Mohon tunggu...
Nabilah Aristawati
Nabilah Aristawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maliki Malang

Hobi dengerin musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Empati dan Simpati, Apakah Sama?

30 November 2022   20:16 Diperbarui: 30 November 2022   20:28 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya, manusia tidak bisa hidup sendiri. Sejatinya manusia disebut sebagai makhluk sosial karena manusia saling membutuhkan satu sama lain. Nah dalam dunia psikologi perbuatan atau tindakan menolong orang lain termasuk ke dalam perilaku prososial. Lalu apa sih yang dimaksud dengan perilaku prososial itu?

Perilaku prososial ialah perilaku yang bertujuan untuk membantu atau menolong orang lain. Orang yang memiliki perilaku sosial dia akan peduli terhadap perasaan, hak, dan kesejahteraan orang lain. Sebaliknya, jika seseorang tersebut tidak peduli terhadap perasaan, hak, dan kesejahteraan orang lain serta tidak memiliki inisiatif untuk menolong orang lain maka orang tersebut bisa dikatakan sebagai orang yang antisosial.

Dalam beberapa kasus, terdapat beberapa orang yang sampai rela mengorbankan nyawanya demi menyelamatkan orang lain. Mengapa perilaku prososial ini bisa muncul pada seseorang?

Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya perilaku prososial pada seseorang yaitu adanya tujuan tertentu yang dimiliki oleh seseorang. Contohnya yaitu ketika membantu orang tua membersihkan rumah agar dipuji sebagai anak yang rajin. Selain itu perasaan timbal balik seperti ingin diperlakukan sama dengan apa yang ia lakukan dan diajarkan menolong dan membantu sesama sejak kecil juga memicu seseorang melakukan perilaku prososial.

Kembali kita ke bagian judul. Seringkali kita bingung tentang perbedaan empati dengan simpati. Apakah empati dan simpati itu sama atau berbeda?

Simpati merupakan bentuk rasa kasihan atau iba terhadap seseorang namun tidak secara mendalam. Contohnya yaitu ikut bersedih dan berduka cita kepada teman yang kehilangan anggota keluarganya. Sedangkan empati merupakan kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain, melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, dan juga membayangkan diri sendiri berada di posisi orang tersebut. Orang yang memiliki empati yaitu memiliki rasa peduli yang tinggi dan perasaan empati dirasakan lebih mendalam. Contohnya yaitu membantu orang lain yang sedang susah serta menjadi pendengar dan penasihat yang baik bagi orang lain.

Perilaku prososial ini tidak hanya menolong orang lain saja. Dengan kita bekerja sama, berbagi, dan menghibur orang lain yang sedang sedih juga merupakan bentuk dari perilaku prososial.

Perilaku prososial dan kemampuan berempati sebenarnya telah ada sejak usia dini. Seiring dengan bertambahnya usia maka perilaku prososial dan kemampuan berempati akan berkembang. Maka dari itu, pentingnya memilih lingkungan yang baik untuk anak agar kemampuan berempati dan perilaku prososial nya dapat terus berkembang dengan optimal.

Perlu diingat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang rawan dalam perkembangan perilaku prososial dan kemampuan berempati. Karena jika salah mendidik, maka kedepannya perilaku prososial dan kemampuan berempati anak akan terganggu. Untuk itu, orang tua harus memahami tahapan perkembangan perilaku prososial sesuai dengan usia anak. Berikut ini tahapan-tahapan perkembangan perilaku prososial, di antaranya :

  • Berorientasi pada kepentingan pribadi (Usia prasekolah dan sebagian kecil usia awal sekolah dasar)

Contoh dari tahap pertama yaitu anak membereskan kembali mainannya karena takut akan dimarahi oleh kedua orang tuanya.

  • Berorientasi pada kebutuhan (Mayoritas usia prasekolah dan sebagian besar usia awal sekolah dasar)
  • Berorientasi pada penilaian orang lain dan label anak baik (Sebagian anak usia sekolah dasar dan sebagian kecil anak usia sekolah menengah)

Contoh dari tahap ketiga yaitu mengajukan diri kepada guru untuk menghapus papan tulis agar mendapat cap baik dari guru dan teman-temannya.

  • Munculnya kemampuan reflektif dan empati (Sebagian kecil siswa sekolah dasar tahun akhir dan mayoritas siswa di sekolah menengah)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun