Mohon tunggu...
M Muzaqi
M Muzaqi Mohon Tunggu... Programmer - Ketua ACM GP Ansor Brebes

www.ansorbrebes.or.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Parenting: Memahami Perilaku Sang Anak

19 Agustus 2020   09:00 Diperbarui: 19 Agustus 2020   08:55 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. dok : erabarunet

Orangtua yang baik itu tentu bisa memahami perilaku sang anak dalam kesehariannya. Nah pertanyaannya adalah bagaimana cara memahami perilaku anak supaya bisa tepat dalam pengasuhan? Anak merupakan titipan dan anugerah dari Tuhan. 

Dalam kehidupannya, anak terlahir dalam keadaan fitrah (suci), yang nantinya bisa menjadikan anak baik atau tidak adalah pengaruh besar dari orang tua dan lingkungan sekitarnya.

Sebagai orangtua, sudah semestinya terus mendorong anak untuk tetap berperilaku baik dan meninggalkan perilaku yang tidak baik. Perkataan dan perbuatan anak bergantung pada perasaan anak saat itu seperti apa, misalnya  anak akan tertawa atau senyum Ketika mereka Bahagia. 

Oleh karena itu, perasaan Bahagia anak itu akan mempengaruhi perilaku baik anak pula. Sebaliknya, Ketika anak merasa tidak Bahagia, frustasi, maka anak akan banyak melakukan hal yang buruk. Inilah bagian tugas orangtua supaya menjadikan anak tetap Bahagia dan bisa berperilaku baik.

Anak akan merasa senang jika mendapatkan pujian dari orang lain, apalagi dari orangtuanya. Karena dengan memuji ini, orangtua bisa meningkatkan perilaku yang baik yang akan dilakukannya. 

Selain memuji anak, orangtua juga bisa memberikan suatu penghargaan (hadiah) kepada anak jika anak itu melakukan kebaikan, misalnya dengan mengucapkan 'terima kasih' kepada anak jika telah membantu  pekerjaan orantua, meskipun hanya mengambilkan air minum. Cara-cara seperti ini yang dapat meningkatkan kebahagiaan anak.

Selain orangtua mendorong anak untuk terus berperilaku baik, orangtua juga harus bisa mengurangi perilaku buruk anaknya. Hal yang mestinya dihindari oleh orangtua adalah bertindak kekerasan pada anak, terlebih saat anak melakukan kesalahan. Karena kekerasa itu tidak akan mengatasi masalah, melainkan akan menambah masalah baru. 

Apalagi dengan kekerasan itu anak akan berpikir bahwa berlaku kasar kepada orang lain adalah suatu hal yang wajar dilakukan. dampak kekerasan pada anak luar biasa, misalnya Ketika dipukul, tubuh anak bisa lebam dan luka. Dampak psikis terhadap anak adalah anak menjadi pemarah, agresif, tidak percaya diri dan hilang konsentrasi belajarnya.

Lantas, bagaimana cara menghadapi perilaku buruk anak? Duduklah Bersama dan bermusyawarah, untuk membuat suatu kesepakatan dan aturan Bersama terkait dengan perilaku sehari-hari, dan sampaikan konsekuensinya apabila anak melanggar aturan yang sudah disepakati.

Poin yang bisa diambil adalah :

1. Anak adalah anugerah Tuhan untuk orangtuanya. Anak menjadi baik adalah  karena pola asuh orangtuanya dan pengaruh lingkungan.

2. Orangtua sebaiknya terus mendorong anak untuk berperilaku baik dan menghindari perilaku buruk.

3. Tingkatkan kebahagiaan anak untuk bisa mendorong anak berperilaku baik, misalnya dengan memuji hal yang baik yang  telah anak lakukan.

4. Hindari kekeras fisik maupun nonfisik apabila anak melakukan perilaku buruk, karena akan berdampak anak cepat mejadi pemarah, agresif, tidak percaya diri bahkan anak kesulitan konsentrasi dalam belajar.

* Penulis : M. Muzaqi (Ketua ACM Brebes)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun