Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat Menjadi Kaum Minoritas

18 Oktober 2018   14:34 Diperbarui: 18 Oktober 2018   15:20 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Mungkin tulisan ini agak menyinggung kaum pria..

Mungkin tulisan ini juga pernah dialami oleh beberapa wanita.

Sering kali saat Wanita jadi kaum minoritas di sebuah kantor, maka si wanita akan menjadi "objek" ejekan, candaan bahkan kekerasan non fisik.

Seperti wanita harus mendengarkan kata-kata tidak senonoh dari rekan kerjanya yang mayoritas pria.

Tidak jarang juga wanita dijadikan objek ejekan. Sadar atau tidak sadar para rekan kerja pria merasa mendominasi dan merasa mereka jauh lebih bernilai?

Padahal jika mau beradu secara fair, belum tentu juga pihak wanita kalah. Yang jelas melalui tulisan ini saya ingin membuka paradigma kaum Pria dalam bekerja dan bersosialisasi dengan rekan kerja mereka yang seorang Wanita.

Hakikatnya kalimat tidak senonoh (dalam kontes bercanda) sekali pun tidak lah pantas diucapkan, wanita juga punya kuping dan perasaan. Jika kami para wanita yang dengan kesungguhan telah menutup aurat namun selalu mendengarkan kalimat tidak baik, apalagi ujaran-ujaran yang menghujat kaum kami.. apakah kami tidak tersakiti secara psikis?

Sakit rasanya setiap kali mendengarkan ujaran atau ungkapan kurang sopan. Seharusnya sebercanda apapun jangan pernah membicarakan sex, jangan pernah berujar "gampang, dia wanita doang ko" seolah wanita tidak ada nilai nya, seolah wanita sebaik apapun ya sama saja. Seolah wanita hanya sebuah alat pemuas mungkin (bagi sebagian pemikiran).

Ibu kalian dirumah adalah seorang wanita, istri kalian dirumah adalah wanita, anak/adik/keponakan kalian juga ada yang wanita. Lantas tidak bisakah kalian sopan terhadap seorang wanita (yang statusnya hanya rekan kerja).

Risih rasanya menjadi wanita yang bekerja di sebuah perusahaan (yang mayoritas pekerjanya adalah pria). Setiap wanita yang bekerja, bukan karena mereka tidak lelah tentu mereka lelah. Namun ada beberapa pilihan hidup yang mengharuskan mereka bekerja. Perlakukan lah mereka layaknya seseorang yang pantas dihargai.

Secara garis besar tidak semua wanita bertabiat buruk, jadi jangan disamakan. Perlakukanlah mereka dengan baik. Stop ejekan, cemoohan yang berbau sensitif bagi wanita. Bercandalah secara wajar, bercandalah dengan elegan, bercandalah tapi jangan hilangkan attitude.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun