Mohon tunggu...
Sosbud

Menganalisis Puisi Karya Terakhir WS Rendra

29 Juni 2018   17:14 Diperbarui: 29 Juni 2018   19:21 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Puisi dari W.S Rendra yang merupakan puisi terakhirnya karena ini adalah puisi terakhir yang ia tulis saat dirinya sedang terbaring lemas di rumah sakit, puisi tersebut merupakan penggambaran kondisi diri penulis yang ingin menceritakan apa yang di alami oleh dirinya, kalimat pertama dalam bait pertama puisi tersebut yaitu 'aku lemas' namun di ikuti dengan kalimat 'tapi berdaya' dalam baris yang berdeda.

Sedangkan kata "tapi" merupakan kata susulan, atau biasa di gunakan untuk perbandingan, jadi kurang lebih ini merupakan sebuah kalimat seperti 'aku lemas, tapi berdaya' jika di jadikan kalimat termasuk dalam penggambaran 'aku' terhadap kondisi tubuhnya tergambar dalam kalimat awal yaitu 'aku lemas'.

Namun di susul dengan kalimat 'tapi berdaya' merupakan sebuah pengakuan bahwa 'aku' dalam kondisi lemasnya tidak ingin menempatkan dirinya dalam kondisi 'lemas' ia tidak ingin mengakui bahwa dirinya adalah seorang yang lemah.

Karena kata 'lemas' dalam kalimat yang di gunakan adalah penggambaran kondisi tubuh yang sedang terbaring karena sakit, atau dalam keadaan yang membuat tubuh dari penulis terasa 'lemas' sedangkan kalimat selanjutnya yaitu 'tapi berdaya' merupakan sebuah kepastian yang diberikan penulis tentang kondisi tubuhnya, 'aku lemas, tapi berdaya' lalu apa hubungannya lemas tapi berdaya.

Kalimat tersebut di buktikan oleh penulis dengan penulisan puisi ini, di mana kondisi penulis yang sedang lemas namun mampu untuk menuliskan puisi tersebut sehingga terbentuk pemikiran bahwa kalimat dalam tersebut bukan kallimat kosong.

Penulis ingin menunjukan keadaan yang di rasakannya namun tidak ingin pembaca merasa prihatin atau kasihan dengannya, ia lemas, namun berdaya, ia memang sedang dalam kondisi sakit, dan sedang memerlukan perawatan, namun tetap berdaya,  dalam kalimat tersebut tergambar juga semangat penulis yang merasa dirinya tidak perlu di kasihani.

'kalimat selanjutnya adalah 'aku tidak sambat rasa sakit' di ikuti dengan kata 'atau  gatal' namun dalam baris yang berbeda seperti sebelumnya, jika di jadikan kalimat adalah 'aku tidak sambat rasa sakit, atau gatal' kata 'sambat' dalam kalimat tersebut berarti, merasakan, sempat merasa, jika kata pengganti  tersebut di ubah menjadi makna sebenarnya yaitu, 'aku tidak merasakan rasa sakit, atau  gatal'.

Dalam kalimat itu dapat dengan mudah di simpulkan bahwa itu merupakan penggambaran dari kondisi yang di rasakan penulis yang tidak lagi meraasakan rasa sakit ataupun gatal dalam tubuhnnya.

Sedangkan dalam kalimat kedua berupa keinginan yang di gambarkan oleh penulis melalui puuisinya yaitu 'aku pengin makan tajin', namun tajin adalah air, kenapa penulis ingin memakan air, dan bukan meminumnya, tajin adalah air yang mengandung gizi yang di dapat dari hasil pembersihan pada beras, dan di percaya mengandung banyak khasiat serta menyehatkan.

Kata 'tajin' dalam kalimat ini merupakan kalimat pengganti untuk menggabarkan makanan yang mennyehatkan dan di gunakan untuk mempersingkat kalimat, jadi kalimat yang sesungguhnya ingin di sampaikan oleh penulis seperti 'aku ingin memakan makanan yang bergizi yang mengandung banyak khasiat'.

Kalimat tersebut di ikuti beberapa kalimat dalam baris berikutnya yaitu;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun