Mohon tunggu...
Humaniora

Urgensi Orang Tua Belajar tentang Gender

26 Maret 2018   22:29 Diperbarui: 26 Maret 2018   22:53 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamualaikum readers...

Saat ini banyak orangtua yang mengeluhkan sikapsikap anaknya ketika beranjak dewasa. Seperti halnya anak lakilaki yang menjadi lemah gemulai ketika usia remaja, begitu juga perempuan menjadi maco saat remaja. Orangtua berfikir bahwa didikannya semasa kecil sudah memberikan sebaik mungkin, tetapi mengapa hal ini sampai terjadi. Menurut Ratna Yuliati, S.Psi, sebagai guru BK di sekolah, ketidaktahuan orangtua mendidik anakanak pada saat ini bisa mengakibatkan kesalahan orientasi seksual. Sehingga terjadi banyak pelecehan seksual akibat minimnya pengetahuan tentang gender.

Disisi lain, kemajuan teknologi turut andil dalam masalah ini dan kurangnya pemahaman orangtua dalam mengasuh dan mendidik anak begitu pula faktor lingkungan pergaulan. Rasa trauma pada anak berawal dari persoalan pelecehan seksual yang menghantui dan sangat meresahkan terutama orangtua. Bahkan hal itu akan mendorong sesorang memiliki konsep hidup yang menyimpang seperti ketidakinginan untuk menikah dan berubah jenis kelamin(transgender). Penyimpangan demikian kebanyakan berawal dari konsep pendidikan dan pengasuhan. Seringkali orangtua kurang terlibat dalam pergaulan anak ketika masa pertumbuhan.

Banyak orangtua yang menganggap anaknya masih tahap pertumbuhan awal belum mengetahui tentang halhal yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa. Saat bermainpun orangtua harus tetap untuk mengawasi terlebih jika anak sudah mulai bertanya tentang adanya perbedaan anggota tubuh anak perempuan dan lakilaki. 

Sangat fatal akibatnya ketika anak mengenal anggota tubuhnya dari orang yang tidak paham cara berkomunikasi dengan benar. Berkaitan dengan aurat lakilaki dan perempuan yang merupakan dasar pengenalan gender mereka, akan membuat anak penasaran jika penjelasan orangtua terlalu rumit dan susah dicerna.

Orangtua saat ini harus cerdas membaca keadaan, karena pengenalan gender sangat penting demi kelanjutan hidup anak kelak. Ketika usia anak dirasa sudah mampu menerima konsep gender, maka segeralah untuk menerapkannya sehingga anak mengetahuinya dari orang terdekatnya. Semisal ketika anak perempuan berusia delapan tahun, sudah mulai dikenalkan pengetahuan yang menyangkut kehidupannya yaitu haid. 

Sehingga jika anak sudah tiba masanya haid/datang bulan, dia paham dan tidak ada rasa minder dalam dirinya. Anak lakilaki pun juga turut dibubuhi pengetahuan tentang konsep gender. Terutama kewajibanya setelah mengalami masa pubertas.

Seperti wajibnya melaksanakan sholat fardhu, adanya batasanbatasan terhadap pergaulan dengan lawan jenis, serta melaksanakan kewajiban lainnya. Pada tahap ini orangtua harus mengetahui seluk beluk kehidupan remaja agar tidak keliru dalam mengambil keputusan. Harus dengan adanya diskusi terlebih dahulu bersama anak. Setelah itu orangtua harus rutin mengontrol semua yang telah disepakati baik orangtua maupun anak. Ketika semua telah anda berikan dengan baik dan benar mengenai konsep gender, maka yakinkan diri anda dan jangan lupa untuk mendoakan serta berikan kepercayaan pada mereka.

Betapa pentingnya peran orangtua dalam pengasuhan dan seberapa cerdasnya orangtua membaca situasi saat ini untuk melakukan pemahaman konsep gender pada anak sejak dini. Mulailah dengan memahamkan diri anda, tidak ada istilah tamat belajar ketika seseorang masih bernafas. Pupuk pengetahuan anda demi kelangsungan hidup keluarga lebih baik. Berikan kasih sayang dengan tulus dan ciptakan suasana damai dalam keluarga sehingga anak akan merasa terlindungi dan leluasa untuk bicara apapun kepada orangtuanya.

Sekian, semoga bermanfaat. Wassalam

Sumber: majalah al-falah edisi April 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun