Mohon tunggu...
dokanazami
dokanazami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kelompok 5 Bahasa Indonesia Matematika FMIPA UNS

Kelompok 5 Bahasa Indonesia Matematika FMIPA UNS

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembelajaran Daring, Efektifkah?

20 April 2021   22:50 Diperbarui: 20 April 2021   23:49 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.ayosemarang.com 

Kondisi pandemi COVID-19 telah mempengaruhi beberapa aspek kehidupan, salah satunya yaitu aspek pendidikan. Aspek ini memiliki tujuan yang penting dalam kehidupan seseorang yang nantinya akan menjadi bekal dalam menghadapi persaingan masa depan. Maka dari itu, pemerintah harus melakukan terobosan untuk menangani masalah pendidikan di masa pandemi ini. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk tetap mewujudkan tujuan pendidikan serta memenuhi hak peserta didik dalam mendapatkan layanan pendidikan selama pandemi ini adalah dengan dilakukannya proses pembelajaran daring.

            Pelaksanaan pembelajaran di sekolah maupun di perguruan tinggi dipaksa berubah secara drastis. Dari sistem pembelajaran tatap muka ke pembelajaran yang dilakukan secara online, karena kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dengan tatap muka biasanya masih terdapat kendala. Sehingga pada pelaksanaan pembelajaran daring yang masih terbilang baru ini, pastinya akan muncul beberapa kendala yang dihadapi oleh guru, siswa, dan sekolah. Maka dari itu, keefektifan pembelajaran daring masih dipertanyakan.

           Menurut  Dr. Gogot Suharwoto, pembelajaran online tidak hanya memindah proses tatap muka menggunakan aplikasi digital, dengan disertai tugas-tugas yang menumpuk. Ilmu teknologi pendidikan mendesain sistem agar pembelajaran online menjadi efektif, dengan mempertimbangkan tujuan pendidikan secara khusus. Prinsip-prinsip pemanfaatan teknologi yang harus menjadi acuan guru dalam memanfaatkan teknologi yaitu mampu menghadirkan fakta yang sulit dan langka ke dalam kelas, memberikan ilustrasi fenomena alam dan ilmu pengetahuan, memberikan ruang gerak siswa untuk bereksplorasi, memudahkan interaksi dan kolaborasi antara siswa-guru dan siswa-siswa, serta menyediakan layanan secara individu tanpa henti. Namun, sangat sedikit guru yang memahami prinsip-prinsip diatas. Hal ini menuntut stakeholder terkait, utamanya para pengembang teknologi pembelajaran harus lebih banyak berinovasi dan mencari terobosan pembelajaran di masa darurat seperti COVID-19 saat ini.

           Proses pembelajaran daring ini tentunya memiliki banyak sarana pendukung agar tercapai tujuan awal dari proses belajar-mengajar. Sarana pendukung yang utama yaitu jaringan internet. Tanpa jaringan internet yang stabil maka proses belajar-mengajar akan terganggu. Fungsi jaringan internet disini adalah untuk mengkoneksi antar guru dan juga peserta didik dalam melakukan proses belajar-mengajar secara virtual. Dalam proses ini, guru akan dapat menjelaskan, menerangkan, dan memberi soal kepada peserta didiknya secara virtual bisa melalui aplikasi Zoom Meetings, Google Meet, WhatsApp Group, Google Classroom, dll. Jadi, untuk mencapai keberhasilan proses belajar-mengajar ini dibutuhkan jaringan internet yang stabil agar bisa dipahami oleh peserta didik. 

           Namun, untuk mendapatkan jaringan internet yang stabil tidaklah mudah, bahkan orang yang tinggal di kota pun terkadang masih sulit mendapatkan jaringan yang stabil, terlebih di beberapa wilayah pedesaan. Para peserta didik akan lebih ekstra usahanya dalam mengikuti proses pembelajaran ini, karena harus berjalan ke atas bukit, atau bahkan berjalan ke kota untuk mendapatkan sinyal atau jaringan yang stabil. Keadaan ini disebabkan oleh infrastruktur teknologi komunikasi di Indonesia yang masih belum merata. Jangankan di pulau kecil saja, di pulau Jawa yang memiliki angka penduduk yang paling banyak saja masih banyak daerah yang belum terpapar sinyal internet. Para siswa mengungkapkan bahwa untuk dapat berpartisipasi dalam pembelajaran online, mereka harus membayar biaya yang cukup banyak untuk membeli kuota data internet. Menurut mereka pembelajaran daring dalam bentuk tatap muka secara online telah menghabiskan banyak kuota dalam jumlah besar, sedangkan melalui diskusi online aplikasi pesan tidak butuh banyak kuota. Pembelajaran melalui konferensi video akan menghabiskan banyak pulsa hanya dalam satu hingga dua jam pelajaran saja. 1-2 Gigabyte data bisa habis dengan mudah dalam sekali panggilan konferensi video untuk pembelajaran jarak jauh.

           Selanjutnya, tidak semua siswa dan keluarganya memiliki perangkat telepon pintar yang harus digunakan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Hal ini sangatlah tragis dan disayangkan karena tampaknya pemerintah kurang memperhatikan nasib dari keluarga yang tidak mampu untuk membeli telepon pintar. Saat keluarga mampu untuk memiliki gawai atau perangkat komunikasi yang dibutuhkan pun orangtua belum tentu sanggup untuk membantu siswa belajar daring. Bukan masalah kompetensi orangtuanya yang utama, namun orangtua juga memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan, apalagi dalam masa pandemi yang berpengaruh pula pada keadaan ekonomi semua orang.

           Dengan tantangan yang sangat beragam tersebut, proses pembelajaran daring ini memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif dari pembelajaran online ini yaitu memudahkan pendidik dalam menyampaikan pelajaran dan menambah nilai kemandirian dan pendewasaan individu. Sedangkan dampak negatifnya, yakni pembelajaran jadi tidak kolektif, tidak terlalu banyak siswa yang paham dengan mata pelajaran yang di sampaikan melalui pembelajaran online atau daring, pendidik lebih banyak memberikan tugas ketika pembelajaran online dibandingkan ketika dengan pembelajaran di dalam kelas, dan tentu saja pembelajaran tidak efektif.

            Melihat dampak dari proses pembelajaran daring tersebut, sudah sepatutnya pemerintah memikirkan solusi yang tepat bagi pendidik dan para siswa. Terutama bagi masyarakat yang kurang mampu dan daerah yang susah untuk menjangkau sinyal. Dengan adanya solusi dan bantuan dari pemerintah, diharapkan pembelajaran daring bisa tetap efektif dan materi yang disampaikan oleh pendidik bisa tersampaikan dengan baik kepada siswa.

Ditulis oleh : Kelompok 5

Anggota        : 

  1. Nabiella Zahra (M0120051
  2. Muhammad Helmi Ade Pamungkas (M0120047)
  3. Ika Amelia Cahyaningrum (M0120031)
  4. Zhafirah Miranti Verdiana (M0120077)
  5. Aldo Indra Winata Koestiwa (M0120007)
  6. Naysilla Aisha Rizqhta (M0120053)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun