Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|Suka bercerita lewat tulisan|S.kom |www.lalakitc.com|Web Administrator, Social Media Specialist, freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pulang Telat Langsung Gercep Beli Takjil

6 Maret 2025   22:45 Diperbarui: 7 Maret 2025   15:44 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi lala_mynotetrip

Jam pulang memang rawan sama kemacetan. Tadi, dengan percaya diri nggak bawa Tumbler atau bekal buat buka puasa karena biasanya 15 menit menjelang berbuka sudah sampe rumah. 

Lain hal dengan sore tadi. Awalnya TransJakarta meluncur cukup lancar sesekali kena macet. Tiba di St Cawang lanjut sholat ashar setelahnya nyebrang ke peron jalur Bogor. Tak lama KRL tiba dan kondisinya tidak berdesakan seperti biasanya. Girang bukan main padahal tetap tidak dapat duduk.

Perjalanan cukup lancar, sambil menghabiskan waktu diperjalanan saya cicil blog walking. Lumayan nambah momen bacaan dari karya para blogger. Satu demi satu stasiun sudah dilalui. Akhirnya memasuki stasiun Cilebut, artinya sebentar lagi sampe ke stasiun Bogor. 

Naas, tiba-tiba lampu gerbong KRL mati. Syukurnya KRL masih berjalan, lalu lampu mati lagi dan rupanya KRL pun ikut berhenti. Awalnya masih tenang, posthink dan ngabarin orang rumah. 

Namun sepuluh menit berlalu tanpa ada tanda KRL akan menyala dan jalan lagi. Bahkan terdengar suara anak-anak dari luar KRL yang tengah mengkhawatirkan kami penumpang. 

Lantas petugas KRL sigap membuka jendela satu persatu. Nuansa ala Train to Busan versi kearifan lokal. Bukan bertarung sama zombie tapi sama waktu adzan magrib. Manalah nggak bawa buat buka puasa sama sekali. 

Lantas terbesit hal seram, auto istigfar dan langsung minta doa orangtua supaya perjalanan ini kembali lancar. Bukan apa-apa posisi KRL kami di tengah-tengah, dari Cilebut sudah lewat beberapa meter dan ke St Bogor belum sampai. 

Berdoa supaya jalur rel tidak error dan semua segera pulih. Tak lama berselang, seorang staf teknisi datang. Lalu mulai mengutak Ngatik permesinan. Kenapa setau itu? Posisi saya di gerbong cewek paling depan. 

Bahkan jarak pandang saya ke gerbong dua pun masih oke. KRL agak temaram karena lampu nya pun mati. Masinis memohon maaf lewat speaker namun tidak ada intruksi buat keluar pintu darurat. 

Untungnya orang-orang segerbong anteng aja gitu nggak panikan. Jadinya semua terkendali dan nggak Keos. Lantas saya sudah memetakan pemikiran. Berhubung sudah pukul 17.10 WIB maka saya harus membeli makanan di jembatan merah buat berjaga-jaga khawatir magrib di angkutan umum. 

Syukurnya KRL yang sempat mogok sekitar 15-20 menitan, pulih dan bisa jalan lagi. Lega banget rasanya KRL melanjutkan perjalanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun