Indonesia, Middle-Power, dan Asia-PasifikÂ
Dalam melaksanakan kebijakan politik luar negerinya, Indonesia memandang kawasan Asia-Pasifik sebagai salah satu prioritas untuk menegaskan identitas dan pengaruhnya. Identitas Indonesia dapat dikategorikan sebagai sebuah middle-power di kawasan Asia Pasifik. Middle-Power sendiri dapat dipahami sebagai negara  dengan kekuatan menengah yang berada diantara negara superpower dan ordinary power. Negara middle-power dapat dilabelkan pada beberapa negara dengan kekuatan sumber daya independen dan menarik, serta memiliki peran penting di lingkup regional. Negara-negara middle-power memanfaatkan peran multilateral sebagai ujung tombak politik luar negeri mereka, yang menekankan sikap diplomatis dalam mewujudkan kepentingan nasional dan memperluas pengaruh mereka di kancah global.
Indonesia menganggap kepentingan untuk memperluas pengaruhnya sangat vital bagi urusan politik luar negerinya di beberapa kawasan, salah satunya kawasan Asia-Pasifik. Indonesia memiliki perwujudan visi menjadi sebuah emerging middle-power global di tahun 2045. Emerging middle-power dapat dimaknai sebagai negara-negara middle power yang berpotensi untuk berkontribusi lebih luas di tatanan regional dan global dan berkemampuan untuk menjadi role model membangun koalisi tertentu. Tentunya visi untuk menjadi sebuah emerging middle-power di tahun 2025 memerlukan dukungan internal yang kuat dari seluruh bangsa Indonesia dengan keikutsertaan dalam mewujudkan indikator-indikator kemajuan yang harus dipenuhi. Hal tersebut dapat diwujudkan secara nyata melalui adanya kesadaran sebagai bangsa Indonesia yang kuat dan berdaya juang. Dalam tulisan ini penulis akan memberikan sudut pandang bagaimana kesadaran berbangsa dapat membantu mewujudkan visi Indonesia pada tahun 2045 untuk menjadi sebuah emerging middle-power.
Kesejahteraan Bangsa Sebagai Pondasi Pertama
Untuk mewujudkan visi besar "Indonesia as emerging middle power" pada 2045 terdapat beberapa indikator yang harus diwujudkan sebagai langkah-langkah kemajuan bangsa. Langkah-langkah tersebut pada dasarnya dapat menunjukkan tingkat kualitas sosial Indonesia yang tinggi apabila dapat dilaksanakan secara efektif oleh masyarakat secara keseluruhan. Kondisi sosial masyarakat Indonesia yang saat ini masih membutuhkan perombakan signifikan di beberapa bidang seperti pendidikan, ekonomi, maupun kebebasan berpendapat menunjukkan bahwa jalan yang harus ditempuh untuk mewujudkan visi tersebut masihlah panjang. Di balik ambisi dan potensi yang Indonesia miliki, masih banyak indikator-indikator kemajuan yang harus dipenuhi.
Salah satu bentuk visi yang ingin diwujudkan oleh Indonesia sebagai sebuah emerging middle power pada tahun 2045 adalah menjadi salah satu poros maritim internasional. Indonesia memiliki ambisi besar untuk menjadi sebuah negara maritim kuat yang independen, maju, berdaulat, serta mampu berkontribusi secara positif bagi negara-negara lainnya di bidang kelautan. Kekuatan maritim Indonesia terlebih khusus di kawasan Asia Pasifik ini dapat diwujudkan dengan kesadaran masyarakat Indonesia atas pentingnya laut serta seluruh kekayaannya untuk dijaga bersama-sama. Dengan terjaganya laut Indonesia tersebut tentunya akan memberikan kesempatan bagi ekosistem alami laut bumi pertiwi ini untuk terus memberikan kekayaan yang melimpah untuk kemudian dapat dimanfaatkan bagi kepentingan bangsa ini.
Pada situasi krisis, sebuah negara yang tergolong middle power biasanya akan dituntut untuk berfokus pada upaya yang disebut "smart" and "entrepreneurial". Upaya-upaya tersebut kemudian beriringan dengan jalannya tiga konsep, yakni membangun hubungan kerjasama, keaktifan global dengan middle powers lainnya, serta pencarian pengakuan global ditengah-tengah kondisi krisis. Upaya "smart" and "entrepreneurial" ini merupakan cara agar negara-negara middle power dapat bertahan dan berkembang, yang tercermin pada pandemi COVID-19 melanda beberapa saat lalu. Tentunya dalam mewujudkan dua hal tersebut diperlukan sumber daya manusia yang mumpuni dan maju, sehingga dapat membawa bangsa kita untuk terus bergerak ke depan menjadi salah satu bangsa yang dipandang kuat dikancah global. Perwujudan tersebut terletak pada bidang pendidikan dan ekonomi.
Ekonomi memegang peranan penting dalam menentukan status dan kondisi sosial sebuah negara. Kemampuan suatu negara untuk dapat berdiri dan berdaulat bergantung pada kondisi stabilitas ekonominya. Kesadaran sebagai seorang warga negara untuk mengambil peran dalam meningkatkan perekonomian negara sangat dibutuhkan dalam mewujudkan visi Indonesia di tahun 2045 sebagai emerging middle power. Tentunya hal tersebut berkaitan dengan salah satu tolak ukur middle power yakni besaran GNP yang menyokong kemampuan suatu negara untuk mempengaruhi lainnya dan kawasan tertentu. Stabilitas ekonomi suatu negara dapat menuntun kepada kemandirian dan tingkat daya saing yang tinggi, serta kondisi rakyat yang sejahetera. Ekonomi yang stabil juga dapat berdampak pada pembangunan nasional yang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara maksimal, tersedianya barang dan jasa, dan mendorong persaingan ekonomi dalam kancah global.
Bukan hanya ekonomi saja yang memegang peranan penting dalam menentukan arah kemajuan suatu bangsa dan negara. Pendidikan di satu sisi juga menjadi salah satu faktor terbesar dalam memajukan kesejahteraan sebuah negara. Pendidikan yang memiliki tingkat kualitas tinggi tentunya akan menghasilkan produk berupa sumber daya manusia yang berkualitas tinggi pula. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara maka semakin tinggi juga standar hidup manusia di dalamnya. Pendidikan memiliki kemampuan kuat dalam membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku seseorang. Hal ini kemudian membentuk karakter semangat nasionalisme kuat yang didasarkan integritas moral yang tinggi. Tentunya pendidikan akan memegang kunci bagi perwujudan visi Indonesia sebagai emerging middle power. Kualitas anak bangsa yang berpendidikan tinggi akan membawa perubahan signifikan dalam kemajuan negara, terutama di bidang pengetahuan dan tekonologi. Kemajuan di dua hal ini sangat dibutuhkan oleh Indonesia untuk menjjadi sebuah kekuatan besar.
Langkah lain yanng dapat diperkuat Indonesia untuk mencapai ambisi mereka untuk menjadi emerging middle power di kawasan Asia Pasifik pada 2045 adalah penguatan asas demokrasi internal, mengingat persona Indonesia terkait demokrasi yang cukup baik di lingkup eksternal. Indonesia memiliki pengaruh yang cukup besar dalam mempopulerkan serta menyuarakan demokrasi di lingkup Asia-Pasifik sebagai sebuah middle power di kawasan tersebut. Salah satu bentuk implementasi nyata yang dilakukan Indonesia yakni membentuk "Bali Democracy Forum" (BDF) di masa pemerintahan Presiden Yudhoyono. BFD sendiri dibentuk Indonesia sebagai wujud implementasi dukungan terhada prinsip "the attainment of democracy in the region" dengan menyediakan sebuah forum pertukaran sudut pandang terkait praktik demokrasi di antara negara-negara Asia-Pasifik. Demokrasi dapat direalisasikan dengan cara membentuk kesadaran bahwasannya segala jenis kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah adalah bentuk representasi dari segala bentuk aspirasi yang diajukan rakyat. Penguatan demokrasi, perhatian terhadap kekuatan maritim, peningkatan kualitas pendidikan bangsa, serta stabilitas ekonomi jangka panjang nasional merupakan langkah-langkah dasar dalam menyukseskan visi Indonesia sebagai emerging middle power di tahun 2045.