Mohon tunggu...
Muhammad Zaki Ananda
Muhammad Zaki Ananda Mohon Tunggu... Lainnya - Pendidikan Biologi-Universitas Negeri jakarta

Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bolehkah Menyusui Saat Dinyatakan Positif Covid-19?

12 Januari 2022   21:48 Diperbarui: 14 Januari 2022   07:27 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Muhammad Zaki Ananda '1, Rusdi '1, Yulilina Retno Dewahrani  '1, Erni Erfan '2

'1 Program Studi Pendidikan Biologi Universitas FMIPA Universitas Negeri Jakarta.

'2 Departemen Biologi Oral, FKG Universitas Trisakti 

Email    : rusdi@unj.ac.id

Cairan terbaik yang didapatkan oleh bayi adalah ASI (Air Susu Ibu). Kandungan komposisi dalam ASI mampu menangkal penyakit infeksi pada bayi. Secara alamiah, bayi yang baru lahir memperoleh antibodi (imunoglobulin) dari ibu melalui plasenta (ari-ari). 

Setelah bayi lahir, kadar antibodi ini akan mengalami penurunan secara cepat, sementara pada kondisi tersebut sistem kekebalan tubuh bayi belum dapat membentuk antibodi. Kondisi tersebut dapat teratasi dengan pemberian ASI, karena asi mengandung zat yang dapat meningkatkan kekebalan dari berbagai penyakit infeksi yang akan melindungi bayi. Pemberian ASI eksklusif direkomendasikan oleh WHO (World Healt Organization) pada bayi hingga enam bulan.

ASI memiliki zat yang membantu meningkatkan kekebalan diantaranya IgA, laktoferin, laktoperoksidase, lisozim, SLPI (secretory leukocyte protease inhibitor ), dan lekosit yang berguna untuk menurunkan risiko infeksi, alergi dan penyakit pada bayi. Bayi yang diberikan ASI eksklusif lebih sehat jika dibandingkan dengan yang tidak.

Pandemi COVID-19 membuat para ibu khawatir, mereka takut menularkan SARS-CoV-2 pada anak-anak mereka saat menyusui. Pertimbangan tidak hanya pada COVID-19 dalam menyusui, tapi kontak ibu-bayi dan menyusui juga harus berdasar pada resiko morbiditas dan kematian bayi terkait karena tidak mendapatkan ASI. Maka dari itu berikutnya akan dibahas tentang pengaruh pemberian ASI dan hubunganya dengan COVID-19.

1. Faktor Imun pada ASI

Pertahanan imunologis masih imatur pada fetus dan neonatus, untuk menangani hal tersebut imunoglobulin G (IgG) akan memberikan perlindungan yang dialirkan melewati barrier plasenta oleh ibu. Saat bayi lahir, mulai 6 hingga 12 bulan antibodi maternal akan terus berkurang jumlahnya, namun p-roteksi tambahan dari maternal dapat diberikan kepada bayi melalui ASI.

Pada ASI matur jumlah kolostrum akan meningkat 10 kali lipat, pada kolostrum terkandung 5 x 1 Juta sel leukosit per ml. Leukosit berfungsi untuk melakukan fagositosis pada mikroba patogen. Sel ini mempengaruhi respon imun pada bayi dengan melewati sistem gastrointestinal dan pengabsorpsian. Faktor imun yang terdapat dalam ASI diantaranya sebagai berikut,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun