Mohon tunggu...
Omar HakimMaulani
Omar HakimMaulani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Cosmopolitan

Intelligence is the capacity to receive, decode and transmit information efficiently. Stupidity is blockage of this process at any point. Bigotry, ideologies etc. block the ability to receive; robotic reality-tunnels block the ability to decode or integrate new signals; censorship blocks transmission.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Cerita-cerita dari Kolyma

15 Desember 2022   14:30 Diperbarui: 15 Desember 2022   14:36 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Saya baru saja selesai baca buku "Kolyma Tales " karya Varlam Shalamov (l. 1932 - w. 1982). Buku Kolyma Tales terdiri dari 86 cerita-cerita pendek, kebanyakan 3 hingga 6 halaman kadang sampai 12 halaman, yang ditulis Varlam Shalamov ketika ia menjadi tahanan politik di kamp kerja paksa (gulag) Kolyma di Siberia dari tahun 1937 hingga 1951. Setelah pembebasannya, Shalamov mulai menulis pengalamannya di Kolyma. Yang membuat tulisannya menarik adalah cara dia menyampaikan pengalamannya ketika berada di sana. Buku yang saya baca adalah yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris oleh Donald Rayfield dan diterbitkan oleh The New York Review of Books.

Gaya penulisannya singkat, sederhana, dan apa-adanya. Dia tidak menerangkan tentang teror, penyiksaan, kematian atau ketidak-adilan yang terjadi di Kolyma kepada pembaca, melainkan menyampaikan pengalaman-pengalaman mengerikan yang ia lalui dalam cerita-cerita pendek. Narasinya lebih sebagai saksi mata daripada tipikal cerita-cerita pendek yang biasa kita baca. Dia tidak perlu menerangkan bahwa memotong tangan orang adalah kejahatan yang keji, dia cukup melukiskan kejadiannya dan membiarkan pembaca menyerap dampaknya ketika mereka membaca kalimat-kalimat yang dingin dan tanpa emosi ini. Tidak ada bunga-bunga kehidupan di Kolyma, begitu juga gaya penulisan Shalamov.

Kolyma adalah sebuah daerah yang luas di ujung timurlaut Siberia. Sebagian besarnya merupakan cekungan dari Sungai Kolyma yang mengalir ke utara menuju Samudera Arktik, sebagian daratannya ada di atas lingkaran Arktik. Cuaca di sana dinginnya sangat kejam, dengan temperatur bisa mencapai di bawah minus 50 derajat Celcius. Begini Shalamov menggambarkan cuaca di sana: "Para pekerja tidak diijinkan melihat thermometer, dan mereka tidak memerlukannya. Berapapun suhu temperaturnya, mereka tetap harus kerja. Kapan saja, pengalaman bisa memberitahu dengan tepat berapa derajat di bawah nol suhu saat itu. Jika, ada kabut es, maka suhu adalah minus empatpuluh derajat: jika, ada suara ketika mengeluarkan napas tetapi masih bisa bernapas dengan normal, maka suhunya adalah minus empatpuluh-lima derajat. Di bawah limapuluh-lima derajat mengeluarkan ludah gumpalannya akan membeku di tengah udara .."

Di Kolyma, Shalamov menyadari mengapa manusia tidak bisa hidup dari harapan, karena tidak ada harapan sama sekali. Tidak juga, mereka bisa bertahan hidup dari kebebasan berkehendak (free will), free will apa yang ada di sana? Mereka semua hidup berdasarkan insting, rasa mempertahankan diri, atas dasar yang sama seperti sebatang pohon, sebuah batu, seekor binatang. Dalam keadaan ekstrem, peradaban dan budaya manusia menjadi rapuh. Seorang manusia akan berubah menjadi binatang dalam tiga minggu, ketika harus bekerja keras, kedinginan, lapar dan penyiksaan. Inilah paparan nyata pemahaman totaliterisme dan sistem pengendalian sosial Uni Soviet, terutama antara tahun 1936-1956.

Secara teliti, Shalamov mempertunjukkan bagaimana manusia kehilangan rasa kemanusiaannya. Baginya, dunia semestinya dibagi tidak berdasarkan orang-orang baik dan orang-orang jahat, tetapi berdasarkan yang pengecut dan bukan-pengecut. Sembilan puluh lima persen dari pengecut mampu melakukan hal-hal yang paling keji, hal yang mematikan, hanya karena ancaman ringan. Secara umum, empati dan simpati berangsur luluh di tengah pengalaman-pengalaman mengerikan dan berganti menjadi depresi apatis. Dia jarang menunjukkan kejatuhan spiral seseorang dari keluhuran menjadi penjahat yang kejam, tetapi menggambarkan karakter-karakter yang menjadi tanpa emosi, baik yang positif dan bahkan kemudian yang negatif, sebelum mereka putus asa, menyerah.

Semua ceritanya menarik, sayang tidak mungkin meringkas satu per satu cerita-cerita pendeknya melalui ulasan singkat ini. Bayangkan saja, binatang kuda tidak bisa kerja dan hidup di daerah ini, tetapi manusia adalah manusia karena mereka secara fisik lebih kuat dan selalu mencari cara untuk melekat pada kehidupan daripada binatang lainnya. Pada cerita "Di Sebuah Malam" ada dua orang yang menyelinap dari barak mereka di malam hari untuk menggali kuburan seorang tahanan yang baru saja meninggal dunia demi mencuri celana dalamnya yang masih bagus untuk ditukar dengan roti dan tembakau, dan barangkali bisa untuk tambahan satu hari hidup. Di Kolyma, orang merencanakan hidupnya dari jam ke jam. Sangat kejamnya gulag, membuat tahanan yang berakhir di rumah sakit akan berusaha sebisa mungkin membuat kondisi mereka memburuk, atau paling tidak tidak membaik. Jika luka, mereka akan membuka sobekan lukanya lalu menaburkan kotoran agar infeksi, dan sebagainya. Dalam satu cerita, sekelompok tahanan yang berada di rumah sakit sedang mencari cara agar tidak bekerja di tambang emas. Mereka mengumpulkan sisa-sisa roti untuk membeli dinamit dari tahanan lainnya. Kemudian, masing-masing menggenggam salah satu telapak tangannya di batang dinamit dan meledakkan jari-jari mereka. Setelah jari-jari mereka meledak mereka semua gembira karena saat itu mereka tidak bisa kerja di pertambangan emas lagi. Itulah gambaran berapa kejamnya kehidupan di gulag.

Tidak ada yang tahu berapa angka manusia yang mati dalam eksperimen Soviet di bawah Stalin ini. Angka konservatif mencapai 22 juta warga Soviet yang mati di kamp-kamp gulag. Tetapi paling tidak, Shalamov memberi laporan nyata tentang pengalaman mengerikannya dan memberi kesempatan kepada tahanan-tahanan yang mati penghormatan melalui sebuah cerita. Shalamov sendiri bangga atas dirinya yang semenjak dari awal, di tahun 1937, menetapi janji kepada dirinya bahwa ia tidak akan mau menjadi mandor jika promosi dirinya menyebabkan kematian orang lain, jika kebebasannya harus dengan mengabdi pada majikan dengan cara menekan tahanan-tahanan lain seperti dirinya. Hal ini berkenaan, seperti dalam cerita "Susu Kental" di mana ada seorang tahanan yang membujuk tahanan-tahanan lainnya untuk mencoba melarikan diri supaya dia bisa melaporkannya dan mendapat perlakuan istimewa dari para penjaga.

Di cerita terakhir, pada alinea penutup Shalamov menulis: "Stasiun Yaroslavl di Moskow. Suara bising, kesibukan kota Moskow, sebuah kota yang lebih aku sayangi dari semua kota di dunia. Gerbong mulai berhenti. Wajah rindu istriku, yang datang untuk menjemput aku, yang selalu ia lakukan sebelum-sebelumnya, ketika kembali dari perjalanan-perjalanan kerja yang biasa aku lakukan. Kali ini, ketidakhadiranku sangat panjang, hampir tujuhbelas tahun. Tetapi hal yang paling penting adalah, aku bukan kembali dari perjalanan kerja. Aku baru kembali dari neraka."

Penutup yang menyedihkan. Banyak pelajaran yang didapat dari buku ini, tetapi yang menonjol di cerita-cerita dari Kolyma adalah semua hal mengenai ke-ekstrim-an, termasuk cuacanya yang tidak ketinggalan ke-esktrim-annya. Ketika, manusia berada di titik ekstrim, apa saja seperti tidak ada artinya, kadang termasuk nyawa. Buku ini mempertegas pendirian saya yang menolak apa saja perlaku manusia yang bersifat ekstrim.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun