Mohon tunggu...
Asagift
Asagift Mohon Tunggu... Penulis - Guru

Ini adalah cara saya mengingat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Captcha, Manusia, dan Robot

11 Desember 2021   01:18 Diperbarui: 11 Desember 2021   01:45 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persaingan hidup antara manusia dan robot yang kompetitif  di era digital ini tentu berdampak ke segala lini kehidupan. Manusia akan semakin sulit mencari pekerjaan, tetapi di sisi lain manusia akan semakin mudah menjalani aktivitasnya. Manusia pelan-pelan akan tergantikan oleh robot belum tentu terjadi secara utuh. Hal itu kembali pada satu pertanyaan sederhana, apa yang spesial dalam diri manusia? Hal itu adalah spontanitas dari sebuah pemikiran. Prinsip pikiran manusia dan kecerdasan terkait nilai benar-salah, baik-buruk dan mengenali suatu objek  demikian menjadi salah satu poin perbedaan manusia dengan robot.

Saat kita hendak masuk ke akun pribadi di sebuah website tentunya kita diperintahkan untuk memasukkan password dengan benar, lalu seringkali muncul gambar/tulisan aneh yang harus dikutip ulang oleh kita. Proses ini disebut dengan CAPTCHA (Completely Automated Public Turing test to tell Computers and Humans Apart). Dengan kata lain, CAPTCHA merupakan sebuah metode yang mampu membedakan manusia dengan mesin. CAPTCHA memanfaatkan kemampuan manusia untuk menentukan simbol berupa huruf dan angka tertentu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga tidak bisa dikenali oleh mesin, tetapi manusia bisa menganalisis simbol apa yang terbentuk. Ada beberapa bentuk CAPTCHA yang lazim digunakan, antara lain sebuah gambar dengan huruf-huruf yang terdistorsi atau memilih beberapa gambar dengan tema tertentu. 

Proses yang terjadi dalam sistem captcha tersebut menggunakan persepsi manusia. Persepsi sesungguhnya proses yang berasal dari pengalaman  subjektif  dan hanya manusia yang mampu. Sebuah password, untuk mengutip dan mengingatnya, robot dapat melakukannya. Bahkan robot/mesin dapat mengingat dan memecahkan lebih baik dari manusia. Akan tetapi, ketika dihadapkan suatu huruf dan angka yang aneh dan tidak mengikuti alogaritma tertentu, kombinasi dan bentuknya sebagai gambar maka robot tidak dapat menangkapnya dan tidak mampu mempersepsi.   

Manusia memiliki perbedaan dan memiliki persepsi objek dibanding robot. Manusia akan peduli dengan apa yang kita rasa dan sensasikan. Manusia juga memahami bagaimana kita mempersepsi sesuatu serta apa yang akan kita persepsi.  Komputer akan sulit memahami perintah tersebut karena dibutuhkan kemampuan bahasa manusia untuk memahami perintah yang aneh tersebut, termasuk dengan bahasa santai yang biasa digunakan manusia. Beberapa penggunaannya sekarang adalah pada pengadaan polling online untuk menghindari kecurangan dan proses log in pada akun media sosial untuk menghindari komentar spam, melindungi web dari search engine bot, mencegah serangan kamus, dan melindungi email dari serangan scrapper.

"Cara kita memandang teknologi adalah mengangkat manusia dan tidak menghilangkan manusia."

-Ellyn Shook

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun