Mohon tunggu...
Nabilah Olitawati
Nabilah Olitawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Terwujudnya Pemerataan Pendidikan

6 Juli 2022   14:45 Diperbarui: 6 Juli 2022   14:55 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan kunci terpenting dan pertama bagi kemajuan bangsa dan negara. Bangsa yang paling tinggi adalah bangsa yang mampu menyetarakan dan meningkatkan taraf pendidikan. Namun, kualitas pendidikan di Indonesia masih menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat domestik dan global. Memang, berdirinya negara Indonesia sejak tahun 1945 tidak dapat menjamin kelangsungan pendidikan yang merata di seluruh tanah air.

Semestinya pendidikan itu untuk semua, inklusif, sampai ke pinggiran, pelosok tanah air, yang berkualitas dan kompetitif, semuanya harus berjalan secara seimbang. Hingga saat ini banyak perubahan yang telah dilakukan, termasuk program baru dalam dunia pendidikan yaitu program merdeka belajar. Namun sayang, penerapannya tidak merata di pelosok tanah air.

Masalah utama ketimpangan pendidikan di Indonesia adalah kendala keuangan, yang tercermin dari banyaknya anak putus sekolah karena masalah ini. Bahkan KIP (Kartu Indonesia Pintar), yang dianggap sebagai kebijakan penting, tidak cukup untuk mendistribusikan pendidikan secara adil.

Lantas apa langkah penting apa yang bisa dilakukan secara efektif dan efisien untuk mengatasi masalah pemerataan pendidikan di Indonesia?

Oleh karena itu, pemerintah harus hadir untuk memberikan pendidikan yang berkualitas kepada semua anak dimanapun mereka berada. Langkah penting yang dapat dilakukan adalah pemerintah pusat perlu dapat bekerja sama secara penuh dengan pemerintah daerah untuk melakukan survei lapangan secara langsung guna memantau kualitas pendidikan di daerah. Misalnya memantau proses pendidikan dan pembelajaran, pendidik, bakat, sarana, akses, prasarana, dan kualitas sarana.

Langkah selanjutnya yang bisa Anda lakukan adalah fleksibilitas dalam menggunakan dana BOS, memberdayakan sekolah untuk menggunakan dana BOS sesuai kebutuhan. Ini harus diprioritaskan. Misalnya, ada beberapa sekolah yang membutuhkan buku, sekolah yang membutuhkan alat digital, sekolah yang membutuhkan masker, dan sekolah yang membutuhkan perahu untuk anak-anak di seluruh pulau.

Selanjutnya adalah konversi dana BOS. Pemerintah perlu membedakan antara Dana BOS Peranakan di Jakarta dengan Dana Peranakan di daerah tertentu. Meningkatkan dana BOS berdasarkan indeks biaya. Misalnya, membangun ruang kelas di Papua bisa menghabiskan biaya tiga kali lipat dari Jakarta. Pemerintah pusat harus terus berkoordinasi secara berkala dengan pemerintah daerah untuk memantau agar bantuan yang diberikan tepat sasaran. Tidak hanya itu, penempatan dan kebijakan guru harus dikelola dengan prinsip tidak memihak, berdasarkan proporsi kebutuhan siswa baik kuantitas maupun kualitas. Saya akan belajar di bidang tertentu.

Tidak hanya peran pemerintah yang dibutuhkan, tetapi generasi muda harus berpartisipasi dalam memajukan pendidikan nasional. Sebagai generasi muda, banyak hal yang bisa dilakukan, salah satunya dengan mengikuti program pendidikan kampus. Program ini merupakan sarana untuk berpartisipasi dalam penyebaran yang baik dan sangat bermanfaat bagi anak-anak yang pendidikannya belum merata. Generasi muda juga membutuhkan dukungan pemerintah untuk mengembangkan lebih banyak kekuatan untuk mengatasi masalah ini.

Keseragaman itu belum tentu keadilan, karena setiap daerah di Indonesia memiliki kekhasan tersendiri yang menjadi dasar keberhasilan pemerataan pendidikan.

Perbaikan sistem pendidikan di Indonesia bukan hanya urusan pemerintah, tetapi kepentingan dan peran serta semua pihak mutlak diperlukan. Ketika semuanya bergerak dan Anda menyadarinya. Semuanya bisa diperbaiki.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun