Mohon tunggu...
Nabila ulfah
Nabila ulfah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kesuksesan yang Bermakna

6 Desember 2017   07:43 Diperbarui: 10 Desember 2017   10:43 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Muncul pertanyaan besar yang harus dijawab, jikalau timbul pertanyaan tentang "apakah kesuksesan terbesar di  dalam hidupmu?". Pertanyaan tersebut bukanlah sebuah pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Di antara banyak pertanyaan, ini merupakan salah satu pertanyaan yang cukup menantang. 

Sukses adalah salah satu kata yang harus tertanam dalam setiap orang. Setiap orang pasti memiliki makna yang berbeda-beda terhadap sebuah kata sukses. Sebagian orang mengartikan bahwa sukses adalah sebuah pencapaian dalam meraih impian, namun di sisi lain ada yang mengartikan bahwa sukses dalam dirinya adalah ketika ia mampu membahagiakan orang lain. Beragam arti dari sebuah kata sukses ini, sangat memiliki bobot tersendiri bagi orang yang menerjemahkan kata itu. 

Namun, bagi saya sebuah kata sukses memiliki arti yang cukup sederhana yaitu saya sukses saat saya bisa bermanfaat bagi orang lain sehingga kesuksesan itu akan lebih bermakna. Sebuah kesuksesan akan sangat bermakna apabila seseorang bisa bermanfaat bagi orang lain.

Salah satu bagian yang paling penting di dalam sebuah kesuksesan adalah usaha yang membuat kesuksesan itu menjadi bermanfaat. Bermanfaat dalam kata dapat membahagiakan orang lain dan diri kita sendiri. Oleh karena itu, saya mengukur kesuksesan itu dengan sejauh mana saya bisa bermanfaat bagi orang lain, terlebih lagi membahagiakan hati saya. 

Di dalam kehidupan ini, berbagai macam hal yang sudah saya lalui. Saya menempuh sekolah dasar di SD Negeri 9 Gantung, dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Gantung. Selama bersekolah di SMP Negeri 1 Gantung, saya memiliki kesulitan dalam berbicara di depan kelas atau di depan banyak orang. 

Oleh karena itu, saat saya melanjutkan ke SMA, saat menyampaikan materi diskusi di depan kelas masih terlihat wajah pucat. Keadaan itu menjadikan saya untuk bangkit dari ketidakpercayadirian saya. 

Dalam diri seseorang sudah pasti memiliki percaya diri yang amat besar, akan tetapi tidak diasah secara perlahan untuk mengembangkan kepercayaan diri tersebut. Demikian dengan saya, saya adalah orang yang tidak percaya diri di awal jenjang SMA.  Hal ini menjadi sebuah tantangan yang mendalam bagi saya, dimana saya harus mampu mengembangkan rasa percaya diri di dalam diri. 

Seketika perubahan terjadi pada diri saya, ketika saya mulai mengikuti salah satu organisasi di sekolah yaitu OSIS. Dimana saat itu, saya menjadi ketua penanggung jawab dalam kegiatan keagamaan dan  bakti sosial. Kegiatan bakti sosial kami lakukan saat menjelang hari raya Idul Fitri. 

Di sini, saya terjun langsung untuk memberikan sedikit sumbangan sembako dari sekolah kepada orang yang tidak mampu. Di mulai dari kegiatan itu yang mengarahkan saya untuk berani untuk berbicara kepada masyarakat, bukan hanya teman saja kali ini. Di sisi lain, saya juga terlibat di dalam organisasi PIK-R sekolah, dimana saya menjadi peer counselor/ konselor sebaya. 

Di dalam menjalankan tugas sebagai konselor sebaya bukanlah suatu tugas yang mudah, dimana saya harus memberikan saran-saran terbaik kepada teman-teman yang memiliki masalah/ teman yang selalu berbagi cerita tentang kegiatan di rumah dan di sekolah. Saya harus mampu menguasai keadaan setiap teman-teman yang memiliki masalah dan hal yang terpenting adalah cara saya menyampaikan kepada mereka. 

Saat di jenjang SMA, saya diutus dari sekolah untuk mengikuti ajang lomba Festival Pendidikan Agama Islam pada tingkat provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Saat itu saya mengikuti lomba pidato agama Islam, yang mana ini merupakan pengalaman pertama saya dalam mengikuti perlombaan bidang pidato. Dalam hati kecil saya berkata masih belum mampu untuk mengikuti lomba tersebut,  namun disisi lain saya juga bertekad untuk menanamkan rasa percaya diri ini.  Saat pengumuman pemenang lomba pidato agama Islam, saya mendapatkan juara 2 tingkat provinsi lomba pidato agama Islam.  Dengan rasa gembira,  saya sangat bersyukur kepada Allah SWT karena saya mampu mengalahkan rasa percaya diri saya sekaligus mampu meraih juara. Saat itu,  saya mulai merasakan bahwa saya mampu untuk menjadi lebih percaya diri di depan umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun