Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ondel-ondel Ngamen

18 Desember 2018   13:15 Diperbarui: 18 Desember 2018   13:34 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena ondel-ondel ngamen, sebetulnya ondel-ondel itu ikon kebudayaan Betawi. Biasaya mereka dipentaskan di event-event kebudayaan, acara pernikahan, dan event budaya lainnya. Namun seiring berkembangnya zaman, ondel-ondel dijadikan mata pencaharian (ngamen) keliling dari rumah ke rumah. Saat jumlahnya masih jarang dan hanya di hari-hari tertentu tidak jadi masalah, meski dari sisi budaya terlihat agak sedikit mengalami pergeseran. 

Sesekali saat kita lari di car free day pasti akan kita temui ondel-ondel, badut, dan yang lainnya. Itu masih masuk kategori lumrah, sifatnya menghibur dan memperkenalkan budaya betawi (ondel-ondel). 

Namun agak risih rasanya jika ondel-ondel ngamen ini dalam jumlah yang besar (setiap gang ada aja), hampir di rumah-rumah, di sekitaran stasiun dan di tempat-tempat ramai ondel-ondel itu ada dan yang bikin kita merasa kurang nyaman suka ada oknum ondel-ondel yang terkesan maksa "kaaa, minta uangnya buat makan" ujar salah satu oknum ondel-ondel.

Tentu kita merasa risih dengan cara meminta uang agak maksa dan bahasa yang disampaikan. Semua orang pasti butuh makan, namun selagi kita usaha makan itu pasti kita dapatkan. Better jangan maksa, karena banyak yang terganggu dan malah tidak ikhlas dalam memberi.

Memang jadi sebuah dilema juga, di satu sisi dengan adanya fenomena ondel-ondel ngamen dalam skala yang banyak itu membuat agak risih, membuat tambah macet dan makin semrawut wajah Ibu kota. Namun di sisi lain terkadang boneka ondel-ondel itu menghibur anak-anak dan juga mereka yang menjalani ngamen ondel-ondel juga pastinya karena faktor kebutuhan (dari pada mencuri) memang lebih halal ngamen sekaligus memperkenalkan budaya betawi.

Sempat terlintas dikepala saya bahwa ngamen ondel-ondel itu disediakan tempat-tempat khusus seperti di CFD, di event-event harian (disponsori sebuah acara) di sekitaran taman bermain. Jadi tidak keliling ke depan statsiun, keliling di jalanan. Sehingga tidak mengganggu lalu lintas, jadi lebih ter-manage.

Cuma yang jadi pertanyaan siapa yang mengelolanya dan apakah hal itu bisa membantu meningkatkan taraf hidup para pencari rezeki (melalui ngamen ondel-ondel)? 

Harus tercipta sebuah solusi bijak sehingga semua pihak tidak merasa dirisihkan dan pihak terkait tidak merasa dirampas hak nya. Hak untuk mendapatkan uang atau rezeki.

Semangat hari Selasa, makin berkah dan makin baik dalam semua segi.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun