Mohon tunggu...
Humaniora

Dampak Anak Sekolah Terlalu Dini

18 Oktober 2017   07:01 Diperbarui: 18 Oktober 2017   07:15 2174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Assalamualaikum readers...

Sudah tak asing lagi di jaman ini menyekolahkan anak di usia masih terlalu dini. Banyak faktor yang mempengaruhi pola fikir orangtua dalam mengambil tindakan tersebut. Mengapa anak di usia terlalu dini harus masukan dalam pendidikan yang sudah terstruktur?

Disisi lain pemikiran orang lain juga mempengaruhi pola asuh orangtua masa kini. Banyak orangtua yang sibuk dengan pekerjaan sehingga perkembangan anak tak terkendali, maka mereka memilih untuk menitipkan anaknya ke dalam lembaga pendidikan anak terutama di usia sangat dini yakni 1-2 tahun. Orangtua sangat percaya dengan bimbingan tersebut karena dia sibuk dengan pekerjaan sehingga anak tak terurus, maka disekolahkan dia di uisa dini. Sangat kasihan melihat anak yang seperti ini.

Menurut bunda Elly Risman seorang pakar psikologi anak, kebutuhan anak pada usia awal yaitu kelengketan orangtua dengan dia. Saat usia tersebut anak menggali aspek perkembangannya dengan bantuan orangtua. Misalnya, perkembangan motorik kasar dan halus. Anak di usia 1-3 tahun sudah kenal dengan kata belajar, disitulah orangtua memperkenalkan apa saja hal-hal yang dilakukan saat belajar. Entah itu dengan memegang pensil, memegang penghapus, memegang penggaris dan sebagainya. Kegiatan tersebut sangat dianjurkan kepada orangtua untuk dilakukan, selain anak mengasah motorik halusnya, kedekatan orangtua dengan anak tidak ada jarak.

Permainan anak usia dini adalah tubuh kedua orangtua, mengapa seperti itu?

Anak adalah penonton/peniru, sedangkan orangtua adalah figur atau tauladan. Ketika anak memperoleh informasi atau pengetahuan baru dari sosok oranglain di usia dini, maka merugilah para orangtua. Karena anak akan selalu mengingat informasi tersebut hingga dia dewasa, begitu juga dengan figur yang terlibat didalamnya. Maka dari itu, kedekatan orangtua dengan anak di usia 1-6 tahun sangat dibutuhkan.

Kepada para orantua buatlah permainan sederhana dengan peralatan dirumah yang membuat anak senang dan mengembangkan perkembangannya sehingga anak akan lebih nyaman bermain dan akan meminta hal-hal(pengetahuan) baru kepada orangtuanya. Jika orangtua memilih menyekolahkan anaknya terlalu dini, maka sama dengan orangtua merampas dunia bermain anak. dia akan merasakan kebosanan terlalu dini dalam belajar. Namun ketika anak sudah memiliki usia yang pas untuk menginjak bangku pendidikan, maka kebosanan itu akan muncul ketika di usia anak yang cukup mengerti itu. So, dont lose your child's playtime because their playing period is only short.

Wassalamualaikum...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun