Mohon tunggu...
Nindy Prisma
Nindy Prisma Mohon Tunggu... Buruh - buruh di balik kubikel dan penikmat pertandingan olahraga

...Real Eyes Realize Real Lies...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Petik Pelajaran Berharga dari Korea Selatan dan Jepang

30 Juli 2017   06:45 Diperbarui: 30 Juli 2017   08:51 3141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rendy, Mahfud dan Dio berusaha membendung serangan dari spiker Jepang.| Foto: Instagram @jpevolley

Timnas Voli Putra Indonesia harus kembali menelan kekalahan, kali ini dari salah satu raksana sekaligus sang juara bertahan, Jepang di Kejuaraan Senior Putra Asia 2017. Pada pertandingan yang berlangsung pada Sabtu (29/7) di hadapan publik sendiri, Agung Seganti dkk tak mampu berbuat banyak dan tunduk dari Jepang dengan skor telak 0-3 (23-25, 15-25, 12-25).

Pelatih Samsul Jais mengubah strategi dengan mengistirahatkan Sigit Ardian dan Rivan Nurmulki di set pertama. Kosongnya posisi tersebut diisi oleh Kapten Agung Seganti dan Ramzil Huda. Keduanya diharapkan mampu memperkuat dari receive dan block.

Indonesia sebenarnya bisa mengimbangi permainan Jepang di set pertama. Agung Seganti dkk bahkan memimpi perolehan angka di Technical Time Out (TTO ) II dengan 16-15. Pertandingan sengit dan kejar-kejaran angka terus terjadi hingga mendekati akhir set pertama. Namun, kembali lagi kurang tenangnya pasukan Indonesia dalam melakukan serangan dan lemahnya block membuat Indonesia harus mengakui keunggulan Jepang di set pertama dengan 23-25.

Menang di set pembuka membuat penampilan Jepang kian impresif dan percaya diri. Lewat serangan-serangan cepat, tim asuhan Yuichi Nakagaichi sukses membongkar pertahanan Indonesia. Jepang membesar jarak keunggulan menjadi 0-2 setelah kembali perkasa di set kedua 15-25.

Timnas putra Indonesia semakin tak berdaya dan sulit mengembangkan variasi serangan. Buruknya penerimaan bola pertama terutama ketika service Jepang berada di tangan Masahiro Yanagida menjadi salah satu penyebabnya. Di pertandingan ini, Yanagida membuktikan kelasnya sebagai salah satu server terbaik di dunia dengan mencetak service ace dan membawa Jepang memenangi pertandingan dengan skor 12-25.

Rivan Nurmulki berusaha melancarkan spike ke arah dua blocker Jepang| Foto: Instagram @jpevolley
Rivan Nurmulki berusaha melancarkan spike ke arah dua blocker Jepang| Foto: Instagram @jpevolley
Samsul Jais mengaku jika kekalahan timnya lebih karena kesalahan-kesalahan pemain dalam penerimaan bola pertama. Itu faktor kunci sulitnya Indonesia membangun serangan di set kedua dan ketiga.

"Permasalahan pada tim ini tetap sama yakni pada bola pertama. Dan itu terbukti pada set pertama Timnas Voli Indonesia sempat bermain bagus karena memiliki bola pertama yang bagus pula," kata Samsul, usai laga.

Senada dengan sang pelatih, Aji Maulana, setter timnas Indonesia juga mengakui jika receive dan servicemenjadi kelemahan ia dan rekan-rekannya.

"Jika receive bagus dan service menekan sebenarnya kami dapat mengimbangi permainan. Kami benar-benar belajar banyak dari kekalahan atas Korea dan Jepang." ucapnya.

Kelemahan pada bola pertama dan antisipasi serangan cepat menjadi pekerjaan rumah yang wajib segera dibenahi. Selain itu mental dan daya juang juga menjadi faktor psikologis yang juga harus ditingkatkan oleh Indonesia sebelum melangkah ke target yang sesungguhnya yakni, SEA Games 2017.

Indonesia Ditunggu Iran di Perempatfinal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun