Mohon tunggu...
Nabila Sofia
Nabila Sofia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Dreamies

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Arti Lupa dari Kacamata Psikologi

21 Oktober 2020   17:58 Diperbarui: 21 Oktober 2020   18:02 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

"Namanya juga manusia,bisa salah bisa lupa". Kalimat itu tentu sering kita dengar bukan ? biasanya kalimat ini muncul apabila  ada seseorang yang melakukan suatu pekerjaan yang lalai, lupa jika ada janji sebuah pertemuan, atau lupa akan nama seorang teman lama. Lupa memanglah hal yang wajar bagi seorang manusia, apalagi melupakan hal-hal kecil yang mungkin kita rasa hal itu tidaklah terlalu penting, kebanyakan dari kita hanyalah mengingat hal- hal besar yang bersifat penting saja. Tentu hal itu tidak bisa dipungkiri, kita juga harus menyadarinya karena setiap manusia pasti pernah melakukan dan merasakannya. Lalu apa sebenarnya yang membuat manusia lupa ? Berikut akan penulis jelaskan lebih detail mengenai hal ini, jadi simak dan tetap membaca sampai akhir,ya!

Dalam dunia Psikologi Struktur Ingatan terbagi menjadi tiga, antara lain

a) sistem ingatan sensorik (sensory memory), artinya adalah proses penyimpanan informasi melalui syaraf sensoris dalam waktu yang pendek.

b) sistem ingatan jangka pendek (short term memory), artinya adalah proses penyimpanan informasi yang hanya sementara dan tidak dapat bertahan lama.

c. sistem ingatan jangka panjang (long term memory), artinya ialah proses penyimpanan infromasi yang bersifat lama dan permanen.

Tiga si struktur diatas merupakan sistem ingatan yang memiliki  makna penjelasan mengenai kemampuan daya ingat manusia yang berbeda-beda. Pengertian memori sendiri adalah ingatan untuk mengenang masa lalu serta pengalaman yang dilihat ataupun dilalui oleh seseorang. Dan tidak semua hal dapat kita ingat dalam otak atau disimpan dengan baik, kita mungkin hanya mengingat beberapa hal dengan detail karena hal itu memeiliki suatu hal yang menarik dan berbeda yang dapat di simpan dalam memori otak manusia. Proses meningatpun juga melalui beberapa tahap yang pertama memasukkan, kedua menyimpan informasi, dan ketiga adalah mengingat informasi.

Lalu bagaimana bisa seseorang mengalami yang namanya lupa ?

Kelupaan adalah kegagalan suatu proses mengingat kembai (remembering) suatu informasi dari memori otak. Seseorang mengalami kelupaan karena sesuatu yang diingat itu tidak lagi muncul dalam penglihatannya, sehingga lama kelamaan ingatan itu akan pudar atau mungkin hilang. Konsep lupa memiliki empat macam teori yaitu: Decay theory, ia menganggap bahwa memori akan semakin memudar, Teori interferensi ia juga menitikberatkan pada interval, Retrieval failure mengartikannya sebagai kegagalan mengingat memori disebabkan oleh interferensi, Teori Motivated Forgetting menjelaskan bahwa kecenderungan melupakan hal hal yang tidak menyenangkan, Sebab fisiologis yakni adanya perubahan fisik di otak dikarenakan gangguan fisik. Lupa juga dapat menjadi tanda fisiologis dari penuaan, dikarenakan fungsi sistem saraf yang menurun pada usia tua (lansia) dan tidak dapat meregenerasi diri lagi.  Selanjutnya kita akan membahas tentang Teori Interferensi, Apa itu Teori Interferensi ?

Teeori Interferensi merupakan teori yang menjelaskan tentang penyebab hilangnya ingatan yang terjadi diantara objek dari beberapa informasi yang memiliki sebuah persamaan atau kemiripan dalam proses penyimpanan maupun pengambilan kembali informasi dari otak manusia. Sebenarnya ada informasi yang sudah tesimpan dalam memori otak, namun memori tersebut mengalami kesulitan saat melaui proses membedakan informasi yang ditangkap. Interferensi biasanya akan terjadi ketika seseorang diharuskan untuk mengingat hal hal seperti alamat rumah, nama seseorang, identifikasi seseorang, nomor atau kode dan masih banyak lagi.

Interferensi juga memiliki beberapa jenis antara lain :

1.  Interferensi Retroaktif, hal ini terjadi yakni ketika memori menghambat pengambilan sebuah memori yang lama. Interferensi retroaktif adalah proses yang terjadi didalam kehidupan mental seorang manusia dan berhubungan dengan masalah kelupaan. Contohnya seperti ketika ada seseorang yang menghafal sebuah lirik lagu, lalu lirik tersebut diganti dengan lirik yang baru, maka besar kemungkinan seseorang itu akan mengingat lirik yang sebelumnya atau yang lama.

2. Interferensi Proaktif, ini terjadi  ketika bentuk sebuah memori yang lama menghambat pengambilan yang baru. Ini dapat terjadi apabila ingatan masa lalu menahan seseorang sehingga yang terjadi adalah ia tidak dapat mempertahankan ingatannya yang baru. Interferensi ini terjadi karena tidak adanya kebiasaan dalam mengingat suatu hal, contoh kecilnya ada orang yang dipanngil A disekolah smp nya, lalu ia mengganti nama panggilannya dengan nama B, maka besar kemungkinan orang itu akan sering salah menyebut nama panggilannya dengan nama A karena memori lama telah memengaruhi memori barunya.

Meski terlihat berbada, tetapi kedua jenis interferensi ini memiliki kemiripan dan kesamaan, yaitu a) keduanya berlandaskan teori yang sama b) kedua interferensi tersebut hampir sama dan dua duanya merupakan gangguan menangkap sebuah informasi. c) Persaingan kedua ingatan tersebutt terlibat dalam dua gangguan interferensi diatas yaitu tentang memori baru dan memori lama.

Dari beberapa hal yang telah dijelaskan diatas kita dapat semakin tahu bahwa ingatan atau memori seseorang juga memiliki ragam perbedaan dan gangguan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Dalam pandangan psikologi kognitif istilah lupa bukan hanya sekedar tidak ingat, melainkan ada berbagai macam penjelasan dan arti didalamnya. Oleh karena itu, setelah membaca artikel ini kita bisa memandang luas tentang lupa dalam lingkup psikologi, dalam kacamata para ahli, kita dapat memahami dan juga menambah wawasan ilmu pengetahuan dari beberapa hal yang telah dituliskan sebelumnya. Maka penulis berharap semoga apa yang telah disampaikan ini dapat menjadi pegangan atau pedoman bagi beberapa orang yang menggeluti dunia psikologi dan penulis juga berharap agar pembaca dapat menjadikan referensi mengenai tema yang diangkat ini.  Semoga bermanfaat!

Referensi: Dosen Psikologi 1, 2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun