Mohon tunggu...
Nabila Aprilia
Nabila Aprilia Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Sriwijaya

menonton dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Pangan di Somalia: Tantangan dan Langkah Strategi Menghadapinya

30 November 2024   22:57 Diperbarui: 30 November 2024   23:09 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu bencana kemanusiaan terbesar di dunia saat ini adalah krisis pangan Somalia. Somalia, yang berada di Tanduk Afrika, telah menjadi korban konflik bersenjata, perubahan iklim, dan ketidakstabilan politik selama bertahun-tahun, yang hanya membuatnya. lebih tertekan terhadap kelangkaan pangan. Lebih dari 6 juta orang di Somalia, hampir separuh dari populasi negara, dilaporkan kelaparan parah pada 2024. Kekurangan makanan bukan satu-satunya masalah; akses, distribusi, dan ketahanan masyarakat terhadap gangguan juga merupakan masalah. Bantuan kemanusiaan, kebijakan berkelanjutan, dan kolaborasi internasional diperlukan untuk mengatasi krisis pangan di Somalia. Krisis pangan di Somalia bukan hanya masalah kelaparan atau kekurangan makanan; itu berdampak pada banyak aspek kehidupan masyarakat, menimbulkan masalah yang kompleks bagi negara tersebut. Di bawah ini adalah beberapa aspek dampak dari krisis pangan di Somalia: 

1. Dampak Kemanusian: Krisis pangan berdampak langsung pada kesehatan dan keselamatan orang, terutama bagi anak-anak, perempuan, dan orang tua. Somalia memiliki tingkat malnutrisi tertinggi di dunia. UNICEF memperkirakan bahwa pada Somalia memiliki tingkat malnutrisi tertinggi di dunia. UNICEF memperkirakan bahwa pada tahun 2024, lebih dari 1,8 juta anak di Somalia akan membutuhkan pengobatan untuk malnutrisi akut. Anak-anak yang kekurangan gizi lebih rentan terhadap stunting, yang merupakan perkembangan terhambat pertumbuhan, yang berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif mereka.

2. Dampak Sosial: Krisis pangan meningkatkan konflik sosial, merusak komunitas, dan memperburuk ketimpangan. Jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mencari makanan dan air sebagai akibat dari krisis pangan. Menurut Internal Displacement Monitoring Centre (IDMC), kekeringan menyebabkan lebih dari 1 juta orang mengungsi pada tahun 2023. Para pengungsi ini menghadapi kondisi yang buruk di kamp sementara, seperti kekurangan air bersih dan sanitasi. Konflikt Komunitas Kekurangan sumber daya seperti air dan lahan pertanian sering menyebabkan konflik antar-komunitas. Ketegangan di antara kelompok lokal meningkat karena perebutan akses terhadap sumber daya ini, yang dapat menyebabkan kekerasan.

3. Dampak Ekonomi: Ekonomi Somalia, yang sebagian besar bergantung pada pertanian dan peternakan, terganggu oleh krisis pangan. Kerugian dalam Agrikultur dan Peternakan Jutaan ternak, yang merupakan sumber penghidupan utama bagi sebagian besar penduduk pedesaan, dibunuh oleh kekeringan yang berkepanjangan, yang menghancurkan hasil panen. Akibatnya, pendapatan masyarakat menurun drastis, dan mereka kehilangan kemampuan mereka untuk membeli barang. Situasi semakin memburuk karena ketergantungan Somalia pada impor pangan semakin meningkat. Ketika jalur suplai terganggu, harga bahan pokok melonjak tajam, membuat masyarakat miskin semakin sulit mendapatkan makanan.

4. Dampak Pendidikan: Krisis pangan memengaruhi pendidikan anak-anak, terutama di pedesaan. Putus Sekolah Pendidikan sering kali terabaikan saat keluarga berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Anak-anak, khususnya perempuan, sering dikeluarkan dari sekolah untuk membantu keluarga mencari makanan atau air. Kemampuan belajar anak-anak terganggu Anak-anak, khususnya perempuan, sering dikeluarkan dari sekolah untuk membantu keluarga mencari makanan atau air. Kemampuan belajar anak-anak terganggu karena malnutrisi dan kelaparan. Lapar membuat orang yang tetap di sekolah kesulitan berkonsentrasi.

5. Dampak Lingkungan: Krisis pangan juga memiliki dampak lingkungan yang signifikan, terutama dalam konteks adaptasi terhadap perubahan iklim. Degradasi Tanah Penggembalaan berlebih dan eksploitasi lahan untuk memenuhi kebutuhan pangan mendesak mempercepat degradasi tanah, mengurangi produktivitas pertanian jangka panjang. Kerusakan Ekosistem Kekeringan dan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan menyebabkan kerusakan ekosistem, termasuk hilangnya keanekaragaman hayati dan penurunan kualitas air.

Akar masalah krisis pangan di Somalia yaitu perubahan iklim, Jutaan orang di Somalia terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mencari air dan makanan karena musim kekeringan terburuk yang pernah dialami perubahan iklim, Jutaan orang di Somalia terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mencari air dan makanan karena musim kekeringan terburuk yang pernah dialami negara itu selama empat puluh tahun terakhir pada tahun 2023. Musim kekeringan ini menghancurkan lahan pertanian dan menghentikan panen. Sebaliknya, perubahan pola hujan menyebabkan banjir musiman menjadi lebih parah. Ketika banjir terjadi, infrastruktur rusak, lahan pertanian terendam, dan populasi yang rentan kehilangan akses ke kebutuhan dasar mereka dan juga konflik berkepanjangan Sejak pemerintah pusat Somalia runtuh pada tahun 1991, Somalia telah mengalami konflik terus-menerus. Sebagian besar wilayah pedesaan dikuasai oleh kelompok militan seperti Al -Shabaab, yang menghalangi akses bantuan kemanusiaan. Selain itu, konflik ini mengganggu sistem distribusi makanan, yang menyebabkan harga makanan melonjak dan membatasi kemampuan petani untuk mengolah lahan. Selain itu, membangun kapasitas kelembagaan untuk menangani krisis ini menjadi sulit bagi negara karena tidak ada stabilitas politik. Kemiskinan dan Ketergantungan pada Impor di negara Somalia yang sebagian besar bergantung pada impor makanan. Dalam situasi konflik atau bencana, jalur suplai bergantung pada impor makanan. Dalam situasi konflik atau bencana, jalur suplai terputus, yang mengakibatkan kelangkaan dan kenaikan harga. Selain itu, sebagian besar orang di Somalia hidup di bawah garis kemiskinan. Kelaparan semakin memburuk ketika harga makanan naik, membuat banyak keluarga tidak mampu membeli kebutuhan dasar mereka. 

Untuk mengatasi krisis pangan di Somalia memerlukan kombinasi pendekatan jangka pendek dan jangka panjang, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, organisasi internasional, dan masyarakat lokal yaitu:

1. Peningkatan Bantuan Kemanusiaan: Bantuan kemanusian adalah langkah pertama yang mendesak untuk mengatasi kelaparan akut. Organisasi seperti Program Pangan Dunia (WEP), Palang Merah, dan badan-badan PBB lainnya harus mendapatkan dukungan finansial dan logistik yang memadai untuk menyediakan makanan, air bersih, dan layanan kesehatan bagi populasi yang terdampak. Namun, bantuan ini harus diberikan dengan cara yang memastikan akses bagi komunitas yang terisolasi akibat konflik. Pengawalan keamanan dan kerja sama dengan pihak lokal diperlukan untuk mencapai daerah yang sulit keamanan dan kerja sama dengan pihak lokal di perlukan untuk mencapai daerah yang sulut di jangkau.

2. Penguatan Sistem Pertanian Lokal: Ketahanan pangan jangka panjang di Somalia memerlukan investasi dalam sektor pertanian yang meliputi Pelatihan Petani Memberikan petani lokal pelatihan yang akan membantu mereka meningkatkan produktivitas mereka dan memasukkan teknik pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim. Irigasi dan Infrastruktur Air Menciptakan sistem penyimpanan air dan irigasi untuk mengurangi efek kekeringan.

3. Perbaikan Jalur Distribusi Pangan: Meningkatkan ketersediaan makanan sangat penting untuk mengatasi krisis ini. Pemerintah Somalia, dengan bantuan dari negara-negara lain dalam Mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan distribusi makanan yang lebih efisien. Meningkatkan produksi lokal dan meningkatkan fasilitas penyimpanan makanan untuk mengurangi ketergantungan pada impor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun