Human T-Cell Lymphomatic/Leukimia Virus (HTLV) merupakan virus yang termasuk kedalam Genus Deltaretrovirus dari Subfamili Orthoretroviridae dan Famili Retrovirus. Sekitar 30.000 hingga 40.000 tahun yang lalu, Simian T-Cell Lymphotrophic Virus (STLV) ditransmisikan dari monyet ke manusia di Afrika kemudian secara bertahap berkembang menjadi HTLV (Goncalves et al., 2010). Sejak itu, HTLV telah menyebar ke berbagai wilayah geografis dengan migrasi manusia. Namun, demikian STLV dengan homologi tinggi masih berada di Afrika, sampai saat ini empat tipe HTLV yaitu HTLV-I, II, III, dan IV telah berhasil teridentifikasi. HTLV-I pertama kali ditemukan pada manusia yaitu pada awal tahun 1980-an oleh dua penelitian yaitu di Amerika dan Jepang. Virus ini menginfeksi limfosit T dan memiliki genom yang terdiri dari RNA sehingga virus yang menyebabkan penyakit ini bisa dikatakan sebagai virus RNA (Vandamme, Marco Salemi and Jan Desmyter, 1998).
HTLV-I ditularkan melalui transfuse darah, kontak seksual, dan narkoba dengan jalur jarum suntik, bahkan penyakit ini dapat menular melalui hubungan ibu dan anak yaitu selama kelahiran dan proses menyusui. Penyakit ini belum ditemukan obatnya hanya sebatas penanganan saja. Namun, sebagian besar (95%) orang yang terinefeksi tidak menunjukkan gejala sepanjang hidupnya. HTLV-I dihubungkan dengan penyakit fatal yang umum yaitu ATL (Adult T-Cell Lymphomatic/Leukimia) yang disertai dengan gangguan inflamasi dan prototype terkait diantaranya yakni HTLV-I myelopathy/paraparesis spastik tropis (HAM/TSP) (Slattery, Genoveffa Franchini and Antoine Gessain, 1999). HTLV-I telah menginfeksi setidaknya 5 bahkan 10 juta orang diseluruh dunia. Penyakit ini terdistribusi secara luas dengan pembagian kedalam beberapa kelompok besar yang termasuk negara endemic yang tinggi yaitu Jepang, Afrika Tengah dan Barat, Amerika Selatan, Iran, Kepulauan Karibia, dan Australia-Melanesia. Tujuh subtype dalam HTLV-I saat ini telah teridentifikasi terutama dari analisis sekuens nukleotida wilayah LTR. Â Adapun tujuh subtype ini diantaranya HTLV-I A hingga HTLV-I G. jika dilihat dari struktur biologis HTLV-I hingga IV memiliki struktur genom yang sama Namun, memiliki beberapa perbedaan yang terletak pada daerah LTR (Long Terminal Repeat) (Cassar et al., 2013).
Pada HTLV-III dan IV memiliki dua urutan pengulangan LTR 21 bp sedangkan pada HTLV-I dan II memiliki tiga urutan pengulangan LTR, penelitian mengenai HTLV-I lebih banyak ditemui karena HTLV-I lebih pathogen dibandingkan tipe HTLV lainnya. Biasanya penelitian atau analisis pada virus dan penyakit ini sering dilakukan pada daerah LTR karena daerah LTR merupakan daerah yang memiliki urutan sangat mirip sehingga nukleotida homolog dapat disejajarkan dengan jelas, daerah dengan keragaman genetic tertinggi dapat memberikan sebagian besar informasi filogenetik (Miura et al., 1994). Oleh karena itu, daerah LTR menjadi salah satu daerah yang sangat informative ketika menelusuri epidemiologi secara molecular pada HTLV-I, berdasarkan daerah LTR (Long Terminal Repeat) mengingat keberadaan Australia yang cukup dekat dengan Indonesia dan mudahnya akses migrasi yang dilakukan manusia menjadikan adanya pengaruh pada penyebaran penyakit ini.
Analisis filogeni Human T-Cell Lymphomatic Virus Type I berdasarkan daerah LTR menunjukan bahwa strain yang berhasil diisolasi dari wilayah geografis seperti Australia-Melanesia memiliki keragaman genetic yang berbeda dan memiliki potensi untukterbawa ke Indonesia dan menjadi epidemic.