Komik Isekai Penggambaran Impian yang Tidak Bisa Digapai

Anak 90-an sudah cukup akrab dengan tayangan kartun atau anime yang sering tayang pada hari minggu di stasiun televisi nasional. Sebut saja dragon ball, Saint seiya, Detective Conan, dan masih banyak lagi lainnya. Tidak hanya itu saja tapi tayangan super sentai atau power ranger sudah cukup akrab di telinga anak 90an. 

Ada nuansa nostalgianya sehingga membuat anak 90an tidak bisa lepas dari kesukaan mereka. Salah satu ciri anak 90an yang suka jejepangan pasti juga akrab dengan manga. Bahkan ada perpustakaan yang menyewakan komik-komik ini dengan harga murah. Dengan perubahan zaman kebiasaan membaca komik yang analog beralih ke elektronik. Sudah banyak aplikasi baca komik di Appstore. 

Komik-komik yang disajikan tidak hanya berasal dari Jepang saja ada Korea dan China yang ikut serta. Apalagi sempat pandemi Covid dimulainya PSBB (Pembatas Sosial Berskla Besar) membuat kegiatan dalam ruangan meningkat dan tentu para gen 90 memiliki waktu lebih untuk membaca komik yang belum sempat dibaca. 

Baca juga: Hanya Ada Produk Kecantikan Tidak Ada Produk Ketampanan

Ada satu tema komik yang sedang naik daun saat ini beberapa forum pecinta manga ataupun beberapa akun TikTok sering membahas dan merekomendasikannya yaitu Isekai, atau reinkarnasi secara sederhana adalah kembali ke masa lalu dengan kesadaran dan pengalaman hidup sebelumnya. 

Dimana MC (Main Character) bisa memiliki kemampuan untuk merubah kenyataan pahit yang pernah dilalui. Tema-tema seperti ini cukup sering dan populer di jagat maya. 

Namun ada hal yang mengusik, apakah ini gambaran bahwa banyak pembaca yang tidak menyukai kehidupannya saat ini?. 

Aku cukup paham dengan konsep tema komik ini. Namun ada beberapa waktu sempat terpikir enak juga ya bisa mengulang waktu dan bisa merubah peristiwa yang kita gagalkan. 

Baca juga: Wajah Pas-pasan yang Langganan Jerawat

Tentu wajar bila membayangkan saja. Tapi kenapa tema-tema ini sering dipakai oleh para kreatornya apakah di negara para kreator komik ini begitu mengerikan sehingga ingin membuat utopia atau keluar dari kenyataan. 

Hal ini yang menjadi tanda tanya kenapa tema seperti ini menjadi hal yang menyenangkan untuk dikonsumsi. Dibalik itu semuanya menurutku ada sisi bahaya dari naiknya tema ini. Penafsiran pembaca berbeda-beda ditakutkan tema ini diadopsi menjadi persepsi yang dimana dunia nyata tidak semenyenangkan itu. 

Baca juga: Selera Musikku Terbentuk dari Algoritma

Membuat delusi-delusi bagaimana seandainya jika benar itu bisa terjadi. Tentu naif pemikiran seperti ini namun, tidak menutup kemungkinan ide atau tema ini menggerogot pemikiran diri. Maka dari itu sepertinya perlu bijak menyeleksi bacaan diri.