Mohon tunggu...
Nabilla DP
Nabilla DP Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Ibu dua anak yang doyan bepergian. Ngeblog di bundabiya.com dan bundatraveler.com.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Ikan Asin Rumah Raisya, Santapan Lezat Pemantik Rasa Bahagia

30 Januari 2022   10:35 Diperbarui: 30 Januari 2022   18:32 2878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikan asin Rumah Raisya (dok: Echa)

Mbak Echa adalah salah satu ibu rumah tangga yang terdampak pandemi. Ia harus pulang kampung dari Bintaro ke Situbondo. Bisnis dekorasi balon yang sudah laris harus ia tinggalkan, lantaran perubahan perilaku pasar tak lagi menjanjikan. Akan tetapi, Mbak Echa bukanlah orang yang gemar bersedih hati. Dengan cepat ia melihat potensi besar di Situbondo berupa produksi ikan asin yang gurih dan pengolahan otentik secara turun temurun. Ia meraih peluang itu dengan menjual produk baru berupa aneka ikan asin di toko online Rumah Raisya. Bisnis yang ia jalani berdua dengan suami ini berjalan lancar dan memberi pemasukan yang likuid untuk keluarga. Pada satu sisi, pelanggan Rumah Raisya juga bahagia karena bisa makan ikan asin yang bergizi, lezat, dan harga yang murah. Kebahagiaan ganda ini tidak akan terwujud tanpa adanya JNE yang menjadi perantara.

***

Saya mengenal Mbak Echa dari sebuah komunitas bloger. Mbak Echa merupakan potret emak-emak milenial yang gesit. Di sela waktu mengurus keluarga dan ngeblog, dia masih bisa menjalankan bisnis jasa dekorasi balon yang telah ia mulai pada tahun 2018. Sayangnya, pandemi memukul mundur Mbak Echa dari Bintaro. Ia dan keluarganya memilih untuk pulang ke kampung halaman di Situbondo. Mbak Echa harus lekas memutar kemudi karena bisnis dekorasi balon yang lekat dengan karakter konsumen metropolitan tidak bisa ia terapkan di daerah pesisir.

Ia mengamati geliat bisnis ikan asin yang dapat menjadi potensi pemasukan baru. Banyak warga di kampung nelayan Situbondo menjajakan ikan asin dengan bumbu yang variatif. Selain itu, produsen ikan asin di Situbondo rutin mendapat kontrol yang ketat dari pemerintah daerah. Tak heran kualitas ikan asin dari Situbondo ini selalu terjaga, tanpa pengawet, dan tanpa bahan berbahaya lainnya. 

"Saat itu saya berpikir, sepertinya jualan makanan kering lebih menjanjikan. Konsumennya banyak, kualitas ikan asin di sini sangat bagus, dan saya langsung mengambil dari nelayan," tutur Mbak Echa.

Ikan asin yang ia jual di toko online Rumah Raisya dapat menjawab kegelisahan warga di kota besar akan asupan ikan yang berkualitas. Mbak Echa sempat merasakan ketika tinggal di Bintaro. Ia jarang makan ikan karena harganya yang mahal jika dibandingkan dengan ayam potong. Belum lagi pengolahannya yang agak merepotkan. Sementara pada satu sisi, ikan asin memiliki keunggulan berupa penyimpanan yang mudah. Gizinya pun bersaing dengan ikan segar, tentu dengan harga yang lebih ekonomis.

Rumah Raisya yang Semula "Palugada"

Toko online Rumah Raisya tidak ujug-ujug menjual ikan asin. Mulanya, produk unggulan Rumah Raisya adalah jilbab dan Serundeng Jawa. Mbak Echa berjualan jilbab karena melihat pasar fesyen muslim yang besar, sementara Serundeng Jawa merupakan buah kreasi dapur dari suami yang hobi memasak. Rupanya, Serundeng Jawa Rumah Raisya mendapat sambutan yang besar dari pelanggan. Dalam waktu 3 pekan pasca peluncuran produk, Rumah Raisya berhasil menjual 300 kemasan Serundeng Jawa.

Namun, Mbak Echa menemukan kendala dalam membuat Serundeng Jawa yakni durasi memasak. Membuat serundeng memang harus telaten. Mulai dari menyiapkan kelapa parut, memilih campuran daging yang baik, dan menyangrai hingga kering. Proses ini memakan waktu yang panjang dan melelahkan. Mbak Echa dan suami pun keteteran membagi waktu antara mengurus anak-anak dan menjalankan bisnis.

Mereka berdua kembali meriset pasar, mencari produk yang sederhana tapi tetap deras peminat. Upaya ini membuahkan hasil, pasutri ini sepakat untuk menjual ikan asin khas Situbondo yang terkenal enak. Mbak Echa dan suami berburu ikan asin langsung dari kampung nelayan. Terkadang, mereka harus berebut ikan asin segar dengan kompetitor. Agar tak kehabisan ikan yang berkualitas, Mbak Echa dan suami berangkat pukul 2 dini hari dan langsung mendatangi rumah produsen. 

Setelah menyeleksi beberapa jenis ikan asin, Mbak Echa segera merilis produk baru. Ia menjual secara online di Instagram dan marketplace seperti Shopee dan Tokopedia. Pelanggan anyar berdatangan, testimoni bintang lima pun ia dapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun