Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dekat dalam Sekat

3 November 2021   15:02 Diperbarui: 3 November 2021   15:24 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedekatan setiap Orang dengan Keluarga bisa berbeda-beda, situasi, kondisi serta latar belakang ikut mempengaruhi. 

Namun hakikatnya, Orangtua selalu menyayangi anak-anaknya tanpa cela. Meski secara tampaknya bisa beragam 

Ada Orangtua yang suka memuji dan mengakui pencapaian sang Anak, ada juga yang tidak pernah mengungkapkan bahasa kasih melalui sikap dan kata-kata secara langsung, melainkan dengan tindakan-tindakan yang seringkali sang Anak tidak memahami atau tidak menyadari. 

"Rha, lu deket enggak sama Ayah atau Ibu lu?" Tanya Mba Nevi saat makan siang bareng di ruangan meeting. Sejenak Dirha merenung dan membatin, rasanya Ia tidak terlalu dekat dengan keduanya. Mungkin karena Ia terlalu sibuk, "biasa aja sih, kalau dulu-dulu ngerasanya deket banget sama Ibu.. tapi sejak Pulang pergi Bogor-Jakarta buat kerja, berasa renggang. Kalau Ayah, deket sekarang-sekarang karena sering anter-jemput. Suka sharing-sharing" Ujar Dirha sambil flashback ke memori bareng keluarganya. 

"Ohh..gitu, kalau gue ngerasanya jauh banget..mungkin bener karena sibuk" Ujar Mba Nevi terlihat galau. "Wajar sih Mba, kita jarang ngobrol jadi kaya jauh, padahal tetap dekat kok. Ikatan batin Anak dan Orangtua kan kuat sebenernya" Ujar Dirha menenangkan sekaligus meyakinkan diri sendiri kalau Orangtua adalah orang yang terdekat dengan Kita. 

"Terus dulu, Ku dekat banget sama adek-adek main bareng berantem baekab terus aja gitu.. maen layangan atau apapun barengan bertiga" Timpal Dirha menerawang masa-masa kecilnya. 

"Wah, seru banget dong" Timpal Mba Nevi semangat menyimak. Jika di flashback ke masa-masa kecil Dirha memang dekat dan akrab dengan adik-adiknya, mulai dari main bareng sampai patungan jika libur sekolah supaya bisa masak-masak bareng. 

"Tapi sejak Aku SMA, kita udah mulai enggak dekat. Sibuk masing-masing juga, dan kaya enggak satu frekuensi lagi" Betul sejak saat itu menasehati adik-adiknya jadi hal yang sulit. Selalu ada bantahan dan respon marah. 

"Tapi, Rha. Sejak Gue ga tinggal sama mereka gue ngerasa kangen banget sama mereka. Suka khawatir tiba-tiba gitu" Ujar Mba Nevi, persis dengan perasaan dan pengalaman Dirha. Dirha mengangguk pelan, "sekarang dekat tapi kaya dalam sekat gitu ya Mba" Ujar Dirha sambil tersenyum sedih. 

Bagaimanapun, keluarga adalah oarang-orang terdekat Dirha. Saat dunia terasa kejam, Ibu bahkan Ayahnya selalu memberi nasehat ataupun semangat. Tidak selalu baik sih, kadang kaya nampar pakai kata-kata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun