Mohon tunggu...
Hobby Pilihan

Komunitas Urban Jedi, dari "Light Saber" Menjadi Ksatria

12 Mei 2019   11:41 Diperbarui: 12 Mei 2019   11:50 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Urban Jedi ketika tambil di acara Institut Teknologi Bandung Insight pada 12 November 2017, yang mengangkat tema "Inventing Life Throught Techology: How Engineering Physics Pioneers the Advanced Technology"

Sejak dilahirkannya Urban Jedi, mulai banyak orang-orang yang bergabung dengan komunitas Urban Jedi. Tak hanya penggemar Star Wars saja, yang tidak menyukai atau bahkan tidak mengetahui sama sekali tentang Star Wars pun bisa bergabung.

Motto mereka lebih condong ke street performance, konsepnya para anggota dibebaskan untuk membuat gerakan sebebas-bebasnya tidak melulu dari film Star Wars itu sendiri.

"Intinya kita mau sesuatu yang berbeda di luar Star Wars itu sendiri," tambah Andreaz.

Seperti Satriyo, anggota Urban Jedi yang sudah menjadi anggota aktif selama 3 tahun. Awalnya ia sudah lama menyukai Star Wars terutama pertarungan dengan light saber nya.

"Selain itu kebetulan saya juga suka dengan permainan senjata-senjata gitu. Awal ketemu Urban Jedi waktu itu lagi olahraga di GBK, eh, ada sekelompok orang sedang latihan light saber gitu, ya sudah saya nyobain main juga. Keterusan sampai sekarang, deh," katanya.

Satu hal yang membuat Urban Jedi menjadi menarik karena komunitas ini memberikan kebebasan untuk setiap anggotanya berkreasi sesuai dengan kreativitas yang dimiliki masing-masing anggota.

"Contohnya waktu kita perform, kita menampilkan koreografi yang kita bikin sendiri. Kemudian kita juga bebas membuat konsep perform yang nggak harus ada hubungannya dengan Star Wars dan kita juga bebas untuk menentukan gerakan waktu koreo atau spinning light saber," tambahnya.

Seorang mahasiswa Bandung, Zahrah yang menjadi penggemar Star Wars karena ia menyukai alur cerita yang ditampilkan. Ia tertarik dengan komunitas ini karena selain dijadikan hobi, bisa juga dijadikan sebagai olahraga.

"Aku tertarik banget buat ikut dan sempat mau ikut yang di Jakarta, tapi karena aku kuliah di Bandung jadi susah, terus itu bisa dijadiin olahraga juga," tuturnya.

Menurut ahli ilmu olahraga Agus Gumilar, yang sehari-harinya menjadi dosen FPOK di Universitas Pendidikan Indonesia menuturkan jika sesuatu yang bisa dijadikan parameter olahraga adalah ada induk olahraga yang menaungi dibawahnya.

"Olahraga itu 'kan artinya menggerakan badan, kalau itu menggunakan gerakan-gerakan tubuh itu bisa mendapatkan kebugaran. Banyak olahraga yang tujuannya untuk kreasi, kesehatan, kesenangan, itu modifikasi dari cabang-cabang olahraga yang digabungkan. Ini bisa dijadikan opsi lain untuk olahraga karena sebuah modifikasi, seperti zumba yang merupakan gerakan tarian yang diiringi musik," tuturnya ketika dijumpai di kampus UPI, Setiabudi, Bandung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun