Mohon tunggu...
Si Penonton Layar
Si Penonton Layar Mohon Tunggu... Apoteker - Penikmat Film/Pembaca buku/Penikmat hal-hal unik

Berbagi sudut pandang tentang film dari sisi penonton, dan berbagi banyak hal yang perlu diulas

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review All Quiet on the Western Front (2022) Film yang Menjelaskan Kalau Perang Tidak Perlu Ada

30 Oktober 2022   23:22 Diperbarui: 6 Februari 2023   06:27 1337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster All Quite on the Western Front (2022) via imdb.com

Film dengan latar belakang Perang Dunia I ini berkisah tentang prajurit Jerman. Aku menonton film ini dengan rasa penasaran yang tinggi. Para pemerannya tidak terlalu aku kenal mungkin hanya 1 nama saja. Tertarik dengan film ini setelah melihat trailernya di YouTube, dan film ini sudah bisa dinikmati di layanan streaming Netfix.


Aku tidak akan memberikan SPOILER tulisan ini hanya memberikan pengalaman setelah menonton film ini.

Awal pembuka dari film ini cukup mencekam karena, langsung diperlihatkan suasana perang yang ngeri. Kisah dari film ini menceritakan para pemuda Jerman yang mencoba ingin mengabdi pada negara, dan ingin terlihat gagah nan perkasa. Ingin menjadi pusat perhatian para gadis-gadis. Ya para pemuda yang dimabukkan dengan cita-cita semu. 

Namun naas impian dan cita-cita semu itu harus bertemu dengan perang.  Perjalanan dan pertemuan mereka dengan perang merubah diri mereka. Perlahan nan pasti satu persatu teman mereka berguguran dan mereka tetap mencoba beradaptasi dengan keadaan. 

Satu-satunya yang membuat mereka bertahan di medan perang ialah surat dari keluarga dan teman seperjuangan. Film ini memperlihatkan bahwa perang tidak menjanjikan apa-apa.

Harapan anak muda yang ingin terlihat gagah dan digandrungi para wanita cuman mitos belaka. Kita para penonton akan diperlihatkan kengerian perang yang sesungguhnya. Diperlihatnya para elite menjadikan para pemuda sebagai pion perebutan kekuasaan, wilayah, martabat. Nyawa para tentara tidak pernah mereka pikirkan. 

Banyak scene yang memperlihatkan itu tidak secara tersurat namun tersirat jelas kesenjangan para elite untuk mendapatkan kemenangan perang rela mengorbankan banyak korban. 

Pembuat film ini sepertinya sengaja membuat film ini seakan ingin memberitahukan kita kalau perang tidak perlu terjadi bahkan tidak perlu ada. Tidak ada perang yang menjanjikan kemenangan. Menang dalam perang hanya semu belaka. Kengerian dan kehancuran adalah hal mutlak di peperangan. 

Film ini menuntaskan pesannya dengan baik. Aku sebagai penonton terharu dengan kisahnya. Tidak ada ending yang bahagia atau pun ending yang tragis. Hanya ada perang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun