Mohon tunggu...
Muhammad Wislan Arif
Muhammad Wislan Arif Mohon Tunggu... profesional -

Hobi membaca, menulis dan traveling. Membanggakan Sejarah Bangsa. Mengembangkan Kesadaran Nasional untuk Kejayaan Republik Indonesia, di mana Anak-Cucu-Cicit-Canggah hidup bersama dalam Negara yang Adil dan Makmur --- Tata Tentram Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi. Merdeka !

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bank Indonesia jangan bengong --- Urus dan Binalah Perbankan dan Kebijakan Moneter (Karikatur)

14 Februari 2012   01:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:41 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13291832761466902280

Wah --- jaman Krisis Moneter Bank Indonesia membuat banyak blunder, malah Gubernur dan Pejabat terasnya banyak terlibat kasus Korupsi dan Manipulasi. Untungnya di Indonesia penyelesaian hukumnya --- enteng, hilang-hilang timbul …………….. lantas hilang. Banyak Tindak Kejahatan Bank yang hilang begitu saja ……………… seperti kotoran yang dihanyutkan Kali Ciliwung.

Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Otoritas Moneter mencelakakan Perekonomian Indonesia --- asset Bank-bank Konglomerat Hitam hilang-timbul tenggelam dalam manipulasi proses penyelesaian Krisis Multi-dimensi itu (mulai 1997).

Badan-badan resmi dan Ad hoc meriah rayahan dalam gelimang Kebijakan yang buntut-buntutnya koruptif --- NKRI harus terbelenggu dalam Hutang menalangi BLBI ---lebih dari Rp 600 triliun.

Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) adalah Biaya yang sangat mahal yang harus ditanggung Rakyat Indonesia.

Siapa yang membina Bank-bank Komersial milik Konglomerat itu ?Para Bankir Konglomerat itu mendapatkan modal murah meriah --- lantas masih pula mendapat bantuan likuiditas --- Rakyat Indonesia (mayoritas) mendapatkan apa ?

NKRI terpaksa membayar cicilan hutang dan bunganya sepanjang jaman --- Kekayaan Sumber Daya Indonesia tergadai.

Siapa yang diuntungkan ?

Para Manipulator – Koruptor – Konglomerat Hitam dan Pejabat-pejabat Resmi dan Ad Hoc yang beruntung --- yang mengail di air keruh !

Sistem yang dihasilkan oleh Mismanagement plus paradigma koruptif dan manipulatif telah mendistribusikan Kekayaan Sumber DayaIndonesia masuk --- ke Pasar Uang, Pencucian Uang, Penyelundupan Kekayaan Indonesia illegal ke Luar Negeri.

Kini Sumber Daya Modal dan Keuangan itu masuk lagi di Pasar (yang memang diperlukan Perekonomian Indonesia ) --- Sumber Daya Indonesia kembali disadari atau tidak menjadi ajang money-laundry yang dibiayai oleh produktivitas Indonesia.

Indonesia masih tetap dalam jaringan penghisapan Kapitalisme dengan cara --- seperti pepatah Nenek Moyang , “…………… Minyaknya penggorengnya …………… “

Pasar Modal lebih banyak menguntungkan “mereka” dari pada Rakyat dalam Negera ini.

Siapa yang diuntungkan situasi dan kondisi ini ?Mereka itulah --- mereka ada yang berada di dalam Negeri, ada pula di Luar Negeri --- nomenklatur mereka bisa “pejabat” bisa pula “investor”.

Ahoy lemak nian, Jang !

Mahal banget membiayai Negara ini dengan kesia-siaan Economics of Corruption ---

Siapa Negarawan Indonesia yang bisa me-restore penjajahan model ini ?

[MWA] (Karikatur Sospol – 30)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun