Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Lainnya - Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|penulis amatir|S.kom |pecandu buku|Sosial Media creative|Ide itu mahal|yuk menulis|doakan mau terbitin novel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nepotisme Terselubung

24 Januari 2018   10:22 Diperbarui: 24 Januari 2018   10:49 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nepotisme, menurut Wikipeda Nepotisme berarti lebih memilih saudara atau teman dekat berdasarkan hubungan bukan berdasarkan kemampuannya. 

Tentu rekan-rekan sudah sangat Familiar dengan istilah Nepotisme. Saya akan bercerita sedikit tentang pengalaman saya, sahabat saya dan beberapa teman jauh saya. 

Sering disuarakan oleh banyak Perusahaan bahwasanya mereka tidak menerima atau merekrut karyawan bawaan (Keluarga karyawan, saudara atau teman karyawan) namun fakta dilapangan jarang sekali recruitment tanpa ada kandidat bawaan orang "dalem".

Nepotisme terselubung ini lebih agak main cantik, seolah semua kandidat melalui tahapan-tahapan test di tempat recruitment. Namun entah karena si pelamar bawaan itu tinggi hati atau polos, dengan percaya diri dia bercerita bahwa test yang dilalui nya hanya formalitas. Dia sudah yakin akan lolos, karena dia punya orang dalam yang akan mereferensikannya.

Anggaplah dia polos, yang dia tau dia mengikuti prosedur. Tetapi yang ingin saya pastikan, adakah rasa bersalah dalam hati dan pikirannya. Pernah kah terbesit dalam benaknya, posisi yang ia dapatkan mungkin adalah posisi yang lebih pas untuk si A, karena A lebih expert. 

Sewaktu kecil kita pasti diajari untuk tidak memakan bagian atau jatahan adik atau saudara kita ya? Orang tua mayoritas menerapkan, makan bagianmu. Jangan berani memakan yang bukan bagian kamu. 

Sampai detik ini saya merasa nepotisme itu bukan suatu budaya yang baik untuk dilestarikan, apapun alasannya. Entah ingin membantu keponakan yang baru lulus atau memanfaatkan posisi tinggi untuk memasukkan orang-orang terdekat anda. 

Sepintas terlihat fair, semua mengikuti step-step perekrutan. Tahukah anda, ada berapa banyak potensi yang anda depak dan berapa banyak hak yang anda rampas. 

Setidaknya para orang tua menanamkan mental 'berusaha' bukan mental instant, tenang kamu akan masuk kesana. Dibantu paman mu, selain anak tidak akan berkembang. Anak tersebut akan berlaku sama secara terus menerus dan turun temurun. Seolah itu menjadi habbit yang biasa saja.

Bolehlah kalian memiliki banyak Collega, bolehlah kalian memiliki pangkat dan kedudukan. Tetapi berpikir jernihlah, setiap orang harus berkompetisi secara sehat. 

Secara fair dan budaya nepotisme itu akan terhapuskan. Jangan biarkan kami berpikir, percuma ikut test sana sini, ujung-ujungjya orang bawaan yang akan menempati posisi tersebut. Berikan peluang bagi orang-orang yang berpotensi bukan pada orang yang hanya mengandalkan relasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun