Hubungan pancasila dengan Al Quran atau agama Islam tidak akan dipertentangkan karena Pancasila merupakan kesepakatan yang harus dilaksanakan sejak awal pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia terbentuk karena adanya kesepakatan bersama.
Saat negara Indonesia ini terbentuk umat Islam mencapai 90% mayoritas pemeluknya sehingga memiliki saham yang besar dalam pembentukan sebuah negara. Akan tetapi, umat Islam sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, bhineka tunggal ika sebagai semboyan negara sehingga tercipta toleransi dan kehidupan harmonis dalam masyarakat Indonesia.
Pancasila merupakan nilai-nilai yang diambil dari ajaran Islam sehingga mustahil agama menjadi musuh Pancasila. Meskipun artikel ini membahas mengenai Pancasila yang nilai-nilainya terkandung dalam Al-Quran, Hadits dan ajaran agama Islam, tetapi tidak menuntut kemungkinan bahwa akan ada penulis lain yang memperkaya Pancasila dengan nilai-nilai yang juga terkandung di dalam kitab suci atau ajaran agama-agama yang diakui serta adat istiadat masyarakat di Indonesia.
SILA PERTAMA : KETUHANAN YANG MAHA ESA
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjiwai seluruh sila lain di bawahnya. Sila ini mengandung nilai bahwa negara yang didirikan adalah perwujudan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Segala hal berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara bahkan moral negara.
Moral penyelenggara negara, politik negara, pemerintah negara, hukum, dan peraturan perundang-undangan negara, kebebasan dan hak asasi warna negara harus dijiwai oleh nilai-nilai ketuhanan.
Nilai ketuhanan merupakan nilai tertinggi dan bersifat mutlak. Kedudukan manusia harus diletakan dalam kerangka kedudukan manusia sebagai makhluk Tuhan. Oleh karena itu tidak ada tempat bagi paham ateisme. Demikian juga kebebasan akal manusia juga harus diletakan di bawah nilai ketuhanan, sehingga tidak ada tempat bagi kritik atas dasar akal terhadap nilai ke-Tuhanan Yang Maha Esa
Negara Indonesia mengakui Tuhan. Siapa saja yang tidak bertuhan, bukanlah warga Indonesia. Setiap agama dan kepercayaan memiliki sosok yang dianggap Tuhan dan saling menghormati satu dengan yang lainnya dengan toleransi dan tidak melakukan sinkretisme.
Umat Islam menuhankan Allah Subhanahu Wata’ala sebagai Tuhan Yang Maha Esa.
Firman Allah:
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ