Mohon tunggu...
Si Penonton Layar
Si Penonton Layar Mohon Tunggu... Apoteker - Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manajemen Kerumunan Indonesia Buruk?

1 November 2022   01:20 Diperbarui: 1 November 2022   01:26 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Kelvin Moquete on Unsplash   

Kerumunan massa merenggut korban jiwa itulah peristiwa yang belakangan terjadi di bulan Oktober tahun ini. Sebut saja kejadian Kanjuruahan, Halloween Itaewon dan kejadian terakhir ada di India yang diduga rubuh jembatan yang disebabkan kelebihan wisatawan. Bulan Oktober penuh peristiwa yang mengharukan. 


Untuk di negara Indonesia kejadian kerumunan memakan korban sudah bukan berita baru. Pada tahun 2013 ada korban jiwa saat pembagian zakat, dan ya korban berjatuhan karena berdesakkan. Peristiwa terbaru yang dihentikan kepolisian ialah konser Bergoyang Berdendang Festival dan untungnya kali ini tidak ada korban jiwa namun, beberapa penonton mengalami luka-luka dan beberapa mengalami pingsan. 

Dari semua kejadian yang naas dan memakan korban jiwa ini bisa disimpulkan ada minimnya manajemen kerumunan. 

Untuk di negara kita sendiri hal teknis untuk mengelola kerumunan masihlah minim. Ambil contoh dari kejadian di Kanjuruhan kemarin pihak keamanan menggunakan gas air mata untuk menertibkan para suporter bola, dan mengakibatkan kejadian yang tidak diinginkan. Padahal penggunaan gas air mata untuk kejadian seperti ini sudah dilarang. 

Namun disisi lain juga penonton atau peserta acara pun terkadang memang sulit untuk dikelola. Masing-masing individu memagng memiliki keinginannya masing-masing. Dari pengalaman ku terdahulu sering kali penonton yang tidak memiliki tiket masuk dengan tanpa izin menerobos pagar-pagar. Demi bisa menonton acara secara gratis. Ya masih banyak oknum yang menghalalkan cara untuk bisa menembus acara-acara dengan cara yang seperti itu. 

Perihal kerumunan ini memang cukup kompleks jika dibedah dengan cara mendalam. Memang kedua belah pihak harus saling memahami hak dan kewajiban masing-masing. Pihak penyelenggara harus mematuhi dan memenuhi keamanan acara. Pihak penonton harus mematuhi dan mengikuti instruksi yang sudah ditetapkan.

Hal yang bisa disimpulkan ialah harus ada kerelaan untuk saling memahami. 

Kejadian yang sudah-sudah harus kita jadikan pembelajaran, tidak boleh terulang kembali, kita harus mawas diri jika ingin mengadakan acara dan mengikuti acara. Jadikan kejadian ini sebagai pengingat dan peringatan dini karena, nilai nyawa seseorang tidak ada bandingannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun