Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menghemat Air dan Bercocok Tanam di Halaman

31 Agustus 2019   15:14 Diperbarui: 4 September 2019   15:47 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
olah pribadi dari berbagai sumber

Sadar akan ketersediaan air bersih yang semakin menipis, seharusnya membuat kita semua mulai mengubah gaya hidup dan meminimalisir pemborosan air. 

Aku dan air memiliki keterkaitan yang sangat erat, dimana sekitar 60-70% tubuh kita terdiri dari air. Belum lagi bicara soal makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan, mereka pun membutuhkan air dan ada banyak juga yang menggantungkan hidup nya di air.

Air bagi aku dan  mahluk hidup adalah kebutuhan pokok, yang harus tetap terpenuhi dengan baik. Saat ini ketersediaan air bersih, layak minum bisa dibilang semakin menipis. Salah satu penyebabnya pemukiman penduduk yang semakin padat, kurangnya tanaman keras (pohon), semakin menyempitnya lahan atau area hijau dan musim kemarau yang panjang. 

Sebetulnya jika bicara musim kemarau, Indonesia memang hanya memiliki dua musim (panas dan hujan) sejak dahulu. Kenapa baru terasa saat ini krisis air bersih? Mungkin sadar atau tidak kita semua kurang peduli akan penggunaan air secara hemat dan efesien.

Dimulai dari hal-hal sederhana seperti menghabiskan air minum (tidak membuang air minum), menggunakan air secukupnya (memasak, mencuci piring, mencuci pakaian, dll) dengan menggunakan air yang tidak berlebihan, bahkan berwudhu pun tidak boleh sampai membesarkan kran (membuat basah pakaian), mulai bercocok tanam dihalaman rumah (meski lahan yang tersedia sempit). 

Tetapi ada upaya untuk membantu air tertampung di bawah tanah serta menyiram tanaman sesuai dengan kebutuhan (tidak memboros-boroskan air) kemudian saat musim hujan tidak ada salahnya menyiapkan beberapa gentong untuk menampung air hujan selama di kelola dengan baik air hujan akan bermanfaat. Air hujan yang tertampung bisa disaring dan digunakan untuk menyiram tanaman untuk beberapa hari atau sepekan kedepan, begitu seterusnya.

Upaya sederhana yang dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan akan membantu kita semua, menghemat air dan membuat ketersediaan air bersih kembali meningkat. Semua dimulai dari kesadaran setiap pribadi, dimana setiap dari kita memiliki keterikatan yang kuat dengan air dan berusaha secara nyata menghemat ketersediaan air bersih. 

Dengan air bersih, kita dapat hidup secara sehat dan dapat produktif dalam menjalankan segala aktifitas. Selain menghemat air dengan cara-cara sederhana namun berkesinambungan, kita sebagai manusia pun dituntut untuk mulai peduli terhadap lingkungan (menciptakan ruang hijau dihalaman rumah, mendaur ulang plastik.) 

Contoh : menanam 1-2 tanaman berakar kuat untuk menyimpan cadangan air, membuat kolam tadah air hujan, memanfaatkan ember bekas cat dkk untuk pot atau paralon/galon untuk media tanam, kemudian mengurangi penggunaan plastik (berbelanja dengan paper bag, bekal makanan dengan ompreng/membawa tempat minum, sedotan/sendok stainless). 

Untuk awalan pasti membuat kita sedikit kerepotan karena harus menghemat penggunaan air, mengurangi yang namanya plastik, bercocok tanam padahal bukan petani (namun manfaat bercocok tanam sendiri akan lebih terasa saat panen). Kemudian menggunakan listrik secara hemat dan efesien. 

Semua upaya tersebut merupakan upaya kecil dan sederhana yang bisa dijalankan secara konsisten oleh aku, kamu, anda, kita semua sebagai manusia. Segala upaya berhemat air dan berhemat energi (listrik) bertujuan untuk membantu meningkatkan ketersedian air bersih, semua upaya itu tujuannya untuk jangka panjang (untuk anak-cucu kita) karena jika bukan diri kita sendiri yang sadar dan menjalankan upaya penghematan, siapa lagi? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun