Mohon tunggu...
Aisyah Nabila
Aisyah Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Trisakti School of Management

Don't be afraid to give up the good to go for the great.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tenggelamnya KRI Nanggala 402 membuat kekhawatiran bagi penduduk indonesia

9 Mei 2021   22:35 Diperbarui: 10 Mei 2021   08:56 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki ribuan pulau yang tersebar di berbagai penjuru nusantara. Tersebarnya pulau–pulau yang ada di Indonesia menjadikan tuntutan bagi negara untuk melakukan penjagaan dan pertahanan di setiap pulau dan di belahan perbatasan negara. Agar hal–hal yang melanggar peraturan internasional tentang batas–batas kelautan (Zona Ekonomi Exclusive) dapat dihindari dan keamanan suatu negara dapat terjaga. Sehingga kebutuhan alat pertahanan negara sangat diperlukan, seperti teknologi kapal selam (submarine) yang merupakan salah satu alat pertahanan negara yang berfungsi menjaga perbatasan laut Indonesia. Kapal selam dapat melakukan pemantauan benda–benda yang ada di bawah laut sangat bermanfaat untuk menjaga kedaulatan Negara.

Baru-baru ini kabar duka menyelimuti Indonesia setelah KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam dan awak kapal yang berjumlah 53 orang dinyatakan gugur. Analisis awal tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 lebih pada faktor alam. Dari sejumlah laporan awal penyebab tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 buatan Jerman ini juga bukan karena kesalahan manusia maupun black out atau mati listrik. Sebelum dinyatakan tenggelam, kapal selam buatan Jerman tersebut dilaporkan hilang kontak pada Rabu (22/4/2021) dini hari saat melakukan latihan di perairan utara Pulau Bali. 

TNI AL sudah menyatakan kapal selam tersebut tenggelam. Dari hasil pencarian, ditemukan beberapa benda yang mengindikasikan kapal tersebut tenggelam seperti pelumas periskop dan alas salat. Co-founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, melihat tragedi tenggelamnya KRI Nanggala bisa menjadi momen peremajaan alutsista nasional. Alat utama sistem senjata (alutsista) merupakan salah satu pembentuk kekuatan tersebut, baik alutsista kekuatan militer darat, udara, maupun laut. "Slogan 'kerja kerja kerja” dalam upaya menunjukkan negara hadir melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara, tetap saja tidak boleh mengabaikan keselamatan prajurit dan kondisi alutsista itu sendiri.

Risiko yang dimiliki yaitu dengan kurangnya pengeluaran dana Indonesia dibidang pertahanan, membuat Indonesia harus membeli kapal dari buatan Jerman, Tenggelamnya kapal KRI Nanggala membuat munculnya banyak konspirasi dimasyarakat, hal ini membuat menurunnya tingkat kewaspadaan keamanan negara indonesia, risiko banyaknya negara yang masuk dengan alih membantu untuk mencari kapal selam KRI Nanggala, adanya persaingan antara Jerman dan Prancis di bidang pertahanan membuat munculmya konspirasi mengenai Prancis yang menyerang kapal selam Indonesia dengan rudal laut, dan risiko kondisi cuaca dan lingkungan yang tidak menentu.

Evaluasi risiko

Risiko yang harus diprioritaskan adalah kurangnya Indonesia dibagian pertahanan dan modernisasi alutsista. Risiko ini yang menyebabkan risiko terbesar terjadi error dalam bagian pertahanan. Jika Indonesia dapat mendapatkan kapal selam yang terbaik, maka mungkin saja kecelakaan ini kecil risikonya untuk terjadi. Dan dari kasus tersebut penyebab tenggelamnya kapal tersebut dapat terjadi karena salah pertimbangan, kondisi mesin kapal yang tidak memenuhi standar atau cuaca yang buruk

Perlakuan risiko

Menurut pendapat saya tenggelamnya kapal KRI Nanggala membuat Indonesia harus lebih mengedepankan bagian pertahan dan modernisasi alutsista. Peningkatan pertahanan dapat membuat risiko terjadinya kesalahan semakin kecil, dan membuat Indonesia menjadi negara kuat. Slogan "kerja, kerja, kerja" bagi para pengurus negara dapat diimbangi dengan peralatan dan persiapan yang memadai yang diberikan oleh negara. Seharusnya Alusista lebih diperhatikan dan dilengkapi dengan teknologi terbaik oleh pemerintah untuk mendukung pertahanan Indonesia menjadi lebih kuat.

Mitigasi Risiko

Risiko tersebut dapat diminimalisir dengan melakukan pemeriksaan yang ketat untuk pengoperasian kapal, dengan memperketat ijin berlayar, dan pemeriksaan rutin terhadap mesin kapal. Alusista seharusnya didukung dengan teknologi terbaik dan lebih canggih.

Sources:
www.kompas.com
https://news.detik.com
https://www.cnbcindonesia.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun