Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Flywer Si Kupu-kupu (Bagian 1)

7 Februari 2018   12:14 Diperbarui: 7 Februari 2018   12:28 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini saya ingin membuat sebuah dongeng, part 1 saya belum menyelesaikan ilustrasinya. 

Disebuah taman yang masih sangat rindang terdapat sekelompok binatang kecil (kupu-kupu, capung, kumbang) dan aneka tanaman (bunga atau pepohonan) disana layaknya kehidupan manusia, mereka pun memiliki nama, keluarga dan rumah.

Dikeluarga kupu-kupu baru terlahir seorang bayi kupu-kupu, kali ini si bayi kupu-kupu memiliki bentuk yang sangat unik "bayiku lebih mirip sebuah bunga, tetapi memiliki sayap" ujar sang ibu girang sekaligus agak heran.

semenjak kelahiran bayi kupu-kupu unik yang kemudian diberi nama Flywer, rumah keluarga kupu-kupu amat ramai. Selain sang bayi yang unik, ternyata bayi tersebut juga cerdas sehingga memikat banyak orang untuk menghampirinya. Bentuknya menawan bisa dibilang kini dialah primadona di taman tersebut. 

Seekor kumbang bernama Kubang merasa iri dan ingin membuat si bayi kupu-kupu dibenci, dia mulai memikirkan rencana-rencana jahatnya. "Sejak bayi itu ada semua sibuk terhadap bayi tersebut, aku bosan dan marah" seekor capung keemasan Goldca mendengarnya dan berujar "kau tidak boleh iri terhadap kelebihan yang dimiliki orang lain, biarkan dia bahagia dan kau syukuri apa yang kau punya" ujar capung penuh bijaksana. 

Nyatanya kehidupan bayi kupu-kupu  tidaklah seindah yang dibayangkan si kumbang. Banyak yang memperhatikan Flywer tetapi ia kesepian, sang ayah tidak begitu menyukainya karena bentuknya yang lain dari yang lain. Serta menurut sang ayah karena adanya Flywer rumah mereka tidak kondusif, terlalu berisik dan ramai didatangi orang. 

Begitulah nyatanya hidup yang sikumbang iri adalah hidup yang tidak seindah banyangannya. 

Kini Flywer sudah beranjak remaja, setiap kali hujan turun ia menatap jendela rumahnya "aku ingin diterima ayah, aku ingin disayangi beliau, aku kesepian.. ayah" begitulah curahan hati Flywer kepada tetesan air hujan. 

"Ayah bagai orang asing, seolah tidak perduli dan tidak ingin aku ada" ratapannya hanya terhempas oleh rintikan hujan. Ia berupaya tabah dan mempelajari watak sang ayah, agar dia dapat diterima dengan baik. 

Harapannya sederhana, buka ingin popular dikalangan banyak orang. Ingin disayangi ayahnya. Begitulah sebagian dari kita melirik kehidupan orang lain sebagai kehidupan idaman. Padahal dibalik kebahagiaan pastilah ada ketidak sempurnaan, ini lah dunia. Fana, dan membutuhkan ketabahan dan upaya agar dapat kebahagiaan yang haqiqi. 

Bersambung part 1 

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun