potensi dan kemampuannya untuk kemaslahatan ummat, atau paling tidak untuk keluarganya.

Saya pribadi merasa bahwa anak saya kelak tidak dapat memilih siapa orang tuanya, maka tugas saya adalah menjadi pribadi yang baik dan perempuan yang cerdas agar memiliki ilmu yang diperlukan, baik ilmu dunia maupun ilmu agama. Sehingga di kemudian hari dapat memilih pasangan hidup yang tepat dan kelak dapat mendidik anak saya dengan baik. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. Hal itu selalu saya pegang dan saya jadikan lecutan jika rasa malas menghampiri saya selama proses belajar. Terlepas dari apa pun peran yang dipilih, perempuan berhak berpendidikan. Harapannya adalah kelak dari perempuan-perempuan cerdas dapat dilahirkan anak-anak yang cerdas pula, yang dapat menjadi qurratu a'yun dan berguna bagi negara serta agama.

Pintar tidak selalu didefinisikan sebagai kuliah hingga ke negeri Cina dan ikut konferensi tingkat dunia. 'Pintar' juga memiliki banyak bidang. Tidak hanya ilmuwan yang dikatakan pintar, chef handal juga bisa dikatakan sebagai orang yang pintar. Setiap orang punya bidang 'pintar'-nya masing-masing. Maka tugas kamu hai wanita yang membaca ini adalah, temukan siapa kamu dan jadilah pintar seperti maumu. Pastikan apa yang kamu pelajari mampu membimbing kamu menjadi sosok yang berguna, berdaya, juga bermanfaat bagi sesama.

Semangat selalu, jangan menyerah jika bertemu rintangan. Seperti untaian kalimat yang masyhur milik Ali bin Abi Thalib, "Angin tidak berhembus untuk menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akarnya". Mari luruskan niat dan bulatkan tekad untuk menjadi wanita cerdas yang memberi kemashlahatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun