Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pahit Manis dalam Secangkir Kopi

8 Maret 2019   19:15 Diperbarui: 8 Maret 2019   19:49 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secangkir kopi amat terasa lengkap suguhan rasa didalam nya, ada patih namun ada manis.. keduanya seolah bercampur dengan takaran yang pas. Begitulah sebuah kehidupan selalu beriringan antara bahagia, duka pun sebaliknya. 

Sang pemilik sekenario amatlah cerdas nan cermat dalam mengolah setiap rasa didalam hati dan jiwa para pemerannya. Menciptakan sekenario indah tanpa batas. Untuk tetap seimbang di bahagia itu terselip duka, diduka itu terselip bahagia. Di kelahiran baru itu berimbang dengan kepulangan. 

Seolah semua terus berganti secara seimbang dan berirama. Maha karya luar biasa dalam hidup ini adalah pandai menjaga sikap, pandai bersyukur dan senantiasa sabar dalam setiap langkah.

Pemeran terkadang terlalu menghayati perannya, atau memaksakan harapan dan keinginannya dan sesekali lupa kalau dia cuma pemeran bukan pemilik sekenario.

Setiap orang selalu menampilkan kebahagian bukan berarti tidak ada duka yang mereka rasakan, hanya saja mereka selalu pandai mensyukuri Nikmat-Nya dan melupakan kesedihannya. 

Jadilah sosok yang senantiasa bahagia di mana pun kau berada, bertemu kemudian berpisah adalah hal yang lumrah. Berkenalan-akrab-lalu berpisah adalah lumrah, kemudian beradaptasi lagi dan lagi adalah sebuah pembelajaran, setiap tempat itu berbeda. 

Tetap tabah, tetap tegar, karena pemeran yang baik akan menjalankan perannya sampai akhir. Ending siapa yang tahu? Pemilik sekenario. 

Kopi-hidup-manis-pahit-hitam-putih-bahagia-sedih, inilah tempat kita, bersyukurlah dan ter senyumlah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun