Mohon tunggu...
Nabaa Aflah
Nabaa Aflah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Perkembangan Emosi Anak

14 September 2018   09:58 Diperbarui: 14 September 2018   09:59 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap manusia itu unik, dalam artian mereka memiliki sifat dan keunikan masing-masing. Di dunia ini ada seratus miliyar bahkan seribu miliyar manusia yang ada dengan ciri khasnya tersendiri. Berbicara tentang EMOSI jelas kita tidak asing lagi, karna apa? Setiap dari kita dalam melakukan aktivitas sehari-hari memerlukan yang namanya dorongan dan niat sehingga melakukan aktivitas kita tanpa adanya paksaan dari orang lain semata-mata karna keinginan dan perasaan kita yang bergerak sendiri dan ini merupakan bentuk emosi seseorang. 

Kemudian banyak orang yang belum paham tentang definisi EMOSI tersebut, bahkan ketika mereka ditanyapun apa itu emosi mereka menjawabnya bingung sebagian menjawab bahwa emosi adalah bentuk amarah sahaja, hal ini yang bikin fatal pemikiran orang lain. So teman-teman yang budiman!!! Mari kita kenali lebih dalam apa arti emosi sesungguhnya.Emosi adalah perasaan atau efek terjadi ketika seseorang berada dalam suatu kondisi atau sedang terlibat dalam interaksi baginya. 

Definisi lain emosi adalah merupakan reaksi subjektif terhadap pengalaman yang disesuaikan dengan perubahan fisiologi dan tingkah laku. Nah kemudian bagaimana emosi pada bayi? Apakah bayi memiliki emosi? Jelas, bayi baru lahirpun mempu beremosi seperti halnya bayi menangis ketika ia baru dilahirkan dan baru beradaptasi dengan orang disekitarnya termasuk orang paling dekat dengan ia yaitu ibunya. Ketika sang bayi merasakan lapar dan sesuatu lainnya maka ia akan melakukan dengan cara menangis.

Dan emosi anak juga berlangsung secara bersamaan dengan perkembangan sosial anak usia dini. Bahkan banyak yang berasumsi bahwa perkembangan emosi pada anak usia dini sangat dipengaruhi oleh perkembangan sosial merekameskipun kemudian perkembangan emosi tersebut kemudian memberi pengaruh pula terhadap perkembangan sosial mereka. 

Hal itu dikarnakan emosi yang ditampilkan anak usia dini sebenarnya merupakan respons dari hubungan sosial yang ia jalani dengan orang lain, dan emosi tersebut juga akan memengaruhi keberlanjutan hubungan sosial tersebut. Jadi, pada dasarnya ada semacam siklus antara perkembangan sosial dan perkembangan emosi pada anak usia dini.seperti dalam beberapa buku yang ada tentang sosial emosional anak bahwa di usia 0-3 bulan, bayi cenderung berkomunikasi dengan tangisan untuk mendapatkan suatu perhatian tersebut ia dapatkan, ia akan merespon dengan menampilkan senyuman. 

Senyuman tersebut muncul diikuti dengan tindakan yang menunjukkan keseangan seperti menggumam dan mengunyah. Jadi, pada dasarnya senyuman muncul sebagai pola timbak balik dimana bayi dan orang lain mendapatkan kesenangan dari hubungan sosial yang dijalaninya. Senyuman tersebut sudah tentu berpengaruh terhadap keberlanjutan hubungan sosial antara bayi dan orangtua atau pengasuhnya di mana bayi menjadi sadar bahwa ada orang lain di sekitarnya dan ia menyadari bahwa ia membutuhkan keberadaan mereka. 

Pada usia ini, anak mulai menunjukkan tangisannya sebagai ekspresi ketakutan saat orang yang ia butuhkan tidak ada disampingnya contoh ibunya.Kemudian, senyum pada bayi berkembang dan menjadikannya dapat tertawa pada usia 4-6 bulan. Tertawa terjadi ketika mendapatkan hal-hal yang di luar kebiasaan, misalnya dicium pada perut, permainan petak umpet, dan lainnya. 

Tertawa juga merupakan respon terhadap kenyamanan dan kesenangan yang diberikan oleh orang lain kepadanya saat bertemu dengan orang lain yang membuatnya nyaman. Sebaliknya, ketidak nyamanan dengan orang lain dapat memunculkan kecemasan dan ketakutan yang akan diekspresikan dengan sikap diamnya atau bahkan tangisannya. 

Tertawa sebagai respon dari hubungan sosial yang nyaman dan menyenagkan dapat meningkatkan perkembangan sosial pada anak karena dapat memancing hubungan sosial secara timbal balik.pada usia ini bayi juga akan lebih menyadari keberadaan orang lain, termasuk orang asing di sekitarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun