Mohon tunggu...
Nabilla DP
Nabilla DP Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Ibu dua anak yang doyan bepergian. Ngeblog di bundabiya.com dan bundatraveler.com.

Selanjutnya

Tutup

Money

Bulog, BUMN Sahabat Ibu Rumah Tangga

2 Juni 2018   18:02 Diperbarui: 15 Agustus 2018   20:31 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulog Disekitar Kita (doc: www.bulog.co.id)

Jujur saja, saya termasuk emak-emak rumahan yang bergembira saat membaca berita bahwa Bulog mulai gencar mengomersialisasikan produknya. Saya membatin dalam hati, "YESS! Akhirnya!"

Saya yakin bukan saya satu-satunya ibu rumah tangga yang bungah dengan langkah strategis yang diambil oleh Bulog. Bukan rahasia lagi jika persaingan kerja semakin ketat, pemasukan pun naik turun, biaya hidup terus naik, sementara saya dan keluarga tidak hanya menghidupi keluarga inti melainkan juga mertua dan adik ipar. Manajemen keuangan menjadi salah satu kunci yang saya dekap erat agar anggaran rumah tangga bisa teralokasikan dengan baik. Saya selalu membuat rincian berapa pengeluaran belanja dapur per bulan, pengeluaran belanja bulanan, dan pengeluaran lain-lain. Tidak lupa selalu saya alokasikan beberapa persen untuk infaq dan tabungan.

Kabar gembira dari Bulog ini seperti minum es di siang hari. Mak cessss rasanya. Saya melihat masa depan cerah bagi anggaran keluarga saya.

Produk KITA: Mudah, Murah, dan Sehat!

Bulog mengeluarkan produk berkualitas medium dan premium yang disajikan dalam produk-produk bernama "KITA". Penamaan produk Bulog dengan nama "KITA" ini merupakan langkah yang tepat. "KITA" sangat yang mudah diingat, inklusif dan menempatkan masyarakat Indonesia sebagai pihak yang memiliki produk ini, serta sudah pasti dibandrol dengan harga yang bisa membuat dompet kita bernapas lega. Brand "KITA" ini terdiri dari Beras Kita, Gula Manis Kita, Minya Goreng Kita, Tepung Kita, dan Daging Kita. Dalam mengenalkan produk "KITA" ke masyarakat, Bulog mengusung tiga prinsip yaitu mudah, murah, dan sehat.

Prinsip Mudah dibuktikan oleh Bulog bahwa produk "KITA" dekat dengan masyarakat dan bisa diakses oleh semua kalangan. Perlahan tapi pasti, Bulog sudah mulai menyentuh pasar modern dan siap bersaing dengan produk komersil lainnya. Terbukti dari Bulog langsung menggandeng Asosiasi Pengusaha Ritel Modern Indonesia (Aprindo) dan juga bekerja sama dengan PT Transmart Retail Indonesia dengan tujuan mengakrabkan produk "KITA" ke masyarakat. Sebagai salah satu warga yang tinggal di Jawa Timur, saya patut berbangga sebab peluncuran pertama Bulog masuk ke pasar ritel dilakukan dengan distribusi Gula Manis Kita di area Jawa Timur. Tentu saja saya berharap dan mendukung agar Bulog mampu berakselerasi menjangkau berbagai provinsi lainya agar semakin banyak ibu rumah tangga yang mendapat manfaat dari produk "KITA" ini.

Kalau soal harga dan kualitas yang sudah pasti murah dan sehat, tentu ibu-ibu seperti saya ini tidak perlu khawatir. Sebab, sebagai BUMN, Bulog memiliki visi untuk "menjadi perusahaan pangan yang unggul dan terpercaya dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan". Mengambil definisi dari Henry Saragih, 2011, kedaulatan pangan (food sovereignity) diartikan sebagai pemenuhan hak atas pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai secara budaya, diproduksi dengan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Mengenai kedaulatan pangan ini juga telah diamanatkan oleh konstitusi tertulis Indonesia yakni UUD NRI 1945 bahwa Negara wajib menjalankan kedaulatan pangan (hak rakyat atas pangan) dan mengupayakan terpenuhinya kebutuhan pangan bagi penduduk. Kewajiban ini mencakup kewajiban dalam menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang.

Jaminan dalam UUD NRI 1945 serta implementasi nyata dari Bulog ini sudah cukup menjamin bahwa produk "KITA" yang beredar sudah pasti memahami masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah yang cukup sensitif dengan harga. Ibaratnya, kalau bisa mendapat produk yang berkualitas dengan harga murah, mengapa tidak?

Rumah Pangan Kita: Peluang Bisnis Kerakyatan

Kehadiran Rumah Pangan Kita atau yang biasa dikenal dengan RPK juga menjadi salah satu langkah strategis Bulog yang saya apresiasi. RPK merupakan program kerja sama antara Bulog dengan masyarakat, dimana nanti masyarakat bisa menjai agen RPK yang memperoleh fasilitas berupa suplai kebutuhan pangan seperti beras, gula pasir, minyak goreng, dan tepung. RPK juga menjadi sektor yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dan hadir dengan harapan agar daya serapnya bisa langsung ke konsumen. Kerjasama antara Bulog dengan Transmart sebagaimana berita di atas, juga memberikan peluang agar produk-produk Transmart lainnya bisa juga di distribusikan ke RPK. Bulog membentuk RPK dengan tujuan utama agar lebih dekat dengan masyarakat, menjaga stabilitas harga, serta menekan inflasi.

Saat ini sudah ada 10 ribu titik RPK di seluruh Indonesia dan sedang proses menuju 50 ribu RPK. Kemajuan signifikan ini menunjukkan bahwa Bulog hadir di sekitar kita. Menjadi agen RPK rupanya juga tidak sulit. Tinggal mengajukan ke Bulog terdekat dengan membawa KTP, KK, serta surat keterangan dari RW setempat. Bulog membatasi setiap RW hanya terdapat satu agen saja. Bagi para agen, tentu peluang ini bisa menjadi bisnis yang memberikan profit sekaligus manfaat dengan prinsip kerakyatan, karena agen RPK secara tidak langsung menjadi perpanjangan Bulog di masyarakat serta membantu Bulog dalam melakukan stabilitasi harga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun