Mohon tunggu...
Nabiilah Chaermy
Nabiilah Chaermy Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa UIN SYarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cenderung Praktik, Efektifkah Pembelajaran Daring bagi Siswa SMK?

12 Desember 2020   15:40 Diperbarui: 12 Desember 2020   15:41 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang diketahui SMK merupakan pendidikan yang bertujuan mendidik siswa agar dapat mempersiapkan diri sebelum terjun ke dunia pekerjaan. Hal inilah yang membuat siswa SMK memerlukan pembelajaran secara praktik daripada teori, karena mereka pada dasarnya di didik untuk melatih kecakapan, keahlian dan sikap agar dapat menyesuaikan ketika masuk dunia kerja. Namun, dimasa pandemi ini seolah menjadi hambatan bagi siswa SMK dalam melalu peroses pembelajaraan. Karena adanya larangan berkumpul dan mengharuskan menjaga jarak membuat mereka mau tidak mau melakukan pembelajaran secara daring atau jarang jauh. Lantas apakah pembelajaran daring akan bekerja dengan baik bagi siswa SMK? Berikut pemaparannya.

Menurut kebijakan pemerintah Indonesia terkait pembatasan sosial guna menekan angka penyebaran Covid-19. Seperti yang tercantum dalam  Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam masa darurat penyebaran virus Corona.  Dalam surat edaran itu berisi peniadaan ujian nasional tahun 2020 dan kebijakan pembelajaran dirumah atau jarak jauh diterapkan. Kebijakan Kemendikbud terkait pembelajaran jarak jauh atau daring berdampak kepada murid SMK. Murid SMK yang biasanya melakukan pembelajaran dengan praktik akan merasa kesulitan ketika daring, seperti keterbatasan alat-alat dalam pembelajaran dan fasilitas lain yang tidak dimiliki oleh semua murid.

Sebelumnya SMK adalah sekolah yang berbasis dengan kejuruan. Kejuruan yang disediakan oleh SMK pun bermacam-macam ada yang teknik informatika, akuntansi bahkan tata boga. Hal inilah yang membedakan SMK dengan SMA. Dimana sistem pembelajaran SMK lebih mengutamakan dengan praktik daripada belajar dikelas dan menyimak materi yang disampaikan. Oleh karena itu, pembelajaran daring dianggap tidak efektif bagi siswa SMK dikarenakan banyaknya hambatan yang dialami. Sebagai salah satu contoh SMK dengan jurusan keperawatan apabila melakukan praktek melalui video conference sang guru tidak dapat melihat apakah posisi sang siswa sudah benar atau belum, karena sang guru hanya melihat dari satu sudut pandang dan tidak dapat melihat dari sudut pandang lain.

 Karena keterbatasan itu membuat para siswa SMK kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran. Adapun contoh lain seperti siswa SMK tata boga yang mengharuskan membuat makanan dengan proses dipangang dengan oven. Hal inilah yang menjadi masalah karena tidak semua siswa SMK memiliki oven sebagai alat menerapkan pembelajaran mereka. Selain itu, para siswa SMK juga akan dihadapkan dengan yang namanya PKL (Praktik Kerja Lapangan) disana mereka akan bekerja sementara sebagai syarat kelulusan mereka. Akan tetapi, ditengah pandemi ini akan sulit melakukan yang namanya PKL sehingga para siswa SMK akan kesulitan dalam menyelesaikannya

PKL atau praktik kerja lapangan ialah salah satu syarat yang wajib dilakukan oleh siswa smk pada kelas 11 semester 3 atau 4. PKL ini memiliki tujuan agar mereka dapat mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya. PKL pun memiliki tujuan agar murid tersebut dapat merasakan apa yang ada di dunia kerja nanti. Walaupun begitu,dimasa pandemi ini banyak perkantoran bahkan tempat kerja yang melakukan sistem WFH atau work from home agar dapat menekan penyebaran virus Covid-19 tersebut. Hal inilah yang menjadi salah satu penghambat dimana siswa SMK yang harusnya dapat merasakan apa yang terjadi di dunia kerja nanti malah mereka tidak dapat mengembangkan potensi mereka karena tidak bisa melakukan PKL.

Jika kita lihat pembelajaran secara daring di SMK tidak efeketif karena sistem tersebut mengalami banyak hambatan dibanding SMA yang melakukan sistem pembelajaran dengan daring. Pada konferensi pers yang dilakukan secara daring di tanggal 7 bulan agustus 2020 menteri Nadiem Makariem menyampaikan “Untuk SMK maupun perguruan tinggi di semua tempat boleh melakukan praktik di sekolah, yaitu pembelajaran produktif yang menetapkan protokol. Yang harus menggunakan mesin, laboratorium ini bisa untuk melaksanakan praktik tersebut," Nadiem Makarim mengatakan langkah ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran yang wajib menggelar praktik.Sementara bagi pelajaran bersifat teori, proses belajar mengajar tetap dilakukan dengan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ). "Ini untuk kelulusan SMK, perguruan tinggi kita ini terjaga. Semua mata pelajaran yang bersifat teori masih harus dilakukan dengan PJJ," ucap Nadiem. 

Setelah membaca pemaparan diatas, menurut pendapat kalian apakah pembelajaran daring efektif untuk diterapkan? Jika tidak seperti apa alasannya? Jangan lupa untuk menjaga kesehatan, selalu mematuhi protokol kesehetan dan tetap semangat.

DAFTAR PUSTAKA 

Tribunnews.com "Mendikbud: SMK dan Perguruan Tinggi di Semua Zona Boleh Gelar Praktik Sekolah" 7 Agustus 2020  (diakses pada 10 Desember 2020)

pusdiklat.kemendikbud.go.id "SURAT EDARAN MENDIKBUD NO 4 TAHUN 2020 TENTANG PELAKSANAAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM MASA DARURAT PENYEBARAN CORONA VIRUS DISEASE (COVID- 1 9)" 24 Maret 2020  (diakses pada 11 Desember 2020)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun