Mohon tunggu...
Nabilah Aristawati
Nabilah Aristawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maliki Malang

Hobi dengerin musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Broca, Wernicke, and Languange

21 Mei 2022   20:13 Diperbarui: 21 Mei 2022   20:17 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Halo, apa kabar semua? Semoga selalu dalam keadaan baik ya.

Pada kali ini kita akan membahas mengenai dua area otak yang berhubungan dengan bahasa, yaitu area Broca dan area Wernicke. Kedua area ini sebenarnya telah lama dibahas oleh para ilmuwan. Untuk itu kita akan membahas mengenai teori klasik area Broca dan area Wernicke serta bagaimana prosesnya. Simak penjelasannya di bawah ini.

Seorang neurolog dan ahli bedah otak asal Prancis, Pierre Paul Broca memulai pengkajian hubungan antara otak dengan afasia di tahun 1861. Kemudian ia meneliti kemampuan para penderita himiflegia sisi badan kanan dengan cara mengautopsi otak penderita himiflegia. Sebelum penderita himiflegia meninggal, Broca menemukan mereka tidak bisa berbicara tetapi dapat memahami ucapan dari orang lain. Setelah diotopsi, Broca lalu menemukan adanya keretakan pada bagian lobus depan kiri yang disebut dengan area Broca.

Pada tahun 1874, seorang neurolog dan dokter asal Jerman yaitu Carl Wernicke sebagai penemu pertama pusat bahasa menemukan adanya kerusakan pada bagian lobus temporal kiri yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan area Wernicke. Hal ini mengakibatkan gangguan pemahaman ucapan orang lain.

Selain itu terdapat sebuah teori lateralisasi yaitu teori yang menjelaskan bahwa korteks dominan (hemisfer kiri) bertanggung jawab dalam produksi bahasa alamiah dan mengatur penyimpanan pemahaman. Ada enam percobaan yang mendukung teori lateralisasi salah satunya yaitu dengan tes wada.

Di tahun 1959 seorang pakar yang berasal dari Jepang bernama J. Wada pertama kali memperkenalkan sebuah tes yang diberi nama tes wada. Pada tes ini sodium amysal dimasukkan ke dalam sistem peredaran darah salah satu belahan otak. Lalu belahan otak yang mendapatkan sodium amysal akan lumpuh untuk sementara. Jika hemisfer kanan yang dilumpuhkan, maka anggota badan bagian kiri tidak dapat berfungsi. Namun orang masih bisa berbicara karena fungsi bahasanya tidak terganggu. Akan tetapi jika hemisfer kiri yang dilumpuhkan, maka anggota badan bagian kanan tidak dapat berfungsi termasuk fungsi bahasa. Sehingga dari hasil tes ini dapat disimpulkan bahwa pusat bahasa berada pada hemisfer kiri.

Sementara itu proses berbahasa di dalam otak terjadi 3 tahapan, di antaranya :

  • Proses produksi ujaran, struktur dasar secara umum dalam area Wernicke dan dikirim ke area Broca untuk mengubah pesan menjadi simbol yang bermakna. Program motorik kemudian melewati perbatasan area motorik yang memerintahkan organ artikulatoris.
  • Proses membaca keras, bentuk tulisan diterima oleh korteks visual, kemudian ditransmisikan melalui girusan gularis ke area Wernicke dan di asosiasikan dengan gambaran auditoris.
  • Proses pemahaman ujaran, tanda-tanda diterima di korteks auditoris dari telinga dan kemudian ditransmisikan melewati area Wernicke yang akan diterjemahkan.

Terkait dengan perkembangan otak bahasa anak usia dini, berdasarkan penelitian neuroscience bahwa perkembangan otak selama lima tahun pertama lebih cepat, intensif dan sensitive terhadap pengaruh eksternal atau lingkungan. Artinya dalam hal ini semua aspek perkembangan anak usia dini menjadi lebih cepat termasuk perkembangan bahasa. Jumlah kosakata yang dimiliki pada anak sekitar 900 kosakata. Sedangkan pada usia prasekolah, anak dapat memperoleh 10 hingga 20 kosakata setiap harinya dan pada usia 5 tahun anak sudah memiliki 2.100 kosakata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun