Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Meja Makan pagi Anggota Parlemen (Cermin)

7 Maret 2012   21:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:23 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ceria --- dengan gerak tipu, seorang pensiunan --- tidak pasti apa pensiunan jenderal apa Pegawai Sipil. Yang terang meja makannya mahal --- di rumahnya yang juga mahal. Duit dan rekeningnya pun gendut pula. Happy !

“Bu, bisa itu proyek dijalankan --- kita bagi-bagi tugas, nanti fraksi itu bapak yang garap, ibu bicarakan saja dengan bapak McEnroe. Bankir itu harus konfirm, Mdm Locolina cukup kompeten untuk jabatan itu”

“Bankir itu telah mengirim transfer OP --- Madame mengundang makan malam nanti, konon bapak Mc Enroe sudah konfirmasi, fraksinya telah setuju semua --- fraksi itu bapak uruslah, biar proyeknya mulus” Nyonya Sosialita membayangkan “permainan di Gedung Grand Duchy Capitol” akan mulus-mulus saja.

Bisnisnya gampang --- hasilnya ratusan milyar.Kedua laki-bini itu saling pandang dan tersenyum.

“Enak juga “dagang jabatan” strategis , mungkin periode 1013-1019 --- jabatan menteri bisa kita dagangkan !”

“Bagaimana strateginya”Tanya bininya --- yang wajahnya ndeso tetapi rejekinya kotaan.

“Mulai kita gerilya di partaiku --- yah modal-modal f. 200 milyar, proyek Budget ‘kan kita kebagian ‘tu, semua hasil ditanam di sana. Proyek perdagangan Jabatan Strategis periode ini kita fokus di Sektor Perbankan saja ………………… eMmmm4-5 jabatan bisa menghasilkan hampir satu triliunan ma …………..” si Bapa tersenyum dan tertawa, ia menyeruput kopinya.Bininya pun tertawa.

“Mulus pa”

“Pa, Ambassador bisa ?”

“Begini, begini --- periode 1013 kalau Presidennya bisa kita “jaminkan aman”, jangankan Duta atau Gubernur De Javasche --- segala jabatan militaire dan sivil bisa kita atur dari meja makan ini, ma !”

Angin musim semi masih menyisakan kesegaran, sebelum memasuki musim panas. Bunga Steffanot ungu berangkai-rangkai sepanjang pagar di depan ruang makan. Cantik !

 

“Baik, baik ……………… ya ya baik jenderal,fit and proper test harus okay jenderal…………….. ya,ya,nanti travel-cheque …………….. tunggu saja ……………. Ya, ya jenderal.Horas !”

 

Sang suami bertelepon dengan entah siapa.

“Mulus ma, makan siang papa di luar”

“Mama juga --- nanti malam ‘kan makan malam dengan Mr. McEnroe dan Madame Locolina --- mama salin pakaian diVistana Hotel ……………… mungkin bobo siang juga di hotel pa”

“Bisnis kita tidak pernah mati ………… tidak mati-mati ma”Mereka tersenyum meninggalkan meja makan.

Sementara itu rekening mereka bertambah gendut juga.

[MWA] (Cermin Haiku-21)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun