Mohon tunggu...
MyPresident
MyPresident Mohon Tunggu... Relawan - Kolom Opini Rakyat

Rakyat Bersuara, Wakil Rakyat Melaksanakan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ruhut Bicara Jegal Menjegal, PKS dan Gerindra Kompak Menampik

24 Desember 2022   16:43 Diperbarui: 25 Desember 2022   12:20 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Riuh kondisi politik memang sangat terasa pada jelang penutupan tahun 2022 ini. Terutama beberapa kali statement Presiden Jokowi sebagai selaku penguasa negeri terkait kondisi perpolitikan di Indonesia.

Yang terbaru, Presiden Jokowi mengatakan bahwa jangan sampai kondisi jelang Pilpres 2024 mendatang memberikan narasi untuk menyalahkan istana sebagai cara menarik simpati rakyat.

Mengorelasikan dari pernyataan tersebut disebut Politikus PDIP Ruhut Sitompul menuding Gerindra memiliki keinginan merebut PKS dari Nasdem dan Demokrat. Hal itu ia sebut untuk menjegal Anies Baswedan selaku calon presiden dari Nasdem.

"Seperti apa yang dikatakan Pak Jokowi tadi di Hanura, jadi jangan menyalahkan Istana, jangan menyalahkan kekuasaan. Tapi bagian dari Istana kekuasaan itu memang ada kok guilty feeling melihat Anies, siapa Pak Prabowo, Gerindra.
Jadi jangan bilang pemerintahnya tapi mungkin Gerindra dia kepingin merebut memenangkan hati daripada PKS loh. Supaya Anies ini nggak jadi, ini kan kuncinya di Demokrat dan PKS," kata Ruhut dalam diskusi Adu Perspektif dengan tema 'Rayuan Kekuasaan untuk Koalisi Perubahan?' disiarkan detikcom bersama Total Politik, Rabu (21/12) lalu.

Di sisi lain, Gerindra selaku partai yang disebut oleh Ruhut menampik tudingan tersebut. Menurut Waketum Partai Gerindra Habiburakhman dengan tegas mengatakan bahwa tidak ada keinginan Gerindra dalam hal jegal menjegal.

Hal senada justru disampaikan dari pihak partai PKS yang justru menyebut Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera bahwa Ruhut halusinasi.

Menurutnya, hubungan PKS dengan setiap partai baik-baik saja. Koalisi dengan Nasdem pun masih berjalan dan begitu juga dengan partai lainnya.

Menurut hemat penulis, pernyataan tersebut memang cukup membuat kondisi perpolitikan kian memanas. Sebab, persaingan antar partai terkait memberikan efektifitas dalam strategi perebutan di pilpres 2024 nantinya memang tengah dilakukan.

Namun bukan dengan cara yang tidak sesuai dengan kultur Indonesia. Yakni menjalankan dengan etis, berbudaya dan lebih mementingkan rakyat. Seharunya lebih kedepannya kondisi rakyat saat ini apa saja yang dibutuhkan bukan justru memanaskan kondisi perpolitikan yang membuat rakyat justru tercerai berai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun