Mohon tunggu...
Rr Nabella Kharisma
Rr Nabella Kharisma Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa

Mahasiswa yang sedang belajar menulis!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jurnalisme Era Digital

14 Februari 2020   19:55 Diperbarui: 14 Februari 2020   20:08 1829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jurnalisme tidak hanya dalam bentuk cetak, namun telah merambah ke berbagai platform seperti media online.

Semua orang mengerti bahwa teknologi digital menyediakan cara-cara baru untuk menemukan serta berbagi berita dan informasi. Kemajuan zaman yang membuat semua aspek kehidupan terus berkembang dan kemungkinan besar di masa yang akan datang pekerjaan manusia akan tergantikan oleh teknologi -- teknologi yang mungkin dirancang untuk mengubah masa depan yang lebih maju. 

Dengar juga podcast: Kisah Hidup Arungi Media

Kemajuan ini berpengaruh juga pada jurnalisme. Tulisan tidak hanya menjadi kunci dari pemberitaan, namun didukung dengan adanya gambar, video, animasi, ilustrasi, audio, dan aspek lainnya. Model jurnalisme ini merupakan jurnalisme yang terjadi pada era serba digital dan juga sebuah tuntutan bagi seorang jurnalis agar dapat survive di bidang jurnalistik sekarang dan di masa depan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada.


Jurnalisme Multimedia merupakan sebutan yang cocok untuk menggambarkan keadaan bidang jurnalistik online. Berbagai platform mulai dari cetak, televisi, radio hingga media online digunakan dalam penyebaran informasi. Bentuk informasi yang disampaikan juga tidak hanya dalam bentuk tulisan namun juga dalam bentuk gambar, audio, video, animasi, dan sebagainya. Oleh karena itu seorang jurnalis dituntut untuk memiliki keahlian untuk menyajikan berita dalam berbagai platform dan bentuk tersebut. Menurut Multimedia Journalist yang dikutip dari Roemelteamedia menyatakan beberapa tantangan bagi jurnalisme di masa depan, yaitu :

  1. Trend Audiens

Seorang jurnalis harus mampu mengikuti tren dari masyarakat, dimana konsumsi media berfokus pada aspek multimedia seperti visual, seperti foto, video, gambar, maupun animasi.

  1. Pengembangan Lanskap Media

Media berita harus dapat mengembangkan medianya. Tidak hanya dalam versi cetak namun juga terdapat versi online dan menambahkan fitur-fitur interaktif untuk dapat menarik pembaca.

  1. Mempraktikan Multimedia

Seorang jurnalis harus dapat beradaptasi dengan berbagai teknologi, tidak cukup dengan menguasai satu teknologi saja. Misalnya menguasai editing gambar, video atau bahkan mampu membuat ilustrasi.

  1. Jurnalis Multimedia

Seorang jurnalis harus memiliki skill menulis yang kuat, mengetahui cara penggunaan software multimedia dan dapat membuat berita dengan memanfaatkan berbagai media yang ada.

Pada era digital juga dikenal adanya Citizen Journalism atau Jurnalisme Warga. Masyarakat non-pers juga dapat memproduksi sebuah informasi yang bisa disebarkan kepada khalayak. Banyak media yang tersedia sebagai wadah bagi masyarakat untuk menuangkan opini, salah satunya adalah Kompasiana ini. Meskipun disebut sebagai Jurnalisme Warga, akan tetapi berita yang dimuat juga harus mengandung unsur-unsur berita.

Jurnalisme multimedia diperkirakan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu, perkembangan kemajuan teknologi, dan kebutuhan manusia dalam mendapatkan informasi dengan tepat dan cepat.

Ada beberapa contoh bagaimana wartawan telah menemukan cara untuk berkolaborasi dengan audiens atau para jurnalisme warga dan peserta sehari-hari dalam acara untuk berbagi berita. Gaya cetak dan siaran lama adalah top-down dan one-to-many. Gaya baru membuka pintu bagi aliran informasi dan sumber dua arah.

Pinterest.com/itzSubhajit
Pinterest.com/itzSubhajit

Tiga aspek penting dari gaya baru ini adalah 

  1. digital

Digital berarti bahwa semua jenis format informasi (video, peta, bagan dan grafik, audio, teks) dapat ditransmisikan ke organisasi berita maupun dari mereka. Digital membuka dunia untuk transmisi langsung dan berkolaborasi melintasi jarak yang sangat jauh karena murah dan tersebar luas.

  1. seluler

Ponsel berarti bahwa transmisi berita dan acara dapat datang dari mana saja dan dari siapa saja yang memiliki kamera kecil atau ponsel. 

  1. visual

Visual berarti bahwa pemirsa saat ini lebih selaras dengan gambar daripada teks. Mereka menghargai pendekatan visual terhadap informasi, apakah itu video dari acara langsung, bagan yang menjelaskan data ekonomi, atau peta yang menjelaskan dampak lingkungan. 

Tantangan Jurnalis

Bagaimana jurnalis dibayar jika pengiklan meninggalkan koran dan menyiarkan program berita? Tanpa jurnalis mendapat bayaran, bagaimana jurnalisme bisa bertahan? Mungkin bermanfaat untuk mempertimbangkan perubahan jurnalisme yang sedang berlangsung dari sudut pandang selain fokus pada media. Daripada melihat media cetak, media siaran, dan media online, orang mungkin melihat saluran atau jalur yang membawa informasi baik ke dan dari jurnalis. Jelas bahwa khalayak memiliki akses ke berita dan informasi dari sumber tambahan. Banyak jalur yang membawa informasi kepada jurnalis sama-sama tersedia untuk umum. Misalnya, pejabat publik dan lembaga pemerintah dapat berkomunikasi langsung dengan warga melalui situs web mereka sendiri, blog, Facebook, dan umpan Twitter. 

Jika publik dapat mengakses berita dan informasi tanpa perantara jurnalisme, peran apa yang ada bagi jurnalis di masa depan? Jurnalis dan organisasi berita yang mempekerjakan mereka harus menyadari bahwa anggota masyarakat dapat menjadi kolaborator atau bahkan kolega dalam produksi jurnalisme. Gaya cetak dan siaran lama adalah top-down dan satu-ke-banyak, karena teknologi pra-digital mahal untuk dimiliki dan dioperasikan. Tingginya biaya untuk memproduksi koran dan majalah cetak serta program untuk radio dan TV berarti bahwa akses ke alat produksi dan transmisi sangat terbatas. Teknologi digital telah memperluas akses ini ke persentase yang lebih besar dari populasi umum. 

Teknologi digital tidak hanya mencakup Internet tetapi juga kamera dan ponsel kecil, serta perangkat lunak yang membuatnya mudah untuk mengedit dan mengirimkan foto, video, audio, dan grafik. Teknologi digital memungkinkan akses cepat dan mudah ke kumpulan data besar, serta kemampuan untuk membandingkan data. Kemampuan-kemampuan ini telah membuka pintu bagi aliran informasi dan sumber dua arah. 

Deuze (2004) menawarkan dua definisi multimedia dalam jurnalisme: satu adalah "penyajian paket berita di situs web menggunakan dua atau lebih format media," dan yang lainnya adalah presentasi terpadu dari paket cerita melalui media yang berbeda seperti web, surat kabar cetak, TV, email, dll. Definisi ganda ini mengilustrasikan poin Mitchelstein dan Boczkowski tentang asumsi berdasarkan bentuk media. Ketika Deuze berbicara tentang "kerja sama dan kolaborasi", ia kebanyakan membatasi pengamatannya di ruang berita dan pekerja berita. Audiensi bukanlah peserta dalam proses tersebut, meskipun ia mengakui perlunya jurnalis untuk memikirkan kembali dan mengonfigurasi ulang hubungan berita antara produsen dan konsumen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun