Mohon tunggu...
Muzammil
Muzammil Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Konflik Kanjuruhan Malang

23 Januari 2023   20:45 Diperbarui: 23 Januari 2023   20:50 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbicara suporter yang ada di Indonesia, maka ada dua komunitas suporter di Indonesia yang paling sering mewarnai dinamika persepakbolaan di Indonesia, yaitu Bonekmania asal Surabaya dan Aremania dari Malang. Dan dua suporter ini seperti tidak ada habisnya dalam rivalitas, mulai rivalitas dalam yel-yel, lagu, koreografi dan masih banyak lagi. Bahkan rivalitas itu terjadi di luar lapangan, seperti berbagai kasus sweeping suporter ketika salah satu klub bermain tandang ke Malang atau Surabaya. Bahkan beberapa warga juga mengalami banyak kerugian saat menonton pertandingan dua tim tersebut.

            Membicarakan Aremania dan Bonekmania seperti membicarakan rivalitas yang tidak bisa terselesaikan, selalu ada korban akibat rivalitas tersebut dan selalu banyak wacana-wacana yang tidak terselesaikan. Salah satunya tragedi yang terjadi saat persebaya bertandang ke markas tim Arema FC dimana banyak korban jiwa yang melayang akibat kerusuhan yang terjadi pada bulan oktober 2022 silam. Tragedi ini menjadi tragedi terbesar kedua dimana sebelumnya pernah terjadi konflik pada saat kualifikasi Olimpiade Tokyo tahun 1964 antara Peru vs Argentina. Kerusuhan diawali Ketika goal timnas peru dianulir oleh wasit dan Ketika laga selesai salah seorang suporter yang tidak terima oleh keputusan wasit mulai memukul wasit,dimana itu adalah awal dari kerusuhan yang terjadi di Estadio Nacional Disaster,Peru. Kemudian kerumunan supporter mulai turun ke lapangan dan bentrokan pun tak dapat di hindari pada saat itu, dikutip dari priceonomics terdapat 328 orang tewas.

            Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang meletus usai pertandingan antara Arema FC kalah 2-3 melawan Persebaya. Supporter yang kecewa karena timnya kalah, mereka mulai turun ke lapangan mencari para pemain dan official tim Arema FC untuk meluapkan rasa kesal mereka. Pada saat suporter mulai memasuki lapangan polisipun mulai menembaki gas air mata dikarenakan tindakan para suporter yang mulai bertindak anarkis, oleh karena tindakan pengamanan yang dilakukan polisi terdapat 714 korban jiwa termasuk 131 orang tewas. Kepolisian juga telah melakukan pengumpulan data, fakta dan rekaman CCTV di tempat kejadian Stadion Kanjuruhan. Hal itu merupakan gerak cepat aparat kepolisian dalam mengusut peristiwa tersebut.

            Buntut tragedi yang terjadi pada saat Persebaya vs Arema tahun 2022 silam mendapatkan perhatian khusus oleh FIFA (Federation Internationale de Football Association). FIFA langsung turun tangan untuk memantau keadaan setelah terjadi kerusuhan. Dalam kunjungannya, perwakilan FIFA turut melakukan pengumpulan data sekaligus memeriksa situasi ketika kerusuhan terjadi. Sebelumnya, FIFA melalui Presidennya Gianni Infantino menyatakan komitmennya untuk mendukung proses transformasi sepakbola Indonesia pasca tragedi Kanjuruhan. Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan agenda transformasi sepak bola Indonesia dalam pernyataan publik. Dalam keterangannya, Presiden Jokowi mengumumkan bahwa FIFA sebagai badan utama sepak bola dunia siap bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk melaksanakan program transformasi tersebut.

            Menurut keterangan penonton bahwa akses keluar stadion ditutup pada saat kericuhan terjadi sehingga para penonton berdesakan di dalam untuk menghindari tembakan gas air mata yang dilontarkan oleh aparat kepolisian. Sedangkan menurut kordinator keamanan bantah tutup akses keluar ketika laga sudah usai.

            Pada saat itu KAPOLRES Malang juga sudah mengirim surat kepada panitia pelaksana agar memajukan jadwal pertandingan antara Arema FC vs Persebaya ke pukul 15:30 dengan pertimbangan keamanan, selain kepada panitia pelaksana surat juga sudah diajukan pada PSSI.

Di sisi lain, pihak penyiar mendesak panitia untuk tetap ditayangkan laga big match tersebut pada saat prime time. Pihak penyiar, beralasan akan menyulitkana broadcaster serta berpotensi kehilangan sponsor.

            Menurut keterangan PT LIB bahwa jam pertandingan telah dikonsultasikan oleh POLRI secara keseluruhan. Untuk jam pertandingan disesuaikan dengan kondisi wilayah masing-masing daerah. PT LIB juga menjelaskan bahwa aturan pertandingan sudah sesuai arahan POLRES Malang. Menurut PSSI ini tanggung jawab PANPEL atas tragedi tersebut,sedangkan menurut PANPEL PSSI juga harus bertanggung jawab, dan polisi menjelaskan bahwa bukan gas air mata yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa,PT LIB sebelumnya mengatakan bahwa pihak broadcaster yang meminta laga tayang saat jam malam, dan penyiar mengatakan bahwa jadwal diputuskan oleh PT LIB dan mereka selalu mengikutinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun