Mohon tunggu...
Muhamad WahyuRosadi
Muhamad WahyuRosadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menjelajahi Bumi Allah untuk Menebarkan Manfaat Kepada Sesama Manusia.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ini Cara Mengatasi Sampah di Pulau Kecil (Gili) NTB

31 Oktober 2019   13:32 Diperbarui: 31 Oktober 2019   13:49 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim DCA sedang melakukan edukasi pemilahan sampah di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu | dokpri

Pulau kecil (red: Gili) merupakan wilayah yang terpisah secara geografis oleh lautan dengan pulau besar yang ada (Lombok dan Sumbawa). Dengan kondisi wilayah yang seperti ini, tentu akan memiliki berbagai macam tantangan dalam hal pembangunan (SDM maupun infrastruktur) yang akan dilakukan oleh pemerintah. 

Aksesibilitas tentu harus menjadi priotitas pemerintah sebagai bentuk perhatian kepada masyarakat yang tinggal di pulau kecil. Jika hal ini diabaikan dapat berdampak kepada pembangunan yang tidak merata antara wilayah daratan di pulau besar dengan pulau kecil tersebut.

Pemerintah harus terus memperhatikan kondisi masyarakat yang berada di pulau kecil. Jangan sampai terjadi "Perbedaan Perhatian" antara wilayah daratan dengan pulau kecil. Terutama dalam hal penanganan sampah. Sampah merupakan sisa barang yang sudah tidak digunakan lagi oleh setiap manusia dalam kehidupannya sehari-hari. 

Setiap orang tentu menghasilkan sampah yang berbeda-beda. Mulai dari sampah plastik, sampah organik, B3, dan yang lainnya. Pemerintah Provinsi NTB dalam hal ini telah mencanangkan salah satu program unggulan untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut, yaitu program NTB Zero Waste.

NTB Zero Waste ini membawa angin segar bagi keberlangsungan lingkungan masa depan wilayah NTB. Pemerintah mulai mencoba membangun kembali kesadaran masyarakat akan pentingnya mengolah sampah yang sudah ada dan mengurangi penggunaan barang yang dapat menghasilkan timbulan sampah. 

Berbagai macam cara telah dilakukan untuk mewujudkan NTB Zero Waste ini, salah satunya adalah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya Zero Waste itu sendiri. Namun sosialisasi ini kebanyakan terfokus kepada masyarakat yang berada di daratan, jarang sekali dilakukan sosialisasi kepada masyarakat yang berada di pulau-pulau kecil. 

Sehingga kesadaran masyarakat pulau untuk membuang sampah sembarangan masih minim sekali. Pemerintah harusnya hadir di tengah-tengah mereka untuk memberikan perhatian yang lebih dalam hal penanganan sampah di pulau kecil.s

Pulau kecil harus diperhatikan secara lebih dalam hal penanganan masalah sampah karena kondisi geografisnya yang berada jauh dari daratan. Pemerintah harus berpikir bagaimana cara agar sampah yang dihasilkan di pulau kecil tersebut harus diselesaikan di pulau tersebut, tidak dibawa ke daratan. Karena ini akan membutuhkan biaya yang sangat besar dalam transportasi untuk mengangkut sampah ke daratan. 

Penulis ingin memberikan salah satu konsep penyelesaian masalah sampah di pulau kecil. Dalam hal ini, penulis mengambil contoh dari Pulau Untung Jawa yang berada di Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Penulis melihat secara langsung proses pengelolaan sampah dari awal -- akhir di pulau tersebut. Programnya bernama SOSIS (Save Our Small Islands).

SOSIS (Save Our Small Islands)
SOSIS ini tujuannya untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat setempat yang tinggal di pulau kecil untuk menjaga kelestarian lingkungan dan terhindar dari sampah. Diinisiasi oleh Lembaga Divers Clean Action (DCA) yang terjun langsung mendampingi dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Beberapa tahapan yang dilakunan oleh DCA adalah sebagai berikut: 

Pertama, DCA melakukan edukasi kepada masyarakat setempat untuk melakukan pemilahan sampah secara langsung dari rumahnya. Pemilahan sampahnya terdiri dari sampah organik, sampah plastik (kemasan, mika, dan atau yang tidak bias dijual ke bank sampah), sampah plastik (botol, gelas plastik, dan atau yang bias dijual ke bank sampah), dan sampah residu (yang tidak bisa diolah kembali)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun