Mohon tunggu...
Nabila Fauziah
Nabila Fauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Pamulang

Saya mempunyai hobi bermain game online, baking, membaca, dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Code Switching dan Code Mixing: Dinamika Bahasa Indonesia

8 Juli 2025   17:58 Diperbarui: 8 Juli 2025   17:57 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Dalam melakukan percakapan, ada beragam jenis penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah Code Switching dan Code Mixing. Lalu, apa itu Code Switching dan Code Mixing? Code Switching adalah pergantian bahasa secara total dari satu bahasa ke bahasa lainnya dalam satu percakapan, sedangkan Code Mixing adalah pencampuran bahasa dalam satu percakapan atau kalimat.

 

Tentu saja yang menggunakan code switching dan code mixing adalah orang yang memiliki kemampuan berbahasa lebih dari satu bahasa, seperti bilingual (dua bahasa) atau multilingual (lebih dari dua bahasa). Mudah bagi mereka yang memiliki kemampuan tersebut untuk beralih atau mencampur bahasa dari satu bahasa ke bahasa lainnya untuk melanjutkan percakapan.  

Keduanya sering terjadi dalam situasi informal, seperti dalam percakapan sehari-hari, terutama di kalangan anak muda. Biasanya, anak muda menggunakan dua atau lebih bahasa kepada lawan bicaranya untuk menciptakan suasana yang lebih asyik dan tidak kaku. Selain itu, menggunakan berbagai jenis bahasa juga dapat meningkatkan skill berbahasa dan komunikasi, serta akses dalam informasi dan budaya yang lebih luas.

 

Waktu yang tepat untuk menggunakan code switching atau code mixing adalah ketika sedang berada dalam situasi komunikasi yang berbeda. Code switching sering terjadi ketika individu berbicara dengan orang yang menggunakan bahasa yang berbeda, sedangkan code mixing digunakan untuk mengungkapkan atau memperjelas pesan yang ingin disampaikan kepada lawan bicaranya.

 

Di Indonesia, khususnya daerah pariwisata terkenal seperti Bali, Yogyakarta, Raja Ampat, dan Lombok seringkali dipadati oleh pengunjung dari mancanegara. Untuk itu, penting bagi kita mempelajari dan menguasai lebih dari satu bahasa. Di samping itu, keduanya sangat penting karena dapat memperkaya komunikasi dan memperlihatkan identitas serta memahami budaya seseorang, dan meningkatkan peluang karir.

 

Fenomena ini umumnya akan terjadi jika individu berhadapan dengan lawan bicaranya yang mempunyai kemampuan berbahasa lebih dari satu bahasa atau biasanya kita menyebutnya bilingual dan multilingual person. Contohnya seperti seseorang yang awalnya berbicara dengan bahasa Indonesia lalu beralih sepenuhnya ke bahasa Inggris ketika teman berbicaranya lebih fasih berbahasa Inggris atau sebaliknya.

 

Indonesia tercatat menjadi negara peringkat pertama dengan pengguna tiga bahasa di dunia. Peringkat ini berdasarkan penelitian tahun 2015 yang dilakukan oleh Swiftkey. Swifkey melakukan penelitian dengan mengelompokkannya menjadi negara dengan masyarakat yang fasih menggunakan dua atau tiga bahasa. Dalam penelitiannya, Indonesia dilaporkan memiliki 57,3% penduduk yang fasih menggunakan dua bahasa.

 

Kemudian, 17,4% penduduk yang fasih menggunakan tiga bahasa. Ketiga bahasa ini adalah bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa Inggris. Menurut Kementerian Pendidikan dan Budaya, alasan terkuat penduduk Indonesia memiliki kemampuan berbahasa lebih dari satu bahasa karena Indonesia memiliki keberagaman bahasa. Terdapat 801 bahasa yang ada di Indonesia, terbentang dari Sabang sampai Merauke.

 

Frank Smith, seorang ahli psikolinguistik mengungkapkan bahwa menguasai lebih dari satu bahasa sangat penting karena memungkinkan seseorang untuk melihat dunia melalui berbagai sudut pandang. Dengan memiliki kemampuan bahasa asing, seseorang dapat memperluas jendela ilmu dan pemahamannya terhadap budaya lain. Hal ini juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan komunikasi seseorang.

 

Namun, bagi sebagian masyarakat penerapan code switching dan code mixing dinilai negatif. Mereka memandang bahwa menggunakan bahasa selain bahasa Indonesia dan bahasa daerah lainnya adalah tanda seseorang tidak mencintai bahasa asalnya. Tetapi, dalam menguasai dan menerapkan berbagai bahasa itu sangat bagus untuk menambah pengetahuan dan wawasan seseorang.

 

Ada beberapa faktor yang memengaruhi penggunaan code switching dan code mixing dalam Bahasa Indonesia, seperti kemampuan bilingual atau multilingual, latar belakang bahasa, identitas sosial, keterbatasan bahasa, keinginan untuk menjelaskan suatu konsep atau istilah dalam bahasa lain, hubungan keakraban, penyesuaian diri terhadap peran atau situasi lain, adanya pihak ketiga, dan lain-lain.

 

Ada juga dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari penerapan code switching dan code mixing. Dampak positifnya meningkatkan kemampuan dan kreativitas bahasa seseorang, sedangkan dampak negatifnya dapat mengganggu pemahaman, menyebabkan stigmatisasi dan stereotip negatif, serta menghambat pembelajaran. Jadi, alangkah baiknya menggunakan kedua hal tersebut dengan bijaksana.

 

Contoh penerapan code switching dan code mixing di lingkungan masyarakat dapat berupa:

Di tempat kerja: "Aku bakalan meeting sama klien hari ini. Wish me luck, please?"

Di sekolah: "I'm still don't understand this material. Bisa tolong bantu jelasin lagi?

Di lingkungan sosial: "You like the rumahsakit band? Aku juga suka banget, they are my favorite band!"

Di lingkungan keluarga: "Mama, aku lapar. I wanna eat mie goreng, boleh?"

 

Selain contoh di atas, code switching dan code mixing juga dapat terjadi dalam berbagai situasi dan lingkungan, tergantung pada kebutuhan dan preferensi individu atau kelompok. Menerapkan keduanya dalam lingkungan masyarakat dapat membantu untuk mengekspresikan diri dan menjadi sarana pengembangan bahasa dalam menghadapi tantangan komunikasi.

 

Demikian, menguasai banyak bahasa sangat penting untuk berbagai aspek. Bahasa adalah alat komunikasi yang dinamis dan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Menerapkan penggunaan code switching dan code mixing dengan bijaksana dan sesuai konteks akan mampu memaksimalkan dampak positifnya ketimbang dampak negatifnya. Gunakanlah bahasa sebaik mungkin karena bahasa adalah jiwa bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun