Mohon tunggu...
Nabila
Nabila Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - by Nabila

political science

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebohongan Pemimpin dalam Perspektif Islam

30 Juni 2021   20:17 Diperbarui: 30 Juni 2021   21:01 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemimpin adalah cerminan dari masyarakat, sekaligus pemimpin harus berusaha mewujudkan kehendak masyarakat. Itu sebabnya pemimpin suatu masyarakat atau pemimpin suatu negara itu dinamai Amir. Amir dalam bahasa Arab artinya yang memerintah dan diperintah. Pemimpin itu diperintah oleh masyarakat. Dia menampung apa yang dikehendaki masyarakat, aspirasi masyarakatnya, lalu dia membimbing dan memerintah masyarakatnya untuk mengikuti langkah-langkahnya, itu merupakan pemimpin yang baik. Jikalau memilih pemimpin yang baik maka akan lahir pula pemimpin yang baik.

Disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa manusia diciptakan oleh Allah sebagai khalifatu fi al-ardh dengan tujuan untuk mengatur, mengelola, dan memimpin sesamanya maupun makhluk lainnya. Islam berpandangan bahwa seorang pemimpin yaitu seorang yang mampu mengintegrasikan nilai-nilai ajaran islam dalam memimpin lembaga atau institusi, sekelompok orang atau kaum, bangsa, maupun negara. Adapun kepemimpinan merupakan sebuah amanah, bukan sesuatu yang dimintai apalagi dikejar dan diperebutkan juga merupakan titipan Allah Swt. di mana suatu saat akan dimintai pertanggung jawabannya. Karenanya suatu kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang yang digunakan semata-mata untuk memudahkan dalam menjalankan tanggung jawab melayani apa yang dipimpinnya. Semestinya semakin tinggi kekuasaan seseorang, hendaknya semakin meningkat pelayanan kepada masyarakat.

Kepemimpinan politik di Indonesia diwarnai oleh ketidak-mantapan personal atau split personality yang ditunjukkan oleh para pemimpin politik. Kasus tidak setianya pemimpin atas janji-janji yang mereka ucapkan baik ketika kampanye, berjanji dan saat sumpah jabatan. Perilaku pemimpin yang menunjukkan ketidak konsistenan antara ucapan dan tindakan memicu tuduhan bebuat kebohongan oleh sebagian pihak seperti para tokoh terhadap Presiden. Cacian terhadap perilaku legislative dan politikus lebih mengarah kepada perilaku yang jauh dari moralitas seperti korupsi, suap, lebih mementingka diri sendiri dari pada kepentingan rakyat, melalaikan kewajiban, lemah dalam memela hak-hak publik membolos, tidur saat sidang, pornografi, dan sex abuse. Disisi lain, masyarakat senantiasa berharap akan adanya Kepemimpinan Moralitas terkait dengan moralitas kepemimpinan yang tidak bersifat instan, karena merupakan hasil jangka panjang dari proses pembelajaran sejak kecil yang ditanamkan oleh lingkungan. Salah satu wahana belajar kepemimpinan yang strategis adalah organisasi kesiswaan dan organisasi intra kampus. Ketika sistem Pendidikan Politik tidak memadai secara moralitas untuk menjadi wahana belajar maka sulit melahirkan pemimpin bermoral.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun