Mohon tunggu...
Najib Abdillah
Najib Abdillah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Berharap tersesat di lingkaran ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Stres, Eustress dan Distress

16 Februari 2016   08:05 Diperbarui: 16 Februari 2016   08:21 7041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masih banyak orang yang salah memahami apa itu stres. Kesalahpahaman ini memberikan kesimpulan yang benar-benar keliru: stres itu bermakna negatif dan semua stres buruk bagi manusia. Padahal sejatinya tidaklah demikian.

Dalam pengertian sederhananya stres ialah suatu kondisi atau keadaan dari luar yang menuntut respon --baik fisik maupun psikologis-- dari seseorang. Jadi, stres itu sendiri bukanlah sebuah gangguan kejiwaan. Ia suatu yang normal terjadi pada setiap manusia, baik itu dewasa maupun anak-anak.

Kalau begitu, mengapa ada orang yang sakit karena stres? Mengapa juga ada orang yang terganggu jiwanya karena stres?

Disinilah stres itu terbagi menjadi dua bagian yakni eustress dan distress. Sebelum melangkah lebih jauh, perhatikan ilustrasi berikut.

"Andi dan Agus merupakan pegawai di sebuah perusahaan. Suatu ketika, mereka dipromosikan yang otomatis menambah penghasilannya, tetapi juga menambah beban kerjanya. Di minggu pertama Andi belum terbiasa hingga jatuh sakit karenanya. Akan tetapi, Agus justru semakin rajin masuk kantor dan menikmati tugas barunya itu."

Dalam ilustrasi tersebut Andi dan Agus mendapatkan promosi pekerjaan. Promosi inilah yang disebut dengan stressor (penyebab stres). Terhadap promosi ini, Andi dan Agus --suka tidak suka-- harus mengondisikan dirinya. Pengkondisian inilah yang disebut dengan stres. Hanya saja keduanya berbeda dalam menyikapi stres di minggu pertama. Andi jatuh sakit karena stresnya. Inilah yang disebut dengan distress sedangkan Agus justru semakin rajin. Inilah yang disebut dengan eustress. 

Bisa dibilang eustress dan distress itu merupakan buah dari stres itu sendiri. Eustress berarti stres yang sifatnya positif sementara distress berarti stres yang sifatnya negatif. Eustress memberikan efek menyenangkan (termotivasi, menikmati tantangan, dsb) bagi pelakunya sedangkan distress memberikan efek tertekan (merasa terbebani, tidak nyaman, dsb) bagi pelakunya.

Nah, kita jadi tahu bahwa tak semua stres buruk bagi manusia. Adakalanya kita juga butuh stres agar semakin meningkatkan kualitas hidup kita. Bisa dibayangkan bagaimana jadinya bila para penemu, seperti Alexander Graham Bell, tidak memiliki stres sama sekali. Sampai saat ini mungkin tidak akan pernah ada benda yang bernama telepon.

Memang, tak semua orang memiliki sikap yang sama terhadap sebuah stressor (penyebab stres). Namun, bila ditarik kesimpulan umumnya, ada beberapa stressor yang dibutuhkan manusia agar mengalami stres yang sifatnya positif. Diantaranya ialah promosi kerja, menikah, memiliki anak keturunan, beli/pindah rumah, masa pensiun, dsb. 

Jadi tak usah takut lagi dengan monster yang bernama stres. Sebab sejatinya manusia ditakdirkan untuk mengalami stres. Hanya yang wajib diingat adalah bagaimana kita bisa menghasilkan eustress bukan distress. Bagaimana caranya? Tunggu jawabannya di artikel selanjutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun