Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Tolong Jangan Marahi Aku

6 Maret 2018   06:21 Diperbarui: 6 Maret 2018   07:45 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: nakita.grid.id

Assalamualaikum readers...

Disiplin. Apa yang anda ketahui tentang disiplin?

Disiplin identik dengan tepat waktu, tegas, ketepatan janji, sesuai antara ucapan dan tindakan. Ketegasan dalam disiplin banyak mengandung unsur kemarahan yang berujung sikap negatif muncul dari diri seseorang. Perilaku ini sudah bukan menjadi hal tabu dalam proses mendidik anak di Indonesia.

Tetapi sayangnya para orangtua belum menyadarkan diri mereka untuk menghindari kemarahan dalam mendidik anak. Dari kalangan orangtua dengan pendidikan rendah hingga pendidikan yang ataspun masih banyak menggunakan metode tersebut.

Mari kita luruskan cara mendidik anak tanpa memarahinya. Ketika anak dibentak dan dimarahi psikologinya akan terguncang dan sangat kecewa. Perlu dicatat, marah disini dalam konteks membentak hingga menghujami pukulan. Anak memiliki psikologi yang masih belum sempurna untuk menerima ketegasan dari orangtua.

Dimasa sekarang banyak anak-anak yang meluapkan emosinya disosial media. Itulah salah satu bentuk kekecewaan anak karena mereka tidak menemukan tempat bernaung mencurahkan seluruh perasaan karena mereka takut dimarahi dan dinilai salah oleh orangtuanya. Bentuk parenting yang gagal dan merasa tidak aman dirumah.

Sikap marah-marah yang seharusnya tidak terdapat didalam proses belajar anakpun saat ini masih terjadi. Meskipun intensitasnya menurun karena sudah banyak pendidik yang mengetahui cara atau ilmunya mengatasi anak tanpa marah. Anak usia dini yang seharusnya mereka menerima kasih sayang juga kelembutan dari seorang pendidik disekolah.

Namun tetap ada pendidik yang belum bisa menerima kenakalan anak dan memilih mengatasinya dengan memarahi. Sekali anak dimarahi, mereka akan merekam kejadian itu dan mengalami trauma yang mendalam. Banyak anak usia dini yang mengalami mogok sekolah akibat trauma disekolah. Keganjalan-keganjalan sikap anak harus diketahui oleh orangtua.

Mereka akan merasakan kesedihan dan bisa jadi dirumah tidak mau cerita. Saat itulah peran orangtua dibutuhkan. Pahami anak anda dengan selalu menanyakan kegiatan mereka selama sehari dengan obrolan yang santai dan menyenangkan. Sikap orangtua yang seperti itulah yang dibutuhkan anak, orangtua bisa menjadi siapapn dan apapun bagi anak.

Hentikan perasaan emosi anda ketika anak berbuat salah, karena jika tidak anak akan bisa menjadi lebih nakal atau bahkan tidak menurut dengan orangtua. Bersikaplah yang lembut dengan cara menerima kesalahan mereka dan yakinkan diri anda bisa merubah sikap buruk anak dengan tidak memarahinya.

Kenyamanan akan timbul ketika anak merasa aman kepada suasana rumah dan seisinya. Keterbukaan akan muncul dari diri anak karena mereka merasa didengar dan diberikan solusi yang baik. Paksa diri anda menjadi pendengar setia anak, meskipun hal itu sangat membuat anda bosan dan merasa lelah. Mereka hanya butuh waktu tidak lebih dari satu jam untuk mengungkapkan perasaan. Dan yang terpenting tanggapi curhatan mereka dengan bijak dan lembut.

Semoga bermanfaat.. wassalam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun